BAB 11|| PILIHAN

5.2K 461 43
                                    

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan di pintu kayu membuat Ibu Davina yang sedang menggendong Syaki lantas membuka pintu.

Berdiri di luar adalah sepasang suami istri, masih muda, tampan dan cantik. Ibu Davina menebak mungkin mereka adalah teman Syaquel yang di bicarakan kemarin.

"Mari, silahkan masuk."

Dirga dan istrinya, Fara, menyalami tangan ibu Davina, lalu masuk kedalam rumah.

Keduanya duduk di sofa.

"Sebentar, ya. Ibu panggilkan Syaquelnya "

Meninggalkan mereka, Ibu Davina berjalan ke halaman belakang.

Melihat Davina yang duduk dikursi rotan sambil melamun, serta Syaquel, Shaka dan Syaki yang bermain di bawah Davina beralaskan tikar.

Beberapa kali Syaquel mencoba membawa Davina masuk ke permainan naif putra-putranya. Namun Davina selalu menanggapi dengan tatapan kosong.

Paling-paling, wanita itu hanya akan tersenyum kecil jika Shaka atau Syaki yang mengajak bicara.

Syaquel berdiri ketika melihat ibu mertuanya yang memberi isyarat untuk datang.

"Shaka, jaga adeknya, ya, sayang."

"Iya, pa! Tenang aja!"

"Aku masuk dulu." Di ciumnya kening Davina lama oleh Syaquel.

Davina menghindar, sedikit memalingkan wajahnya. Syaquel hanya bisa tersenyum kecut atas respon enggan Davina.

Menghampiri ibu mertuanya, dia diberi tahu bahwa Dirga dan istrinya sudah datang.

Syaquel masuk kedalam rumah, menemui mereka.

"Woi, apa kabar, Quel?" Dirga yang duduk menunggu, lantas bangun dan menjabat tangan Syaquel dengan akrab.

"Ck. Lo bisa liat sendiri gue sekarang."

Ketiganya duduk di sofa, saling memandang.

"Lo bisa ceritain soal kondisi istri lo dari yang lo liat ke gue, Quel." Ujar Fara.

Syaquel menghela nafas dengan berat. "Dia sering ngelamun sampe lupa waktu, suka linglung dan nangis sendiri. Ini salah Gue, gue cuma takut kondisi Davina yang sekarang mempengaruhi Shaka sama Syaki. Gue takut."

"Kejadian ini emang berat buat dia, Quel. Suaminya pergi sama cewek lain dan dia keguguran. Davina cukup kuat buat enggak ngelakuin hal yang aneh-aneh menurut gue."

"...hal aneh?" Tanya Syaquel dengan bingung.

"Bunuh diri." Fara menatap Syaquel dengan serius. "Seseorang yang mengalami depresi berat, sakit hati yang parah, dan ketika mereka enggak bisa ngontrol rasa sakit yang mereka rasakan, secara otomatis mereka akan berpikir bagaimana cara agar rasa sakit yang dialami itu pergi dan hilang. Davina kuat sejauh ini menurut gue."

"Mungkin karena Shaka sama Syaki."

"Ya, dan lo beruntung keluarganya masih mau nerima lo."

"Gue tau."

Fara menghela nafas."Dimana Davina?" Tanya dia.

"Dia di belakang."

"Kalau gitu gue samperin dia, lo jangan ikut." Fara bangkit berdiri, bejalan kearah dimana Davina berada.

Fara berjalan kehalaman belakang rumah.

Hal pertama yang dia lihat adalah punggung seorang wanita muda.

Ada dua anak kecil yang asik bermain dibawah kursi rotan yang wanita itu duduki.

Fara menghampiri Davina, senyum lembut muncul seketika. "Vin?"

Tubuh Davina tiba-tiba tersentak kaget, dia menoleh melihat Fara yang menatapnya dengan senyum.

"..oh, Mbak? Kok disini?" Seperti baru terbangun dari lamunan nya, Davina beetanya dengan linglung.

"Lagi mampir sama Mas Dirga." Jawab Fara. Dia ikut duduk di sebelah Davina.

"Halo, Shaka." Lengan ramping Fara terulur, mencubit lembut pipi gembul Shaka.

Shaka dengan malu-malu membalas. "Halo tante."

Davina tersenyum ketika melihat reaksi Shaka.

"Shaka sama Syaki lucu banget." Puji Fara.

Davina mengangguk setuju. Ketika membicarakan soal kedua anaknya, matanya penuh dengan senyuman.

"Shaka umur berapa, Vin?"

"Shaka udah mau enam tahun."

Fara mengangguk, menatap kedua anak itu dengan serius. "Sayang banget kalau anak selucu itu harus kehilangan senyumnya." Ucap Fara.

Davina menoleh, menatap dia dengan heran. "Mereka enggak bakal kehilangan senyum."

"Dari mana lo tau? Ibunya nangis setiap hari, ngeratapin hal-hal yang udah pergi, yang seharusnya di ikhlaskan. Semua itu juga ngaruh ke psikologi anak."

Semakin Fara berkata, semakin sesak hati Davina. Rasa bersalah karena telah mengabaikan kedua putranya membuat dia mencengram dadanya dengan erat.

Entah berapa lama, Fara duduk disamping Davina. Davina merasa bahwa setiap kata Dari Fara menghantamnya.

Davina menangkup wajahnya dengan telapak tangan. Terisak dengan pelan.

Hal yang paling dia sadari dan sesali adalah, kedua anaknya yang di abaikan oleh dia.

"Mama!" Shaka yang sedang bermain dengan adiknya bergegas menghampiri Davina ketika wanita itu menangis.

"Mama jangan nangis!" Mata anak itu juga memerah, isakan keluar dari bibirnya.

Syaki juga mulai rewel, menangis sembari merangkak menuju Davina.

"Mama~"

Davina meraih Syaki, memeluk kedua tubuh kecil mereka yang sudah sangat lama tidak dia peluk.

Fata terus mencoba menenangkan hati Davina tentang kepergian anaknya. Adapun soal masalah Syaquel, dia tidak mengatakan apapun.

Karena itu adalah pilihan Davina. Keluar dari rasa sakit kehilangan anaknya bukan berarti dia akan menarik ucapannya tentang perceraian dengan Syaquel.

Bahkan jika kelak Davina memaafkan Syaquel, itu bukan berarti untuk kembali rujuk dengan sang suami.

Melihat mereka yang menangis, Fara memalingkan wajah, menyeka matanya yang memerah.

Dia bangkit dalam diam, berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan mereka.

"Gimana Davina?" Tanya Syaquel langsung ketika melihat Fara masuk.

"Gue bisa bantu menenangkan hati Davina sedikit soal keguguran nya. Tapi gue gak bisa bantu lo, Quel. Pisah atau enggak, itu keputusan dia buat memilih."

Syaquel mengangguk dengan pahit. "Gue tau."

"Yang lebih penting sekarang adalah ngejaga suasana hati Davina supaya enggak teringat hal-hal yang ngebuat dia sakit. Enggak usah buru-buru, kita harus pelan-pelan. Gue bakal kesini satu minggu sekali, buat ngobrol sama dia."

Syaquel mengangguk lagi.

Setelah Dirga dan Fara pergi, Syaquel langsung kehalaman belakang rumah untuk melihat Davina dan anak-anaknya.

Tapi entah kenapa Syaquel tidak berani untuk mengganggu mereka, dia hanya berdiri diambang pintu sambil menatap punggung kurus wanita itu.

To be continued.

Semua yang ada didalam cerita Syaquel itu hasil karangan Zii!

Tadinya mau update malem, tapi aku ketiduran:)

S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang