The Vampire Castille | Enhypen [√]

34. Kediaman Exvalbet 🦇

Bantu Revisi 

Omeget, makasih banget buat vote komen kalian yang selalu suport akuuu.

Ngga nyangka banget cerita pertama aku ini bakal dapet respon positif dari banyak orang terutama kalian yang selalu bikin aku semangat buat up date, terimakasiiiihhh

Aku ngga tau harus gimana lagi buat bales rasa terimakasih aku sama kalian, pokoe lop yu nder ^_^.

• • •

Baru menginjakkan kakinya di istana, Khan sudah di sambut oleh saudara-saudara nya yang menunggu kedatangan pria itu di ruang keluarga.

"Apa yang kau lakukan padanya?"

Khan ini baru saja bernafas lega, tapi tatapan serta pertanyaan adik kecilnya sudah menusuk seperti pisau.

"Hanya ku buat dia diam"

"Pembohong! Sudah ku katakan ka Khan! Berikan dia hal terbaik dalam pertemuan pertama! Berikan pada ku!"

Ibarat mendapatkan mainan yang paling ia inginkan, Tahel mengangkat Alana begitu antusias dan membaringkan gadis itu di sofa ruangan keluarga tersebut.

Pria itu tersenyum melihat Alana dan meletakan telapak tangannya di dahi gadis itu hingga mengeluarkan cahaya biru terang yang menghangatkan siapapun yang berada di ruangan tersebut.

"Selamat datang reinkarnasi ka Elena yang cantik!" Tahel berucap demikian di iringi dengan senyuman yang terukir di wajah imutnya.

Ia senang bertemu reinkarnasi Elena, walaupun bukan Elena yang sebelumnya, ia tetap merasa berhutang budi pada gadis itu karna pernah menyelamatkannya dari senjata mematikan Solon dulu.

"Dia semakin cantik ka Khan"

"Iya, namun semakin keras kepala juga"

"Cih... Salah mu karna terlalu kasar, jika di saingkan dengan Heli, kau itu sebelas duabelas, tapi jika kau di saingkan oleh Jino atau Solon, kau akan kalah, perasaan ku juga mengatakan, Elena yang ini lebih dekat dengan Jino di banding dengan Heli"

Tahel ini memang sangat bawel! Khan saja sampai jengah mendengar penuturan adik nya itu, untung ia sudah terbiasa di bandingkan dengan para vampir itu, apalagi ini yang berbicara adalah adik kesayangannya, jadi mengalah memang lebih baik.

Tahel sendiri malah bersenang-senang dengan Alana yang masih pulas dalam pingsannya, ia memainkan rambut Alana yang tergerai bebas, bahkan sesekali memegang pipi berisi Alana.