CHAPTER 23

698 29 1
                                    

Siapa yang nungguin chap baru angkat tangann! 🙌
Yey akhirnya I'm back, Kiddo!

Happy, reading everyone!

Happy, reading everyone!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Waktu baru menunjukkan pukul lima pagi. Pagi-pagi buta begini, kondisi dapur rumah Niran dan Kairo sudah terbilang kacau balau. Di dalam sana, keenam orang rempong itu dengan heboh mengutak-atik alat masak.

Bahkan Mahesa sampai memakai helm, hendak bertempur meski hanya ingin membuat nasi goreng. Sementara Giselda dan Manika sibuk memotong beberapa sayuran, Yara serta Riona berbagi tugas mencuci piring.

Sedangkan Mega, sejak tadi dia hanya bolak-balik tidak jelas sambil gigit jari, berusaha mengingat-ingat kejadian tadi malam yang sampai membuat dirinya tiba-tiba terbangun di sini. Pengaruh minuman tadi malam membuat Mega jadi kliyengan sampai lupa segalanya.

"Gue kok bisa nginep di sini?" heran Mega, masih bolak-balik tidak jelas di sekitar dapur.

Geram melihat Mega yang sejak tadi tampak tak berguna, Giselda akhirnya menabok keras jidat anak itu menggunakan spatula masak yang ada di tangannya.

"Bantuin, goblok! Jangan bolak-balik mulu!" omel Giselda.

Tetapi Mega yang pada dasarnya lemot itu malah tersenyum lebar. "Gue tadi malem jadi kura-kura ninja, Sel!"

"Ih, masih mabok ni orang!" desis Giselda menatap Mega emosi.

"Pantes ya lu kemaren ngerangkak di jalanan. Malu-maluin aja lu!" Giselda mengomel lagi sembari memotongi wortel dan sayuran lainnya sebagai pelengkap nasi goreng.

"AAA MUNCRAT!" Tiba-tiba terdengar teriakan dari Mahesa yang dengan lincahnya memasang gaya siap bertempur dengan telur mata sapi di atas wajan.

"Gitu aja heboh!"

Riona berjalan menghampiri Mahesa sambil terbahak kencang. Niatnya ingin membantu, tapi selang beberapa saat kemudian dia malah ikut memekik nyaring kala minyak dari penggorengan telur itu mengenai tangannya.

"JAN-" Riona menutup mulut, menahan kata mutiaranya agar tak kelepasan.

"Cok," gumam Yara melanjutkan.

Melihat kehebohan dapur akibat manusia-manusia absurd ini, Giselda lantas menghembus napas panjang. Padahal sejak awal ia sudah melarang teman-temannya untuk ikut memasak. Sebab ia tahu, bukannya membantu, mereka pasti hanya akan menambah masalah.

"Udah, udah, gue aja yang goreng telornya!" tegas Giselda mengambil alih posisi Mahesa.

PRANGG!

Semuanya kembali terlonjak kaget kala mendengar bunyi melengking dari pecahan piring yang tak lain dan tak bukan, pelakunya ialah....

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang