💬.27

377 74 2
                                    

Asahi memilih menghentikan laju jalan nya di halte bis. Kepala nya berdenyut nyeri sejak semalam.

Menatap kembali jam yang melingkar manis di tangan nya, Asahi semakin menundukkan kepala nya saat di rasa Kepala nya semakin berdenyut.

Seperti nya hari ini ia akan memilih berjalan saja daripada naik bis.

Uang saku nya sudah ia gunakan untuk membayar iuran acara karnafal kampus nya minggu depan. Sedang supir nya tak kunjung datang.

Entah apa yang terjadi, ponsel nya mati karena jatuh tadi.

"Harus nya tadi gue gak bayar iuran semua nya, terus juga kenapa gue nekat banget cuman bawa duapuluh ribu? Dasar bego!"  Gerutu Asahi sambil terus berjalan menunduk,  sesekali ia berhenti untuk menyeimbangkan langkah nya yang serasa tak napak dengan kepala nya yang terus berdenyut.

Bahkan saat akan menyebrang pun ia masih saja menunduk memegangi kepala nya.

TIINNNNNN!!

Bunyi klakson yang cukup nyaring menyadarkan Asahi. Ia mendongak, melihat sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah nya, dan dengan bodoh nya ia hanya melongo.

'sret'

'grep'

Semua nya begitu cepat,untuk tubuh dan otak nya sedang mencerna apa yang terjadi.

Asahi di tarik dan di dekap erat oleh seseorang lalu di bawa ke pinggir jalan.

"Huh.." orang itu menghela nafasnya, memandang Asahi yang diam kaku dengan tatapan khawatir "Kalau mau mati jangan sekarang" lanjut nya lirih sambil mengangkat dagu Asahi guna mengecek apakah ada luka di diri si manis.

'Kayak nya sakit gue makin parah deh..jantung gue rasa nya mau copot..' batin Asahi saat seseorang di depan nya dengan sengaja mengecup puncuk kepala nya.

Tanpa Nama ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang