Davina bangkit berdiri dengan kesal, menimpuk wajah Syaquel dengan bantal yang tadi dia tiduri.
Syaquel mengaduh, lalu tertawa sambil memeluk Davina dengan gemas.
"Lucunya calon istriku~"
Davina mengerang kesal, menjauh dari jangkauan Syaquel. Tapi pria itu terus mengejar dan meremasnya kedalam pelukan.
"Mas diem, ya! Kamu enggak pake baju!"
"Kamu juga enggak pake baju," Balas Syaquel sambil menyeringai.
Davina refleks menunduk, buru-buru menarik selimut diatas kasur. Menutupi tubuhnya yang bugil.
Ketika keduanya berada di dalam kamar, ketukan keras pada pintu kamar tiba-tiba terdengar.
Brak! Brak! Brak!
"Mama! Mama!"
Suara Shaka terdengar dari luar. Davina dengan panik lantas mengumpulkan semua pakaiannya, Hendra memakainya di tempat saat Syaquel memegang tangan wanita itu.
"Kamu ganti aja di kamar mandi. Aku yang bukain pintu," Ujar Syaquel.
Davina mengangguk, masuk kedalam kamar mandi. Syaquel sendiri buru-buru memakai boxer dan kausnya. Syaquel membuka pintu secara tiba-tiba, membuat Shaka yang masih mengetuk pintu dengan semangat hampir jatuh ke depan. Syaquel buru-buru menahan tubuh putranya.
"Pa!" Protes Shaka.
"Kenapa, sih, Kak?" Tanya Syaquel.
"Syaki eek! Bau. Bubulnya juga tumpah, Pa." Shaka mengadu, menunjuk ke kejauhan.
Syaquel menghela nafas, turun ke lantai bawah sambil menggendong Shaka. Ketika dia melihat putra bungsunya, anak itu sedang mengaduk-aduk bubur yang tumpah di karpet. Syaquel menurunkan Shaka, bergegas menarik Syaki.
"Kok buburnya di gituin, nak." Syaquel menutup hidung dari bau eek Syaki yang membuatnya mual, "Shaka main dulu, jangan duduk di karpet, ya! Jangan di mainin juga!"
Shaka mengangguk, "Iya, pa."
Syaquel bergegas membawa Syaki ke lantai atas, pergi ke kamar mandi di kamarnya untuk meminta bantuan Davina.
"Kenapa?" Tanya Davina yang baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat Syaquel.
"Syaki pup."
"Oh." Davina mengambil alih Syaki, masuk kembali kedalam kamar mandi, "Ambilin celananya di kamar."
Syaquel mengangguk, pergi ke kama ruang Davina tempati, mengambil celana kecil Syaki. Setelah itu, dia kembali ke kamarnya.
Syaki yang sudah di bersihkan Davina baringkan di atas tempat tidur yang tidak lagi terbalut sprei.
"Mama! Mama! Mama!" Anak itu terus mengoceh sepanjang Davina memakaikannya celana.
"Karpet di bawah kita laundry aja ya, soalnya kotor."
Davina mengangguk.
Syaquel menyuruh pelayan mengganti karpet lama dengan karpet yang baru.
Shaka melihat sang ibu yang turun sambil menggendong adiknya, berteriak-teriak dengan semangat.
"Ma! Tadi Syaki numpahin bubul!"
"Iya, iya. Tapi Shaka enggak ikutan, kan?" Tanya Davina dengan senyuman.
Shaka langsung menggelengkan kepalanya, "Enggak kok, Ma!"
Davina tersenyum, duduk di sebelah Shaka.
"Shaka seneng kita pulang?" Tanya Davina.
Shaka menganggukkan kepalanya.
"Seneng! Bisa sama Papa lagi." Shaka menyeringai, memperlihatkan gigi putihnya pada Davina.
"Shaka memang enggak marah waktu itu Papa enggak ada bareng kita?"
Shaka cemberut, menautkan jari-jari kecilnya.
"Malah! Tapi nanti kasian kalau papa di tinggalin sendili, Ma."
Davina mengusap kening putranya. Syaquel datang dari belakang, mencium kening Shaka dengan sayang.
"Makasih udah mau pulang, Sayang."
Shaka mengangguk, dia tidak tau mengapa ayahnya mengucapkan terimakasih. Anak itu mengulurkan tangannya, meminta Syaquel untuk membawanya kedalam gendongan.
***
Davina akhirnya setuju untuk kembali mendapatkan buku nikah. Dia dan Syaquel sudah melakukannya lagi, alasan apa lagi yang bisa Davina gunakan untuk menolak?
Di sepanjang perjalanan, Syaquel terus tersenyum, pria itu terus menggenggam telapak tangan Davina dengan erat, tidak membiarkannya pergi.
Ya, kali ini Syaquel tidak akan pernah membiarkannya pergi. Bahkan jika dia harus mematahkan sayap Davina, dia akan melakukannya agar Davina tidak lagi bisa terbang begitu jauh.
Sebelum pulang, Syaquel mengajak Davina ke salah satu toko donat Yangs sedang viral di sosial media. Davina berdiri didepan Syaquel, memilih donat yang akan dia beli.
"Wah, beda lagi, Mas, ceweknya?" Tanya si pria yang bekerja disana.
Syaquel sontak saja menoleh menatap Davina dengan khawatir, ketika dia menoleh, Davina juga sedang menatapnya dengan sinis.
"Ini istri saya, Mas," Ujar Syaquel pada pria itu.
Pria itu tampak salah tingkah, dia mendapat firasat bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah.
"E-eh, kayaknya bukan, Mas, yang ini, deh. Yang lain kayaknya." Si pria itu tertawa dengan garing.
Davina selesai mengambil Donat yang ingin dia makan, lalu wanita itu berjalan menuju meja sendiri, meninggalkan Syaquel yang buru-buru mengikutinya.
Syaquel duduk di seberang Davina, menatap cemas pada wanita yang hanya diam sambil memakan donatnya.
"Sayang," Panggil Syaquel dengan nada khawatir.
"Hm?" Davina menatap Syaquel dengan tanda tanya.
"Kamu marah?" Tanya Syaquel.
Davina menggeleng, dia tersenyum dengan lembut pada Syaquel.
"Aku enggak marah, aku cuma lagi mikir. Apa aja yang kamu dan Rayana lakuin di luar?"
To be continued.
Dapatkan jawaban Syaquel Minggu depan hahaha. Tapi apa kalian bisa nebak Syaquel bakal jawab apa?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tangga
RomanceDavina merasa tidak ada begitu banyak rintangan dalam rumah tangganya. Tapi setelah lima tahun menikah dengan Syaquel, Davina baru mengerti bahwa Ujian dalam rumah tangga itu benar-benar nyata. _______________ Adalah lanjutan dari S1 Syaquel, Young...