13. Masalalu 🦇

3.6K 481 9
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •




"Huh.. Tapi tak apa, setidaknya kau ada di samping ku saat ini" Setelah mengatakan hal tersebut Heli berjalan menuju ke arah jendela yang ada di kamarnya itu, ia melihat pemandangan sore ini begitu nyaman, berbeda seperti sebelum-sebelumnya yang selalu suram, kini dirinya di buat sedikit lega, seakan-akan bebannya berkurang satu.

Iya bebannya tentang Elena.

Heli menggelengkan kepalanya untuk membuang sementara semua pikirannya tentang Elena, ia kini harus memikirkan adik-adiknya yang akan di jodohkan dengan para putri dari berbagai kerajaan Vampir, yang tentunya hanya kalangan biasa, karna Kerajaan vampir yang berkalangan atas hanya kerajaan ayahnya.

Apa Heli turut di jodohkan? Tentu saja!

Tapi pangeran itu menolak untuk di jodohkan terlalu cepat, kedua orang tuanya pun tahu apa penyebab putra mahkotanya itu tidak ingin cepat-cepat memiliki pendamping, mereka (anggota Kerajaan) tau apa yang terjadi pada Heli saat kejadian beratus-ratus tahun yang lalu, yang menyebabkan pangeran itu selalu menolak perjodohan dan terus menunggu seseorang.

Tapi yang namanya seorang putra mahkota, ia tetap akan di desak untuk segera menikah agar bisa menjadi penerus Kerajaan selanjutnya.

Bukan begitu?

~•🦇•~

Sedangkan di sisi lain para pangeran tengah memikirkan mereka akan ikut ke istana utama apa tidaknya.

Sangat memuakan ketika mereka datang ke istana utama hanya untuk bertemu para putri yang bertingkah laku jauh dari keinginan mereka.

"Rasanya aku ingin menghilang dari bumi ketika ayah menyuruh kita datang ke istana hanya untuk bertemu makhluk-makhluk itu, sungguh memuakan" Ujar Noa ketika dirinya memikirkan pertemuan mereka dengan ayahnya belakangan ini hanya berlandaskan untuk mempertemukan dirinya dengan calon nya itu, dan tentunya membicarakan hal yang jauh dari kata penting.

"Berisik, kau terlalu banyak bicara" Solon berujar sembari menegakan tubuh yang sebelumnya sedang bersandar pada pilar yang berada tepat di belakang punggungnya, ia harus ke kamarnya dan segera menyiapkan diri.

"Huh... Kenapa ka solon selalu bersikap kasar, entah dari tutur kata dan sikapnya?" Adu si bungsu sembari mendudukkan bokongnya pada kursi di ruangan tersebut.

"Dia tidak salah, kau memang terlalu banyak bicara" Setelah mengatakan hal tersebut Jaan pun melangkahkan kakinya meninggalkan mereka yang masih terdiam di ruang keluarga.

Tapi baru beberapa langkah dirinya berjalan, ia kembali membalikan badannya "Di mana Alana?".

Jino yang merasa di tanya pun menoleh dan menampakan wajah yang ke heranan, kenapa Jaan selalu mencari gadis itu? Setelah memikirkan hal yang tidak jelas diri nya hanya bisa menjawab dengan jujur, jika tidak seperti itu maka akan berakhir pertarungan antar saudara kembali.

"Ia aku titah menuju kamar ka Heli"

Jaan yang mendengar itu hanya menampakan guratan wajahnya yang datar, ia kembali membalikan tubuhnya dan melanjutkan jalannya dengan santai.

~•🦇•~

"Permiss-"

"Astaga naga! Mata ku!!!"

Heli yang melihat kedatangan seseorang hanya memandangnya heran, ia tau Alana akan ke kamarnya, tapi ia tidak tau mengapa gadis itu tiba-tiba membalikan tubuhnya saat memasuki kamarnya, ingin membaca pikiran gadis itu nyatanya yang Heli dapatkan hanya gambaran acak yang belum jelas Alana kenapa.

'Pangeran sialan! Sudah tau aku ini seorang perempuan, seenaknya saja ia menampakan tubuh bagian atasnya!!! Dia kira aku gadis apaan!??'

Setelah Heli tau apa yang membuat Alana membalikan tubuhnya ia hanya terkekeh ringan, biasanya saat pelayan istana melihatnya seperti ini mereka tidak merespon berlebihan, baru kali ini Heli melihat respon yang asing baginya.

"Balikan tubuhmu, aku sudah memakai pakaian ku"

Astaga... Tipu muslihat dan rencana licik apa lagi yang akan di lakukan pangeran mahkota ini..

Ketika Alana kembali membalikan tubuhnya dan mulai membuka matanya tiba-tiba..

Dumb!

Pintu kamar pangeran mahkota tertutup secara sendirinya yang membuat gadis itu terpenjat dari tempatnya, dan ketika ia melihat ke depan.. Ia lebih di kejutkan lagi dengan keberadaan Heli yang sudah sangat dekat dengannya dan...

KEPARAT! Ternyata pengeran tersebut menipunya! Ternyata Heli masih bertelanjang dada di hadapan Alana, membuat gadis tersebut hanya bisa merasakan sesak nafas, nafasnya menjadi berat dan tidak teratur, degupan jantungnya serasa sedang melakukan pesta.

Sungguh ironis...

"A-apa yang sedang anda lakukan pangeran?" Alana hanya bisa berbicara sembari mengalihkan pandangannya dari mata Heli maupun.. Ekhem, tubuh pria itu.

"Aku hanya ingin darah mu, aku... Lapar Elena.."

Ketika Heli mengatakan kata terakhir ia malah berbisik di sebelah telinga Alana membuat gadis itu meremang sekaligus terheran-heran... Elena? Siapa Elena?

"Pa-pangeran-"

Alana hanya bisa terdiam saat tangan besar dan dingin itu menarik pinggang rampingnya, ingin memberontak tetapi entah mengapa rasanya ia kaku untuk bergerak dan kelu untuk bicara.

Tubuhnya sangat tegang ketika bersentuhan langsung dengan tubuh Heli yang begitu dingin, dia merasa sedang di peluk sesosok mayat hidup, benar-benar dingin tubuh pangeran mahkota ini, ia bisa merasakannya lantaran pakaian yang ia gunakan tidak begitu tebal, jadi dirinya bisa merasakan kulit dingin itu saat menyentuh kulit nya.

Sedangkan Heli sendiri... Ia lupa yang di hadapannya kini bukan Elena, melainkan Alana.

Rasa rindu yang ia pendam selama beratus-ratus tahun lamanya membuat pria itu kehilangan batasan terhadap gadis di hadapannya yang begitu mirip dengan Elena..













Tunangannya yang sudah mati di bakar oleh kaum srigala..

The Vampire Castile
Enhypen

Vote + Komennya Juseyoooo~

The Vampire Castille | Enhypen [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang