WORKSHOP

199 39 9
                                    

Selamat melanjutkan membaca kisah Rosa ... jangan lupa komentar buat kasih masukan dan tinggalkan jejak bintag 🌟 yaa ...

============================

Tanggal 21 Juni adalah de langste dag, hari terpanjang dalam setahun. Sayangnya tahun ini jatuh di Bulan Ramadhan. Subuh pukul 02.56 dan Maghrib pukul 10.05. Akibatnya kaum muslimin di Belanda harus melaksanakan puasa sekitar 19 jam.

Setelah lelah membaca Al Quran, Rosa dan Alya memutuskan untuk bermain Othello di kamar mereka. Sudah hampir setengah lima sore, tapi maghrib masih 5 jam lagi, sedangkan kerongkongan mereka rasanya sudah sangat kering. Pada malam-malam ganjil, Rosa, Alya, dan Jasmijn sering ikut tarawih di masjid Selwerd yang terletak di dekat kampus. Karena sholat Isya baru dimulai pukul 12 malam dan tarawih selesai sekitar pukul 1 dini hari, mereka berangkat bersama-sama dengan mobil Jasmijn. Meskipun mengantuk, mereka tetap bersemangat untuk tarawih berjamaah di masjid, setidaknya bisa mengobati sedikit rindu pada tanah air.

Sore itu Tante Emma mengundang Awan datang ke rumah. Pasalnya beliau ingin mengganti sofa yang ada di kamar Rosa, karena sudah terlalu tua. Apalagi pekan depan Idul Fitri, wanita itu sangat bersemangat merapikan dan menghias rumah. Kebiasaan ini sudah dilakukan Tante Emma sejak Awan dan Jasmijn masih kecil. Beliau berusaha untuk membuat suasana yang spesial ketika Ramadhan dan Idul Fitri di rumah. Beliau ingin agar anak-anaknya merasakan momen puasa dan lebaran itu terasa menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Karena, suasana di luar sama sekali tidak mendukung, semua berjalan seperti biasa saja. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, tenaga Awan sangat dibutuhkan untuk membantu menurunkan sofa yang lama dari lantai tiga dan mengantarkannya ke Mamamini, toko barang bekas yang tidak jauh dari rumah.

Awan datang dengan membawa bakfiets besar atau istilah kerennya becak dengan bagasi terbuka di bagian depan, yang dipinjam dari toko tersebut.

Awan datang dengan membawa bakfiets besar atau istilah kerennya becak dengan bagasi terbuka di bagian depan, yang dipinjam dari toko tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ealaah, di sini ada becak juga to ternyata. Tak pikir cuma ada di pasar Boyolali," celetuk Alya ketika melihat Awan datang, dari jendela kamar mereka. Rosa terkikik mendengar ekspresi Alya yang lugu itu. "Tapi bedanya ... kalau di sini mas-nya ndak bawa handuk di leher, plus tampangnya lebih cucok buat jadi bintang felem," tambah Alya lagi.

Spontan Rosa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya. "Sepeda kaya gitu mahal lho harganya, Al," timpal Rosa.

"Yo wis ben, aku juga nggak niat beli yang kaya gitu buat Bapak di rumah," jawab Alya tidak peduli. "Eh tapi Awan bawa sepeda begitu puasa-puasa begini apa ndak lemes tho?"

"Dia kan mahir berkuda, Al. Pasti staminanya bagus."

"Ehem ... ada yang kepincut pangeran berkuda tampan nih kayanya." Alya mengedipkan sebelah matanya.

"Ishh ... jangan ngaco ah, nanti orangnya denger lho!" Rosa menjawil pinggang Alya, yang berujung mereka jadi saling menggelitik dan tertawa.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu kamar mereka diketuk. Rosa dan Alya langsung membungkam mulut dan mengenakan kerudung mereka. Tampak Awan berdiri di depan pintu.

His ScentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang