CHAPTER 20

2.2K 78 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Babi!" Niran merutuk seraya menyikat lantai WC sekolah dengan keterpaksaan mendalam.

Sesuai dugaan, hari ini dia mendapat hukuman double dari Pak Kunto setelah kemarin kabur begitu saja dari sekolah. Alhasil, sekarang Niran harus membersihkan toilet lantai satu dan dua sekaligus.

Dengan muka masam penuh beban hidup, Niran terus menyikat lantai toilet sembari merutuk tanpa henti. Rasanya ia ingin sekali membejek muka Klara yang menyebabkan dirinya harus dihukum seperti ini.

"Awas aju lu, Klar. Gue injek juga muka lo!"

"Misi, misi! Kebelet!"

Niran tersentak ketika dirinya yang tengah bersih-bersih tiba-tiba terjepit di belakang pintu setelah seorang cewek berkacamata secara mengejutkan masuk dengan berlari cepat. Apalagi sepatunya yang kotor itu membuat lantai toilet yang sudah hampir bersih jadi kotor lagi.

"Anjing!" sarkas Niran sambil mengacungkan jari tengahnya ke arah cewek yang telah masuk ke salah satu bilik toilet.

Tak sampai satu detik, seorang cewek lain masuk juga ke dalam sana dengan kaki berlarian secepat kilat.

"MAAF, KEBELET, RAN!" serunya sambil berlari terbirit-birit.

Niran naik pitam. Matanya melotot dan mulutnya terkatup rapat, hampir ingin berteriak mengeluarkan seluruh isi kebun binatang.

"Sabar, Ran.... Sabar...." Niran mengusap dadanya sambil mengatur napas.

Seperti kata Kairo, ia harus belajar sabar. Termasuk dalam menghadapi dua gadis laknat yang mengganggu aktivitasnya barusan.

"Belum selesai?"

Niran kembali terkejut mendengar suara perempuan yang tiba-tiba muncul di depan pintu toilet.

"Anjir, Sel!" Niran menoyor kepala Giselda sengan enteng. "Gue pikir penunggu WC!"

Giselda tertawa, namun ketika ia hendak menginjakkan kakinya ke dalam toilet, Niran secepat kilat mendorong jidat Giselda menggunakan ujung pegangan sikat WC.

"Nggak boleh masuk! Gue capek nyikat lantainya!"

"Gue pengin ngaca!" berontak Giselda sambil terus mencoba menerobos masuk.

"ENGGAK!"

Dengan tenaga penuh, Niran mendorong Giselda sampai cewek itu terdorong mundur sebanyak empat langkah menjauhi toilet.

"Sana, hush, hush...." usir Niran.

"Yeee, si Babi!" maki Giselda mengacungkan jari tengahnya seraya memasang wajah meledek.

"Awas lu, ye!" ancam Niran dengan sarkas sambil mengangkat sikat WC di tangannya, seolah ingin menyerang Giselda yang kini telah kabur secepat kilat.

"SEMANGAT, BESTIE!" teriak Giselda dari kejauhan sebelum wujudnya benar-benar lenyap dari jangkauan mata.

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang