CHAPTER 14

2.1K 85 0
                                    

Tinggalin jejak dulu sebelum lanjut!

Tinggalin jejak dulu sebelum lanjut!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hari Minggu. Hari paling membahagiakan bagi seluruh anak sekolahan, termasuk Niran. Setelah satu minggu ini pusing dengan pelajaran di sekolah, akhirnya hari ini Niran bisa bersantai dan sedikit melepas stresnya yang sudah menumpuk.

Hari ini, ia berencana akan jogging mengelilingi komplek ditemani Kairo. Lama tak berolahraga membuat tubuh Niran jadi gampang lelah akhir-akhir ini. Maka dari itu, ia sengaja mengajak Kairo jogging santai di sekitaran komplek.

Di depan cermin, Niran menatap pantulan dirinya yang sudah lengkap dengan satu set pakaian olahraga ketat, tampak begitu pas di tubuh idealnya.

Atasan hitam tanpa lengan dipadukan dengan celana pendek sepaha. Membuat lekukan tubuh Niran yang ramping tampak jelas terpampang.

Proporsi tubuhnya yang terbilang tinggi dan langsing tak jarang membuat banyak perempuan lain iri.

"Udah siap, sayangku?"

Niran dikejutkan dengan sepasang tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Kairo memeluknya dari belakang kemudian meletakkan dagunya di atas pundak Niran.

"Cantiknya aku," Kairo mengecup lembut leher jenjang Niran sambil ikut memerhatikan istrinya melalui pantulan cermin.

"Iya, gue juga tau gue cantik," celetuk Niran penuh percaya diri.

Diam-diam ia memerhatikan Kairo yang juga tak kalah ganteng. Cowok itu juga sudah lengkap dengan kaos sport berwarna abu gelap yang sedikit menyuguhkan pemandangan dada bidang Kairo yang atletis. Berpadu dengan celana pendek di atas lutut, membuat kaki panjangnya itu terpampang secara gamblang.

"Lo juga ganteng," puji Niran tanpa sadar.

Mendengar itu, Kairo lantas terbelalak kaget. Jarang-jarang Niran mau memujinya begitu. Akibat terlalu gengsi, Niran tak pernah berkomentar apa pun tentang ketampanan Kairo.

Biasanya, dia hanya diam-diam memerhatikan dan terkadang memuji di dalam hati. Tapi untuk kali ini, saking gantengnya, Niran sampai tak sengaja keceplosan.

Wajah Niran memerah menahan malu, kedua tangannya secepat mungkin melepaskan pelukan Kairo pada pinggangnya kemudian cewek itu langsung berlarian secepat kilat meninggalkan kamar.

"Udah, ah! Buruan, keburu siang!" teriaknya sambil kabur, demi mencegah Kairo menangkap basah ekspresi malu-malu kucingnya ini.

•••

Niran sesekali menyeka buliran keringat yang mulai mengucur membasahi permukaan wajahnya sampai ke leher. Napas Niran mulai terengah-engah, di sampingnya Kairo juga ikut berlari kecil beriringan dengan Niran.

Tak disangka, ternyata mengelilingi komplek saja sudah berhasil membuat keduanya basah kuyup oleh keringat.

"Jalan aja dulu deh, jangan lari!" Niran menahan lengan Kairo, sambil tertunduk dengan napas tersengal.

Say Yes, Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang