•••
Tepat pukul tujuh malam, mobil Kairo memasuki pekarangan rumah Zion. Sesuai janji, kedua keluarga itu akan mengadakan acara makan malam bersama.
Entah akan seperti apa jadinya, Niran tak yakin semuanya akan berjalan lancar. Mengingat, mulut Klara yang lemes dan banyak cingcong itu bisa saja merusak segalanya.
"Aduh gimana, ya?" Niran menggigiti kukunya.
Sedikit panik dan jantungnya berdegupan kencang. Sebab dia takut Klara akan bicara macam-macam atau bahkan menjelekkan dirinya di depan Sarah dan Hendrik.
Niran menarik napas panjang dan menghembusnya dalam sekali hentakan. Dia sekali lagi mengambil cermin kecil dari tasnya dan menatap pantulan dirinya yang tampak manis dengan polesan make up tipis dan rambut hitam panjangnya dibiarkan terurai.
Tubuh tingginya yang ideal itu terlihat sempurna dibalut gaun panjang berwarna warna putih. Cantik dan elegan.
Niran sangat menyukai gaun manis pemberian ibu mertuanya ini, apalagi malam ini ia dan Sarah sudah janjian untuk mengenakan gaun yang selaras.
"Cantik," tutur Kairo mengomentari.
Niran tersenyum manis. "Thanks."
"Nggak usah khawatir. Aku ada di sini."
Niran mengangguk. "I know...."
"Ya udah, yuk masuk!"
Kairo lebih dulu turun dari mobil, tak lupa membukakan pintu untuk Niran dan menggandeng tangan gadis itu. Menuntunnya untuk berjalan bersama, sebab sejujurnya Kairo cukup khawatir melihat heels Niran yang kelewat tinggi itu.
"Pelan-pelan," bisik Kairo lembut.
Mendengar itu, Niran hanya balas mengangguk dan tak lupa menyelipkan senyuman tipisnya yang manis.
Keduanya terus berjalan menuju pintu utama rumah yang telah terbuka lebar. Dari kejauhan, mata Niran sudah bisa menangkap keberadaan Klara yang tengah berdiri di depan pintu sambil tangannya bersedekap di depan dada.
Gadis itu menyunggingkan senyuman miring, menanti kehadiran Kairo dan Niran. Entah niat jahat apa lagi yang sedang ia rencanakan dalam kepalanya.
Niran mendengus kasar lalu memilih untuk menundukkan kepala. Tak ingin melihat wajah mengesalkan Klara yang malah membuatnya serasa ingin mendaratkan tinjuan di sana.
"Hai, sodara tiriku tersayang!"
Klara berubah tersenyum begitu manis. Ia kemudian beralih menatap Kairo dan tak lupa melambaikan tangan juga pada cowok itu.
"Hai, Kakak Ipar!"
Mendengar sapaan itu, Kairo hanya tersenyum tipis dan mengangguk sekadarnya membalas sapaan Klara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Yes, Bitch!
Teen FictionNiran cewek problematik yang hobi bikin onar di sekolah tiba-tiba dijodohkan dengan CEO muda kaya raya yang lemah lembut dan penyayang. Apa jadinya? ••• Ran, ketua geng Bad Queen yang hobinya cari ribut dengan geng motor lain. Baginya, balapan liar...