Bismillah
DOA MANTAN
#Part 24
#by: R.D.Lestari.
Siang ini ... Didi mengantarku pulang, meski kutahu ia keberatan. Aku tahu dari tatapannya yang seolah berbicara untuk tetap tinggal.
"Maaf Di ... walau Aku akui nyaman berada bersamamu, tapi ini terlalu cepat untukku. Terima kasih sudah membantuku," lirihku.
Didi tak menjawab. Dia marah. Aku tahu. Sepanjang perjalanan Didi hanya terdiam. Yang kudengar hanya deru kendaraan yang memadati jalan.
Ia hanya membuka suara saat bertanya arah. Itu saja. Membuat suasana menjadi canggung. Padahal biasanya kami tak pernah kehabisan bahan cerita. Ini sungguh membingungkan.
Didi akhirnya membelokkan motornya dan menepi di depan pagar rumah Pak Boy yang terbuka. Ia membantuku turun dan berlalu begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun.
"Didi!" panggilku, tapi pemuda manis itu tak menggubris seruanku. Bagai di sayat pisau, itulah yang kurasa saat Didi mengacuhkanku.
Aku berbalik perlahan dan melangkah tertatih memasuki pekarangan rumah Pak Boy.
Pandanganku mengedar ke segala arah. Tanaman hijau yang biasa terawat kini banyak yang menguning. Ada apa ini?
Rumah terasa sepi. Perlahan Aku memasuki rumah yang pintunya terbuka lebar.
Degh!
Dadaku seketika bergemuruh kencang saat mataku tak sengaja melihat seseorang yang sedang tertidur di sofa. Terlihat begitu letih dengan pakaian kusut.
Aku menunduk dan menatap wajahnya dengan jelas. Astaga!!! umur tua tapi kenapa ia tampak begitu imut jika tertidur seperti ini?
Begitu tenang. Wajahnya serupa malaikat saking tampannya. Wajarlah jika wanita itu masih mau kembali pada Pak Boy.
Aku mendaratkan bokongku di seberangnya sembari memangku dagu dengan kedua tanganku.
"Ya ampun, Pak Boy ... kamu ganteng banget...," desisku.
Tiba-tiba insecure sama diri sendiri. Pantes deh, pantes Pak Boy ga suka ma Aku. Dia putih ... Aku item ... walaupun sekarang lumayan ga gelap-gelap amat, tapi, ya ... jauh beda sama kulitnya.
Aku menghela napas gusar. Tubuh Pak Boy menggeliat dan mata indah itu mengerjap.
Aku yang melihatnya salah tingkah dan langsung menarik tubuhku menjauh darinya.
"Mia ?!" ucapnya saat menatap wajahku. Aku mengangguk. Ia mengucek matanya berulang kali.
"Aku tidak mimpi, Mia!" Pak Boy langsung berdiri dan mendekat ke arahku.
Dugh!
"Awww!"
Aku ingin bangkit, tapi kakiku terasa sakit. Ingin membantu Pak Boy yang merintih kesakitan karena kakinya tersandung kaki meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Mantan
RomanceBoy mendengus kesal saat Jean, calon istrinya itu pergi begitu saja dan meninggalkannya di tengah pernikahan yang sedang berlangsung. Untuk menutupi rasa malu, Boy yang kebetulan bertemu dengan Mia, mantan muridnya, meminta untuk menjadi istri seme...