Laut, kembalikan raga nya. Aku hanya ingin menatap indah mata nya walau tertutup untuk terakhir kali nya..
÷÷÷
Tidak mendapatkan kabar apapun yang membantu, Asahi nekat memilih terbang sendiri menyusul para anggota tim sar yang mencari keberadaan pesawat di tempat terakhir sebelum di kabarkan hilang kontak. Di sana, ia di temani Yoshi, Mashiho, serta Hyunsuk.
Mengenakan rompi orange. Asahi tertuduk lesu menatap hamparan air di sepanjang mata nya menangkap.
Air mata nya kembali mengalir untuk kesekian kali nya, ingatan tentang ucapan Jihoon sebelum pergi terbang terasa meremukkan relung nya.
Ia rindu Jihoon.
Hyunsuk yang melihat Asahi kembali menangis hanya mampu menghela nafas nya. Ia ikut merasa sedih untuk kecelakaan ini. Meskipun, Jihoon musuh nya dalam mendapatkan lelaki manis di depan nya. Tetap saja, kehilangan Jihoon membuat nya merasa sedih.
Di tepuk pundak Asahi, "Kita lanjut nanti ya?"
Asahi mendongak, dengan binar redup yang berkaca, Asahi menggeleng lemah, "Gue masih mau di sini.."
"Tapi lo pucet Asahi? Kita balik dulu ke penginapan ya? Nanti balik lagi kok" Bujuk Hyunsuk lagi,
Hyunsuk mengerti, Asahi hanya ingin menjadi orang pertama yang mendapatkan kabar tentang Jihoon. Tetapi kesehatan Asahi masih menjadi yang utama bagi Hyunsuk.
Dari ujung kapal, Yoshi mengalihkan pandangan nya untuk menatap hamparan laut di depan nya. Di samping nya, ada mashiho dengan wajah sama sedih nya dengan yang lain.
Semua nya merasakan lara yang sama.
"Kira-kira Jihoon selamat ga?" Celetuk Yoshi tiba-tiba, di pikiran nya kali ini tak ada hal lain nya selain hal itu.
Mashiho menoleh cepat, "Kenapa tanya gitu?"
"Kemarin Ketua tim Sar yang nyari, ngehubungin aku. Kata nya, ada yang nemuin potongan kecil yang mirip badan pesawat di laut ini.." jeda Yoshi sengajakan untuk menarik nafas nya, "Ini udah pencarian ke 3. Belum ada tanda korban yang di temuin baik selamat atau enggak. Apa mungkin Jihoon bisa selamat?" Tanya nya.
Mashiho bungkam, bagi nya kecelakaan pesawat di laut adalah kecelakaan paling mengerikan.
96 persen penumpang akan menjadi korban tidak selamat. Sedangkan sisa nya hanya tuhan dan laut yang tahu.
Binar redup Mashiho mengarah pada Asahi yang terduduk di pinggir kapal, tangan nya mengulur menyentuh laut dengan linangan air mata di sana.
Kelereng Mashiho kembali memanas, dengan langkah pelan ia dekatkan diri pada Asahi.
Sebelum itu, ia sempatkan beri isyarat pada Hyunsuk. Menyuruh pemuda itu menyingkir.
"Asahi?"
Tak ada jawaban di sana. Asahi masih fokus menyentuh debur air laut di sana.
"Asahi, kita pulang dulu ya?"
Masih tak ada jawaban di sana, Mashiho tak menyerah, ia sentuh pundak Asahi.
"Sa, ayo pulang dulu. Kita lanjut nanti ya cari Kak Jihoon nya? Nanti gue sama Yoshi temenin lagi.."
Kali ini hanya isakan kecil yang bersua menyahut ucapan Mashiho.
Mengalihkan sejenak pandangan nya, Mashiho berusaha menghalau air mata yang terus berdesakan ingin keluar.
Ia harus kuat untuk menguatkan Asahi.
"Sa, Jangan gini, Kak Jihoon pasti sedih nanti kalau liat lo sakit, nant,---"
"Apa kalau gue sakit, Kak Ji bakal balik lagi?" Tanya Asahi, kelereng penuh air mata nya mengunci binar redup Mashiho yang di buat bungkam.
"Kalau kak Ji bakal balik, gue lebih milih sakit" bayangan wajah khawatir Jihoon kembali terbayang di benak nya, membuat rongga dada Asahi kembali di buat sesak, "Tapi nyata nya enggak.."
"--Kak Ji gak akan balik, bukti nya sekarang dia masih sembunyi di tempat yang dia sukai.." Asahi terkekeh miris, "Laut curang, dia milih yang ganteng.."
"Sa-"
"Ci, gue bakal bisa liat wajah nya lagi kan? Gue kangen.."
Aliran air di mata Mashiho sudah tak mampu ia tampung lagi, di belakang pun begitu. Yoshi maupun Hyunsuk sama-sama menunduk menyembunyikan tangis nya.
"Sebelum pergi, kata nya Kak Ji mau ngelamar gue Ci..tapi sekarang dia malah sembunyi di laut.."
Ingat betul Asahi, saat itu Jihoon mengatakan semua nya dengan keseriusan tanpa tau takdir semesta dan lebih bodoh nya lagi Asahi percaya.
Dengan nada bergetar, serta dada yang naik turun menahan sesak, Asahi menunduk dalam guna menatap pantulan wajah nya di dalam air.
"Laut, jangan sembunyikan Kak Ji lama-lama ya? Dia masih punya janji yang belum di tepati.."
Mashiho menutup bibir nya rapat dengan sebelah tangan nya, menahan isakan yang ingin keluar. Dada nya teramat sesak untuk sekedar mendengar Asahi bersuara.
Jika tau seperti ini, ia akan lebih memilih Asahi bungkam.
"Kak Ji, denger ucapan gue gak? Kalau denger pulang ya? Yang utuh biar bisa peluk gue nya.." isak nya semakin keras, tangis nya semakin tak mampu ia tahan.
Asahi tak sanggup untuk membayangkan melihat langsung jasad Jihoon nanti nya. Tetapi ia lebih tak siap jika Laut benar-benar tak ingin kembalikan raga lelaki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Nama ✔️
Romance[ Pengirim Pesan Misterius itu selalu muncul ! ] (💬 JiSahi. Short story) ©Frajinggadiajeng2