Part 6

948 227 18
                                    

Berulang kali Anin mengecek ponselnya namun tak ada juga notifikasi dari Aran. Dua hari berlalu, ego Anin masih menguasai hatinya. Menunggu adalah jalan satu satunya bagi Anin.

"Kek anak kecil" Anin memukul meja rias cukup kencang hingga beberapa orang memperhatikannya

"Kenapa sih Nin?"

"Besok udah gak ada jadwal kan ka? Aku mau kekampus"

"Bukannya lo masih libur?"

Anin tak menjawab, ia pergi dari hadapan Ratih.

"Kenapa lagi dah tuh anak?"

.
.
.
.

Perpustakaan cukup lengah dijam istirahat seperti ini. Aran memilih mengerjakan beberapa tugasnya sebelum menumpuk, meskipun ia sedang bersembunyi dari perasaan sakitnya.

"Boleh ikutan duduk disini?"

Aran menoleh kearah suara.

"Boleh" Aran kembali fokus dengan bacaannya

"Kakanya Freya kan?"

Aran kembali melihat gadis itu

"Iya"

"Chika" Aran melihat uluran tangan gadis itu

"Aran"

"Kita teman satu kelas praktikum kan?"

Chika bingung harus bagaimana untuk mencairkan suasana. Aran tersenyum kecil dan hanya anggukan kecil sebagai jawabn atas pertanyaan Chika.

Aran sedang tak ingin diganggu oleh siapapun, ia hanya sedang ingin menenangkan dirinya.

"Gue ganggu ya?" tanya Chika hati hati

Aran menghela nafasnya dan melihat kearah Chika. Tatapan yang entah bagaimana selalu bisa menjadi daya tarik bagi siapapun yang menatapnya.

"Gak, aku lagi badmood aja" Aran tersenyum kecil

"Sorry ya" Chika beranjak pergi namun Aran menahannya

"Gak papa, ada yang mau kamu omongin?"

Chika duduk kembali dikursinya. Ia tersenyum sangat manis.

"Tadi mau minta diajarin Mikrobiologi"

"Ah boleh"

"Kata Freya, kakanya jago banget dikampus"

Aran memang salah satu mahasiswa farmasi dengan ipk tinggi di tiga semester ini.

"Jangan percaya, adek aku suka ngelebih lebihin"

"Tapi kamu emang pinter Ran... emmm gak papa kan kalau pake aku kamu"

"Ya gak papa dong, mau diajarin apa?"

Chika mengeluarkan bukunya untuk belajar bersama Aran. Chika diam diam memperhatikan wajah samping Aran, ia tak bisa lagi menyembunyikan senyumannya.

Anin yang juga berada disana mengurungkan niatnya mendekati Aran. Anin pergi tanpa menemui Aran.

.
.
.
.

Aula kampus sedang dipenuhi oleh mahasiswa. Ulang tahun kampus kali ini menampilkan para mahasiswa berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik.

Anin menjadi salah satu mahasiswa berprestasi dibidang non akademik. Ia terpilih menjadi ikon kampus untuk promosi kampus tahun depan.

Diantara ratusan orang yang ada didalam aula itu, ia mencari satu orang yang hilang darinya beberapa hari lalu. Entah bagaimana mata mereka saling bertemu, Anin berusaha mengungkapkan betapa ia sangat merindukan Aran namun Aran membuang tatapannya begitu cepat.

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang