PROLOG

13.6K 419 19
                                    

Ekhm.... Tes satu dua, satu dua!

Holaaa, Kiddo!!! Setelah berabad-abad akhirnya aku kembali dengan cerita baru, Say Yes, Bitch! 💍

Bukan kalian kok yang b*tch, tapi karakternya 🫶🏼🫶🏼

Sebelum baca, alangkah baiknya baca sinopsisnya dulu yuk biar sedikit ada gambaran tentang karakter utama di sini.

Btw mau disclaimer dulu kalo cerita ini bakal bikin kalian baper to the bone jadi siapin mental dan hati kalian ya, Kiddo!

SATU LAGI, JANGAN LUPA VOMMENT BIAR CEPET UP!

OKE, KALAU GITU HAPPY READING!

OKE, KALAU GITU HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"JANCOK!" Sudah sebelas kali dalam satu menit, Niran menggerutu dalam hati. Raut wajahnya begitu masam, sangat kontras dengan gaun putih cantik yang tengah ia kenakan saat ini.

Make up natural di wajahnya membuat dirinya tampak begitu cantik hari ini, berbeda dari Niran biasanya yang selalu menunggangi motor ninja dan berkendara ke mana pun ia mau.

Niran sekali lagi menghela napas lalu menoleh ke belakang, menatap kelima orang anggota geng Bad Queen yang kini tersenyum begitu bahagia menatap ketua mereka tengah duduk begitu anggun bersiap untuk Ijab Qabul.

Di dalam hati, mereka sedang tertawa terbahak-bahak. Sebab, melihat Niran menggunakan gaun feminin begini adalah momen terlangka seumur hidup.

"Daripada nikah muda, mending gue jadi perawan tua dah!" tutur Niran pelan, tanpa sadar suaranya itu tertangkap oleh indra pendengaran Kairo yang duduk di sebelahnya.

Lelaki tampan itu menoleh pada calon istrinya kemudian melempar senyuman lembut hingga wajahnya yang ganteng itu semakin jelas terpampang. Membuat siapa pun yang melihatnya pasti meleleh, termasuk para tamu yang sejak tadi tak bisa melepaskan pandangan mereka dari sang mempelai pria.

"Jangan gugup," Kairo berbisik pelan.

"Siapa yang gugup, anjir! Gue pengen berak! Cepetan, dehh...." Niran gemas sendiri sebab ia sudah merasa tidak nyaman dengan gaun ini.

"Saudara Kairo, Saudari Niran?" Pak Penghulu menatap mereka berdua sambil tersenyum teduh.

"Siap?"

Kairo langsung mengangguk yakin, sedangkan Niran justru menggeleng kecil. Di otaknya kini sedang membuat skenario khayalan, berharap ada bom besar yang menghantam tempat acara ini hingga pernikahan ini batal.

Tapi ia yakin, hal itu takkan terjadi. Sebab orang baik biasanya cepat dipanggil Tuhan, sementara Niran bukan.

Pak penghulu mulai menjabat tangan Kairo. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Mahendipta Kairo dengan Kaniran Elora Zaraga binti Zion Zaraga dengan maskawinnya berupa uang tunai lima ratus juta dan seperangkat alat solat dibayar tunai."

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang