CHAPTER 13

2.1K 92 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

6 Bad Queens
Room Chat

Yara :
SELAMAT PAGI DUNIAA!

Yara :
PAGI AYANK KU SEMUA!

Riona :
brsik lu anjg

Manika :
iya Pah

Manika :
eh maap salkir

Niran :
wkwkwk fokuss man!!!

Giselda :
Apa sii rame bnr pagi"

Mega :
Membalas pesan Yara.
PAGI WORLD!

Yara :
Eh gue tdi berak taikny ga keluar" anjir

Niran sesekali tertawa melihat keramaian grup chat yang berisikan dirinya beserta kelima sahabatnya itu. Andai Riona, Manika, dan Yara juga berada satu sekolah dengannya, pasti kehidupan sekolahnya akan terasa lebih menyenangkan.

Sayangnya, ketiga anak itu sudah dikeluarkan dari SMA Karlota sekitar tiga bulan yang lalu setelah terlibat masalah besar dengan kepala sekolah.

Bagaimana tidak, ketiga anak bandel itu berani memukuli kepala sekolah hingga bonyok karena menyindir mereka dengan sebutan 'Trio Bandel' saat terlambat upacara bendera.

Memang, sih Riona, Manika, dan Yara terbilang cukup sering cari masalah di sekolah. Namun, siapa juga yang tidak panas dicap dengan sebutan begitu di depan seluruh murid.

Meski beberapa kali Niran juga hampir dikeluarkan, untungnya keberuntungan masih berpihak padanya. Dengan semua sogokan Zion terhadap pihak sekolah, alhasil sampai sekarang Niran masih bertahan di dalam tempat membosankan itu.

Niran mematikan layar ponselnya kemudian menyimpan benda kecil itu di dalam tas setelah mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Dia melirik ke sebelah kanan, menatap Kairo yang kini balik menatapnya dengan senyum hangat.

"Bye.... Gue masuk, ya."

"Semangat belajarnya!!" seru Kairo dengan satu tangan terkepal untuk menyemangati Niran.

Niran terkekeh pelan lalu mengangguk. "Ya udah, sana! Daahh...."

Beranjak turun dari mobil, Niran sekali lagi melambai pada mobil Kairo yang perlahan melesat jauh hingga akhirnya menghilang dari pandangan.

Kondisi sekolah pagi ini belum terlalu ramai. Sebab hari ini Niran memang datang lebih awal, sekalian bersama Kairo yang kebetulan ada meeting di pagi buta.

"Bye, Pa! I love you."

Niran tersentak, langkah kakinya berhenti dan ia refleks memutar badannya ke belakang kala suara yang terdengar tak asing itu merasuki gendang telinganya.

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang