14. Masalalu (2) 🦇

3.4K 450 8
                                    

Happy Reading  

Happy Reading  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •









"Selamat pagi nona Elena.."

"Pagi juga tuan tampan, Heli"

Heli yang mendengar ucapan gadis tersebut hanya terkekeh ringan, padahal di dalam sana ia sangat ingin mengigit gadis itu lantaran terlalu di buat gemas dengan senyum dan cara bicara gadis itu.

Elena Dexsus Exabriel.

Gadis berdarah vampir murni itu berhasil memikat sesosok Heli, pangeran arogan yang sangat tidak tertarik dengan cinta dan semacamnya.

Tapi semenjak bertemu Elena di malam saat ia mencari mangsa untuk di santap, dirinya tau apa arti kata menyimpan rasa pada sesosok makhluk ciptaan tuhan, tidak heran jika Jaan...

Ah nanti saja, kita fokuskan pada Heli dan Elena yang kini tengah berpelukan dan bercanda mesra di balkon kamar pangeran mahkota tersebut.

"Elena..."

"Ya pangeran?"

"Kau tau sebentar lagi kita akan menikah bukan begitu?"

Elena hanya menjawabnya dengan anggukan dan menunduk, hihihi dia malu jika mengingat statusnya yang kini adalah tunangan seorang pangeran mahkota Heli dan sebentar lagi akan di klaim bahwa dia akan menjadi seorang Istri dari pangeran mahkota.

"Kau ingin memiliki berapa-

Brak!

Keduanya terkejut dengan suara pintu di dobrak begitu kencang, Heli ingin sekali menghantam wajah sosok yang ada di hadapannya, tapi melihat raut wajah pangeran bungsu membuatnya tidak yakin bahwa pria itu sedang melakukan hal konyol.

"Huh... Huh.. Huh... Pa-pangeran.. I-itu.."

Cara bicaranya yang terbata membuat Heli menggeram dan menunggu sampai nafas dan rasa takut pangeran Noa mereda.

"Pangeran! Para manusia serigala sedang menuju istana ini untuk menyerang kita dan mengambil Blood Diamond dari tangan yang mulia!!!"

(*Blood Diamond adalah berlian berwarna merah darah yang memiliki kekuatan magis, siapa pun yang memiliki berlian tersebut, kekuatannya bisa hampir setara dengan dewa)

Mendengar hal tersebut Heli dan Elena manjadi kalang kabut sendiri sedangkan Noa sudah kembali pergi untuk mengkondisikan istana dan para prajurit.

"Elena kau di sini saja dan tutup semua jendela dan pintu, kau mengerti?"

Mendengar penuturan Heli ia mengangguk mengerti dan Heli... Tanpa memperhatikan keadaan ia meninggalkan Elena begitu saja, sampai saat Elena akan menutup jendela kamar ia di kejutkan dengan sosok seseorang yang sangat teramat ia kenali-

"K-khan?"

"Hai nona manis"

Setelah itu.. Semuanya gelap untuk Elena.. Ia di bawa pergi entah kemana oleh pangeran Khan..

Pangeran mahkota kerajaan Exvalbet, kerajaan inti para manusia serigala.

~•🦇•~

"Kak Heli! Awas di belakang mu!"

Srak!

"Terimakasih Jakah"

Mereka terus bertarung melawan para manusia serigala tanpa ampun, dan jumlah anggota serigala mulai menurun pesat di bandingkan para anggota vampir, tapi.. Tanpa mereka sadari kedatangan seseorang membuat Heli ingin menangis walaupun tidak keluar air mata.

Elena... Tunangan yang akan menjadi calon istrinya itu ada di tangan Khan.. Musuh bebuyutan Heli.

"Hai Heli, apa kabar mu? Kau pasti sedari tadi mencari keberadaan ku kan?"

"Apa yang kau mau?"

Khan hanya bisa berdecak, sangat tidak seru menurutnya sosok Heli ini, terlalu to the point pada dirinya.

"Aku tau kau tidak sebodoh itu untuk tidak tau apa yang aku mau, bukan begitu?"

"Berikan kami Blood Diamond"

Najak menyambung ucapan Khan, ia tersenyum simpul melihat wajah tegang Heli, ia tau dan ia sangat kenal dengan siapa gadis yang ada di genggaman Khan.

"Kami tidak akan memberikan Blood Diamond pada kalian dasar bede*ah!" Solon.. Mata pria itu menghitam tanda amarahnya sudah memuncak saat melihat keadaan kakak dan adik nya hanya bisa diam karna Khan memegang Elena.

"Baik lah jika kalian tidak mau... BAWA KEDEPAN OBOR NYA!!"

Setelah mengatakan hal tersebut, beberapa kelompok serigala membawa sebuah obor di hadapan para vampir, dan berakhir para makhluk bertaring itu mundur beberapa langkah dari pijakan sebelumnya.

Itu bukan obor biasa, obor itu pasti sudah di berikan mantra-mantra, karna terlihat... Bahwa api itu berwarna hitam, bukan bara api seperti biasanya.

"A-apa.. Yang akan kau lakukan Khan?"

Pria itu mengangkat satu alis nya dan menyunggingkan senyum tapi.. Sedetik setelahnya wajah penuh amarah dan kebencian muncul di raut pangeran Khan.

"BAGAI MANA RASANYA HAH?!! BERTUNANGAN DENGAN GADIS INI?!! Kau tau Heli... Apa yang aku suka.. TIDAK BOLEH DI MILIKI ORANG LAIN!!"

Khan benar-benar kehilangan kendalinya, mata pria itu berubah menjadi kilatan berwarna.. Biru.

"Hahaha!! Jika Elena tidak bisa menjadi milik ku... Maka tidak ada yang boleh memilikinya!!"

Wush!


AAAAAAKKKKHHH!!!

"Tidak! ELENA!!"


"ELENA!!"

.....




BUGH!





"Kak Heli!! Sadar lah! Kau hampir menandai Alana!"




















  The Vampire Castile 
Enhypen

Vote + Komennya Juseyoooo~

The Vampire Castille | Enhypen [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang