BAB 06|| KHAWATIR

4.7K 376 92
                                    

Bohong

Syaquel berbohong ketika dia memberitahukan Davina tentang keperluan di luar kota.

Syaquel tau itu tidak baik, tapi dia sama sekali tidak bisa hidup bersama Davina. Tidak bisa, benar-benar tidak bisa.

Setiap melihat Davina, melihat anak-anaknya, Syaquel merasa seperti ada sesuatu yang salah akan dia. Dan perasaan itu membuatnya tidak nyaman.

Sekarang, Syaquel tinggal di apartmen nya yang lama. Apartmen yang dalam ingatannya adalah apartmen yang dia tinggali terakhir kali.

Turun ke lantai bawah, Syaquel berencana untuk mencari makan di supermarket.

Saat pintu lift terbuka, tubuh Syaquel mematung, matanya menatap tercengang pada seseorang di depan nya.

Rayana.

Dia baru saja akan masuk kedalam lift, tapi ketika pintu terbuka, Syaquel lah yang ada di dalamnya.

Reaksi tubuh Rayana sama persis dengan Syaquel.

Keduanya saling menatap, hanya detak jantung mereka yang bicara, beserta tatapan mata.

Ketika melihat Syaquel, Rayana pikir pria itu akan marah atau benci melihatnya. Tapi ternyata yang ada di mata Syaquel bukanlah kebencian, namun kerinduan yang dalam.

"Quel?" Panggil Rayana memecah keheningan sekaligus membuat Syaquel yang kaku tiba-tiba tersadar.

"Ay!" Syaquel bergegas keluar dari lift, mengambil langkah besar untuk memeluk Rayana.

"I Miss You." Lirih Syaquel sambil mendekap Rayana dengan erat. "Kenapa? Kenapa semua orang bilang kalau kamu ninggalin aku, Ay? Kenapa Ay? Aku butuh penjelasan dari kamu."

Rayana awalnya bingung dengan reaksi Syaquel, apalagi ketika dia mendengar pertanyaan itu.

Tapi Rayana punya tebakan berani di hatinya.

"Ayo kita ke cafe depan? Ngobrol di sana?" Ajak Rayana pada Syaquel. Telapak tangan ramping miliknya dengan lembut mengelus punggung tegap Syaquel.

"Mn." Syaquel membuat persetujuan.

Akhirnya, keduanya mendatangi sebuah cafe yang masih berada di kawasan apartmen.

Dua orang itu duduk di pinggir jendela kaca yang menampilkan kota di bawah langit malam.

"Aku minta maap, Quel. Memang bener kalo waktu itu aku pergi ke london. Tapi Quel, malam saat kamu ngelamar aku, kamu janji sama aku kalau kamu bakal nunggu 2 tahun lagi buat kita nikah. Itu kesepakatan kita." Rayana terdiam, dia menundukan kepalanya dengan sedih. "Tapi aku enggak nyangka kalau, setelah dua tahun, aku pulang, kamu udah nikah dengan orang lain.

...Waktu itu, aku syok dan sedih, milih buat balik lagi ke london, aku enggak berani nemuin kamu karena takut istri kamu salah paham. Dua tahun aku enggak bisa ngelupain kamu, aku pulang. Beberapa bulan lalu saag aku tau kamu kecelakaan, aku jengukin kamu di rumah sakit. Tapi istri kamu ngusir aku, dia gak mau aku nemuin kamu. Berkali-kali, aku udah bilang sama dia kalau kita gak ada hubungan lagi, tapi kayaknya dia gak percaya."

Telapak tangan Syaquel terkepal mendengar itu.

Ada rasa sakit dan marah ketika dia tau bahwa sebenarnya Rayana berkali-kali ingin menjenguknya, tapi di larang oleh Davina.

Rayana selesak bercerita, dia menangis. Syaquel bangun dari kursinya, menghampiri Rayana dan memeluknya.

"Maaf, maaf karena aku enggak nepatin janji buat nunggu kamu, Ay." Syaquel mengecul pucuk rambut Rayana dengan lembut. "Aku juga enggak tau apa yang terjadi, kenapa semuanya berbeda saat aku bangun di rumah sakit. Tapi di hati aku, Ay, yang aku tau sekarang, cuma kamu."

S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang