part 22

163 20 3
                                    

Bismillah

                     Doa Mantan

#part 22

#by: R.D.Lestari.

Boy terjaga saat mendengar ranjang berderit. Matanya seketika terbuka dan mengerjap berulang kali.

Ia menangkap pergerakan Jean yang ingin turun dari ranjang. Ia dengan sigap mendekat, tapi ekor matanya tak lepas dari gorden hijau yang jadi  pembatas dan penghalangnya untuk melihat Mia.

Sebenarnya ia begitu mengkhawatirkan Mia, tapi lelah begitu menyelimutinya.

"Kau mau kemana, Jean?" tanyanya. Tangannya menangkap tubuh Jean yang hampir saja terjatuh.

"A--aku ingin ke toilet, Mas," lirihnya. Ia meringis kesakitan.

Dengan sabar Boy memapah Jean melangkah tertatih ke arah toilet. Ia menunggu diluar saat wanita yang sangat ia cintai itu masuk ke dalam.

Matanya tertumpu kembali ke ruangan Mia. Entah kenapa, perasaannya tak tenang. Ia merasa sangat bersalah pada gadis itu.

Bagaimana ia sebagai suami malah menemani wanita lain daripada istrinya sendiri. Ia sadar itu, tapi itu semua ia lakukan semata-mata karena Jean butuh pertolongannya.

Kriett!

Pintu toilet terbuka. Wajah pucat itu menyembul dengan senyum yang ia paksakan.

"Ternyata sesakit ini rasanya keguguran ya, Mas Boy," gumamnya saat tangan Boy meraih lengannya.

"Sabar, Jean,"

Wanita itu mendaratkan tubuhnya diranjang perlahan. Jean menangkap gelagat aneh dari pria yang masih ia cintai itu. Berulang kali ia menatap ke arah sampingnya.

Ya, ia ingat, ada gadis yang juga di rawat di sana. Rasa penasaran begitu membuncah di benaknya. Siapa gadis itu?

"Emh, Mas Boy kenapa lihat ke sana trus? apa Mas Boy kenal sama orang disamping?"

"Kemarin sempat ke sana juga, 'kan?" selidiknya.

Boy mengangguk pelan. Suara desah napasnya terdengar berat. Ia menunduk pelan.

"Di sebelah itu ... Istriku," lirihnya.

Mata Jean membulat seketika. "I--istri?" suara Jean terdengar bergetar. Sesak seketika merajai dadanya.

Perlahan Boy mengangkat wajahnya dan menatap sayu ke arah Jean.

"Saat kau pergi begitu saja dari pernikahan kita, Aku dan seluruh keluargaku menanggung malu yang teramat sangat. Saat itu ... Aku bertemu dengan Mia, mantan muridku dulu. Berkat Dia, keluargaku terhindar dari rasa malu," sambil menahan air mata, Boy meremas seprei putih di ranjang Jean.

"Te--terus ... kenapa Mas di sini? Di--Dia bagaimana?"

"Aku tak tega membiarkanmu sendirian dengan kondisi yang sangat lemah seperti kemarin,"

"Jika boleh bertanya, ke mana pacarmu? dan bagaimana kamu bisa keguguran?"

Jean menghela napas dalam sebelum membuka mulutnya. "Kami bertengkar saat ia ketahuan selingkuh di belakangku,"

"Kami tidak menikah, ia membohongiku. Aku akhirnya di usir dari rumah,"

"Siang itu, saat bertengkar hebat, Franz pergi meninggalkan rumah,"

"Aku yang frustasi, terpeleset di kamar mandi. Beruntung HP kubawa di kantong, karena saat itu hanya berniat membasuh wajah,"

"Bukankah kau memblokir nomorku?" kening Boy mengernyit.

Doa Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang