•••
"Hai, brodie!"
Tanpa mengetuk pintu, Arjuna seenaknya menyelonong masuk ke dalam ruangan kerja Kairo. Hal itu seketika langsung memecah konsentrasi Kairo yang sejak tadi sibuk dengan layar laptopnya.
Kairo melirik Arjuna sekilas sambil menaikkan alisnya sebagai sapaan. "Lama nggak keliatan lo, ke mana aja?"
"Sebulanan kan gue di Semarang, Kai!"
Arjuna berucap dengan nada protes, sedikit tak terima dengan pertanyaan Kairo. Padahal dia sendiri yang memerintahkan Arjuna untuk mengurus anak perusahaannya di Semarang.
Kairo tertawa kecil. "Gimana di sana? Aman?"
Arjuna mengangguk sambil mendaratkan bokongnya di atas sofa yang tersedia di sana. "Aman," sahutnya.
Kairo membalas dengan anggukan kecil lalu memijit pelipisnya, mengamati layar laptop yang kini menampilkan grafik perusahaan yang tampak kurang stabil akhir-akhir ini.
Ia meraup wajahnya dengan kasar sambil menyandarkan tubuhnya yang lelah itu di sandaran kursi. Kairo pusing, lelah, dan ingin pulang.
Keseharian yang menyibukkan dan melelahkan ini tak jarang membuatnya bosan. Rasanya ia hanya ingin berdiam diri di rumah dan menghabiskan waktu bersama Niran.
"I miss her," gumamnya dengan senyuman tipis yang tanpa disadari muncul di sudut bibir.
Hanya dengan memikirkannya saja sudah bisa membuat Kairo bersemangat. Lelaki itu lantas merubah posisinya menjadi duduk tegap dan kembali fokus pada layar laptop.
Selang beberapa menit, Kairo kembali menghentikan sejenak kegiatannya. Kemudian, matanya bergerilya membaca sebuah nama yang muncul di layar ponsel beriringan dengan dering nyaring yang tentunya berasal dari benda pipih itu.
'Mine 💖💍'
Kairo tersenyum manis membaca nama favorit yang tertera di sana.
"Halo, sayang!" Kairo menjawab panggilan itu dengan penuh semangat.
Semringah kebahagiaan jelas nampak di wajah Kairo yang berseri-seri sebab mendapat telepon dari istri kesayangannya. Rasa capek dan mengantuknya seketika hilang begitu saja.
"I missssss youuu...." ujar Kairo dengan nada manja.
Hal itu jelas membuat Arjuna yang awalnya sibuk main game di ponselnya seketika terlonjak dengan wajah syok bukan main.
Keningnya berkerut dalam, matanya melotot, serta bibirnya bergerak membentuk bentuk aneh. Baru kali ini selama hidupnya, dia mendengar sahabatnya berbicara dengan nada menjijikan begitu.
"Idih, idih, idih...." cicitnya memandang Kairo tak percaya. "Sejak kapan lu ketularan Mahesa?"
Kairo tak merespon banyak dan hanya fokus berbincang dengan Niran di seberang sana. Membuat Arjuna malah seperti bicara sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Yes, Bitch!
Teen FictionNiran cewek problematik yang hobi bikin onar di sekolah tiba-tiba dijodohkan dengan CEO muda kaya raya yang lemah lembut dan penyayang. Apa jadinya? ••• Ran, ketua geng Bad Queen yang hobinya cari ribut dengan geng motor lain. Baginya, balapan liar...