💬.31

353 67 3
                                    

"Kak Ji, mau sosis bakar!"

"Mau Cumi bakar Madu!"

"Kak Ji, ada chiken mau!"

"Mau pancakee, kak Ji.."

Entah sudah berapa banyak toko yang mereka sabangi, dan  sudah beberapa kali juga Jihoon merogoh uang nya untuk membelikan yang lelaki manis itu inginkan.

Jihoon tak masalah, justru ia senang bisa memberikan apapun yang lelaki itu mau.

"Ihh mau itu yang bentuk nyaa robot.."

"Yang mana?"

"Itu yang banyak anak kecil nya"

"Oh permen kapas? yaudah yuk beli"

Mengaitkan jemari nya pada Jemari yang lebih kecil, Jihoon melangkah terlebih dahulu. Menghalau desakan desakan yang berada di depan. Ia tak ingin tubuh kecil Asahi semakin terhimpit oleh pembeli lain nya.

Saat sudah sampai di depan stan permen kapas yang di inginkan, Asahi beberapa kali berteriak heboh, mata nya yang cantik berbinar menatap cara membuat permen kapas. Karena selama ini ia tak pernah menyentuh hal yang seperti itu.

"Pak, Asa mauu satuu, yang bentuk nya robot yaa.." pinta Asahi.

"Mau yang besar atau yang kecil adek manis?" Jawab si Penjual ramah.

Asahi melotot garang, "Saya bukan Anak kecil ihh?!"

Jihoon terkekeh kecil, mengusak gemas rambut lembut Asahi, lalu beralih menatap si Penjual dengan tatapan sama ramah nya, "Yang besar ya Pak, nanti nangis kalau gak besar.."

Asahi memberenggut, melirik sinis lelaki di samping nya. "Kemusuhan kita Kak.."

Jihoon hanya menggeleng heran melihat nya.

Heran mengapa Asahi bisa semanis ini jika di lihat dari dekat??

"Udah? mau apa lagi nih?"

"...." Asahi melengos, berjalan mendahului Jihoon yang masih menunggu kembalian.

Bodo amat. Dia pundung.

Melihat ke kanan dan ke kiri, Asahi mencari tempat duduk yang nyaman.

Lalu, netra nya menangkap kursi panjang yang berada di bawah spanduk bazar. Dengan langkah cepat, Asahi duduk, menikmati beberapa cemilan yang ia beli (Jihoon beli), mengabaikan Jihoon yang kini berlari menghampiri nya.

"Kamu..Astaga.." Menghembuskan nafasnya kesal, Jihoon berdiri di depan Asahi yang sibuk memakan chiken pop. Masih dengan nafas nya yang tersenggal, Jihoon menarik salah satu lengan Asahi hingga berdiri lalu memeluk nya erat,

Mengerjapkan mata nya cepat, Asahi masih memproses apa yang terjadi. Jelas lah ia terkejut, bagaimana tidak terkejut bila di peluk secara tiba-tiba?

"Saya kira kamu hilang.." bisik Jihoon

Asahi merinding merasakan deru nafas Jihoon di telinga nya. Tiba-tiba saja Jantung nya berdetak berkali lipat. Lalu desiran aneh kembali menguasai nya.

Jihoon melepaskan pelukan nya saat di rasa Asahi sama sekali tak membalas pelukan nya. Ia menghela nafas nya lagi, "Maaf, Saya hanya khawatir kamu hilang.." terang nya, takut bila Asahi risih lagi dengan kelakuan nya.

Asahi menggeleng kikuk, "E-enggak ga papa, seharus nya kan Gue yang minta maaf karena ninggalin elo"

"Jangan pergi Asahi.." tutur Jihoon dengan serius, dan di balas anggukan yakin si manis.

"Iya gak pergi.."

























[•] Kira-kira ada gambaran kalau udah end gimana ending nya menurut sudut pandang kalian?

[•] Aku bakal peringatin kalian buat Jangan terlalu berharap sama aku di book ini. Jangan pernah.

[•] Ada yang punya rekomen POV ga? Spill dong. Mungkin aja nanti bakal aku acc buat jadi book selanjutnya (Tentu nya dengan persetujuan dan ketersediaan si pemilik POV)

Tattaa, stay healty ya kalian semua ෆ╹ .̮ ╹ෆ

Tanpa Nama ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang