CHAPTER 5

3.7K 181 17
                                    

Siapa yang sering menghayal dijodohin sama pewaris tunggal kaya raya? Ngaku ga lu?!

Siapa yang sering menghayal dijodohin sama pewaris tunggal kaya raya? Ngaku ga lu?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pukul dua siang, sehabis pulang sekolah, Niran langsung bergegas menuju kantor tempat Kairo bekerja. Salah satu perusahaan furniture terkenal di Indonesia, Aesth Furniture.

Sebelumnya Niran sudah bertanya pada Zion mengenai lokasi kantor Kairo. Dan tentunya, Zion tampak begitu senang mendengar putrinya akan menghampiri sang calon menantu.

Bukan tanpa tujuan Niran mendadak datang ke sini. Entah ada setan apa yang merasukinya, Niran tiba-tiba membelikan Kairo dua porsi sate untuk dimakan bersama.

Sejujurnya Niran sadar, ada yang salah dengan dirinya semenjak pertemuan mereka kemarin.

Meski telah berkali-kali menepis perasaan anehnya itu, pada akhirnya Niran tetap terus kepikiran tentang Kairo.

Berada di dekat Kairo yang memperlakukannya begitu baik membuatnya sedikit merasa.... senang?

Setelah memarkirkan motor besarnya di parkiran, Niran segera melesat masuk ke dalam. Bibirnya tersenyum lebar hingga deretan giginya yang putih bersih terpampang jelas.

Semua karyawan yang tadinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing lantas menatap Niran– cewek berseragam SMA yang baru saja datang dengan gaya rambut acak-acakan sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi styrofoam.

Tidak peduli dengan tatapan orang-orang terhadap dirinya, Niran terus melangkah santai sambil mengayunkan kantong plastik di tangannya. Dia sesekali berjalan sambil melompat kecil bagaikan bocah yang baru mendapat permen.

Niran memasuki lift lalu menekan angka 5. Sembari menunggu, dia bersandar di pojok lift sambil memainkan kukunya.

"Pak Kairo katanya balikan kan sama sekretarisnya itu?"

Niran bergeming sejenak. Kalimat simpel itu rasanya seperti petir besar bagi Niran. Perhatiannya seketika beralih pada dua orang karyawan di sebelahnya yang tengah berbincang-bincang.

"Rumornya sih, gitu...."

"Kok mau, yah? Padahal udah diselingkuhin gitu."

Ting!

Pintu lift berhenti di lantai tiga, dan kedua karyawan itu langsung bergegas keluar dari lift, menyisakan Niran sendiri di dalam sana.

Niran tertegun, kedua matanya tak sedikit pun berkedip. Tubuhnya tiba-tiba kaku, dan lagi-lagi perasaan aneh mulai menyelimutinya. Kedua tangan Niran melemas hingga ia tak sadar telah menjatuhkan kantong plastik berisi dua porsi sate yang ia beli.

Dan Niran menyadari satu hal, apa ini bisa dikatakan.... cemburu?

Ting!

Lift kembali terbuka untuk kedua kalinya. Dan kali ini, Niran benar-benar mematung seperti patung es ketika di depan matanya muncul sesosok lelaki bersama seorang perempuan. Keduanya tampak mesra saat cowok itu memasangkan gelang emas putih yang cantik di pergelangan tangan si cewek.

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang