CHAPTER 16

2.1K 89 0
                                    

Jangan lupa vomment sebelum lanjut! Iya, gue maksa! 🫵

Jangan lupa vomment sebelum lanjut! Iya, gue maksa! 🫵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sesuai janji, hari ini tepatnya jam tujuh malam Giselda, Mega, Manika, Yara, serta Riona telah berkumpul di rumah Kairo sebagai tempat nongkrong malam ini.

Meski Niran belum mengiyakan permintaan mereka, kelima cewek itu langsung datang seenaknya dan kini tengah sibuk rebahan di atas kasur Niran dan Kairo. Sementara Kairo, si tuan rumah malah duduk di lantai.

"Gue pengen berak banget dari tadi!" celetuk Manika sambil mengusap bokongnya.

"Ya udah sono! Entar lu berak di kasur gue, siapa yang mau bersihin?" semprot Niran.

"Udah masuk lagi tainya, nggak kepengen lagi gue," sahut Manika diselingi cengiran kuda.

Niran memutar bola matanya. Dari tadi dia tak begitu berselera mendengar topik obrolan kali ini. Sebab sebenarnya hari ini Niran sedang ingin berduaan saja dengan Kairo, tetapi kelima manusia membagongkan ini malah datang seenak hati tanpa izin si tuan rumah.

Di sela obrolan mereka, Niran mengalihkan pandangannya pada Kairo yang sejak tadi duduk anteng di lantai sambil bersandar pada dinding. Cowok itu sibuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor melalui laptop yang ada di atas pangkuannya.

Diam-diam, Niran beranjak dari kasur meninggalkan kelima temannya yang masih asik berbincang ditemani camilan masing-masing.

Niran berjalan menghampiri Kairo dan beralih duduk di samping lelaki itu. Matanya ikut memperhatikan layar laptop Kairo yang penuh dengan grafik-grafik rumit yang malah memusingkan Niran.

"Masih lama?" tanya Niran.

"Enggak, sebentar lagi," balas Kairo sambil kedua matanya tetap memandang layar laptop.

Niran mengangguk kemudian pandangannya kembali tertuju pada Mega dan Riona yang kini lompat-lompat di kasur untuk joget-joget tidak jelas diiringi musik disko dari hp Mega.

"Anjing," desis Niran, emosi.

"Maaf, ya.... Temen-temen gue emang rada songong. Biduan semua, anjir!"

Kairo mengedarkan pandangannya ke arah Niran dan membalas dengan senyum simpul. "Nggak papa, kok. Selama kamu seneng, aku nggak masalah."

"Ran! Soda habis, nih!" Yara berteriak kencang agar suaranya tak kalah dengan musik yang diputar Mega. Dia menoleh pada Niran sambil mengocok botol soda yang telah habis.

Mendengus sebal, Niran pun kembali berdiri dari posisi duduknya. Namun, pergerakannya terhenti sejenak kala merasakan ada yang menggenggam tangannya.

Niran menunduk, memandang tangannya yang kini digenggam erat oleh Kairo. Perlahan kepala Niran mendongak untuk menatap lelaki yang ikut berdiri di sampingnya.

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang