10. Rahasia Jakah 🦇

3.8K 481 7
                                    

Happy Reading 

Happy Reading 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •







"Kalian mau kemana?"

Alana terpenjat ketika suara itu menyahut kepada dirinya dan Jakah. Sedangkan Jakah hanya melempar tatapan datarnya kepada sesosok makhluk di depannya.

"Bukan urusan mu panglima Xar" Jakah menjawab nya lalu segera beranjak dari lorong kastil itu dengan tangannya yang kembali ia tautkan dengan Alana, namun sebelum ia benar-benar pergi, panglima kastil yang ia sebut dengan nama 'Xar' itu mengatakan sesuatu yang membuat pangeran Jakah menggeretakan giginya.

"Para putri akan ke istana utama, segera bersiap karna kalian harus hadir juga" Ujar Xar.

Jakah yang mendengar itu tanpa sadar memegang tangan Alana begitu kuat, membuat sangat empu hanya bisa meringis, Jakah sadar dan langsung melonggarkan cekalan tangannya pada Alana.

"Aku tidak akan datang" Ucap Jakah yang kembali beranjak dan tidak di hentikan lagi dengan ucapan Xar.

Panglima itu hanya memandang punggung lebar Jakah dan seorang gadis yang baru ia lihat secara langsung, Xar berdesir ketika mencium aroma darah dari gadis yang ada di sebelah pangerannya, bukan darah manusia biasa, gadis itu memiliki darah yang akan membuat banyak makhluk seperti mereka merebutkan nya, darah yang sangat manis.

Xar menggelengkan kepalanya, itu bukan urusan dia sepenuhnya, mungkin nanti dirinya akan bertanya kepada pangeran Heli selaku putra mahkota.

~•🦇•~

"Pangeran..." Alana memanggil Jakah dengan pelan, ia seperti sedang di seret oleh pangeran yang ada di hadapannya ini.

"Pangeran." Ia masih mencoba sabar, kakinya terasa nyeri dengan Jakah yang terus menerus menariknya dengan langkah lebar lelaki itu.

"Pangeran Jakah! Bisakah anda berjalan jangan terlalu cepat? Kaki ku pega-"

"Diam"

Alana terkejut, saat ia akan bicara panjang lebar karena Jakah yang terus menariknya, pria itu memotong ucapannya dengan menggendong Alana secara tiba-tiba dengan cara bridal style.

AAAA!

Di kejutkan untuk kedua kalinya, kini Alana di bawa terbang entah kemana oleh Jakah, dari pohon ke pohon sudah Jakah lewati, bahkan bulan menderdang yang indah di malam itu menyaksikan apa yang sedang Jakah lakukan, perlakuan yang tidak pernah di berikan kepada siapapun.

Entahlah... Jakah saja heran, ia seharusnya bisa kejam seperti dirinya saat bertemu pertama kali dengan Alana. Apa ini efek samping dari darah Alana? Jika vampir meminum darah milik Alana makan ia akan merasa terkait? Atau bagai mana? Jakah akan mempertanyakan ini nanti kepada Jino selaku pangeran yang mengerti prihal seperti ini.

Bruk.

Jakah mendarat dengan sempurna di sebuah pohon yang tinggi nya sangat menjulang, ia melihat Alana yang masih merapatkan wajahnya di dada bidang pria itu.

Ingin sekali Jakah tersenyum di hadapan Alana namun entah lah, wajahnya tetap datar, namun ia merasa di benaknya bahwa ia tengah tersenyum.

"HEY INI SUDAH SELESAI APA BELUM?! JIKA MAU MATI JANGAN MENGAJAKKU JUGA!" Alana berkata seperti itu seakan dirinya masih di bawa berjalan oleh Jakah, sedangkan pria itu hanya diam sembari memandangi Alana.

Seketika ia mengerejapkan matanya, ia mendudukan Alana di tangkai pohon yang di injak oleh Jakah. Alana yang merasa ia sudah di dudukan langsung membuka kelopak matanya, satu kata yang bisa ia deskripsi apa yang ada di hadapannya.

Indah.

Bulan yang menderang, bintang yang bertaburan menghiasi langit malam yang gelap ini. Tapi saat ia menyadari ia tengah duduk di mana Alana pun melihat kebawah dan-

"IBU!! AKU AKAN MATI!"

Lagi-lagi terikan melengking itu memasuki pendengaran Jakah, ck... Bisa-bisa Jakah menjadi vampir yang hilang pendengarannya jika terus berada di sebelah Alana.

"Diamlah!!" Jakah berkata seperti itu sembari mendudukan bokongnya di sebelah Alana.

"Diam bagai mana?! Jika aku jatuh bagai mana?!" Tanya Alana tidak santai.

"Ya mungkin kau mati" Jawab Jakah seceplosnya saja. Sedangkan Alana hanya tertohok dengan ucapan Jakah. Sialan sekali pria ini.

...

Mereka terus terdiam hingga Alana mengeluarkan sebuah pertanyaan yang Jakah sendiri sudah tau apa pertanyaan itu, ia hanya ingin Alana mengatakannya sendiri.

"Pangeran, boleh aku bertanya?"

"Apa?"

"Tadi saat kau sekarat-"

"Tidak sadarkan diri" Jakah meralat ucapan Alana yang mengatakan dirinya 'Sekarat', enak saja mulut gadis itu.

"Ah iya, tadi saat kau tidak sadarkan diri, aku di perintah oleh pangeran Jino untuk memberikan kalian berdua darah ku" Alana berucap demikian namun ia terdiam sebentar, apa ia tidak akan mendapatkan masalah setelah mempertanyakan hal ini?

"Lanjutkan Alana" Pangeran Jakah membuka suara agar Alana melanjutkan pertanyaannya.

"Ya.. Aku hanya ingin mempertanyakan, mengapa darah ku yang di berikan padamu harus di berikan air terlebih dahulu... Berbeda dengan Pangeran Jaan" Ujar Alana jujur karna memang itu yang ingin ia pertanyakan.

"Aku bukan murni vampir" Jawab Jakah tanpa sungkan, seakan Alana ini adalah sahabat akrabnya, padahal baru beberapa hari Alana di istana itu, dan bertemu Jakah pun hanya beberapa kali. Namun ia tetap mendengarkan apa cerita Jakah saat ini.

"Kau tau Dhampir?"

Pertanyaan pria itu hanya di jawab oleh gelengan dari Alana, karna nyatanya ia memang tidak tau, dia hanya mengetahui tentang vampir itu sedikit saja karna memang ia penasaran, dia bukan pencinta mitologi yang tau seluk-beluk tentang vampir atau sejenisnya.

"Dhampir adalah salah satu keturunan perkawinan silang antara manusia dan vampir, haha.. Makhluk seperti ku itu sebenarnya sangat hina karna nyatanya para Dhampir memiliki kekuatan yang lebih lemah di bandingkan para vampir Origin dan vampir-vampir yang lain, begitu juga dengan ke-agresifan para vampir kalangan Dhampir yang lebih terkesan liar" Jelas Jakah, sungguh Alana tidak mengerti kenapa Jakah se leluasa ini menceritakannya, padahal Alana bisa di katakan baru kenal dengan pria ini.

"Apa... Hanya kau yang seperti itu?" Alana akhirnya ingin bertanya lebih jauh lagi tentang Jakah, maklum kan saja dia manusia yang begitu penasaran terhadap suatu hal apapun itu.

"Ya, hanya aku yang Dhampir di keluarga besar ini... Ibu ku manusia dan ia melakukan perkawinan dengan raja karena terikat perjanjian dan-"

Brengsek Jakah! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!







  The Vampire Castille 
Enhypen

Vote + Komennya Juseyoooo~

The Vampire Castille | Enhypen [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang