Part 2

1.1K 214 12
                                    

3 Tahun lalu

Para mahasiswa baru mengeluarkan atribut yang harus mereka bawa.

Sosok cantik yang menyita perhatian Aran berjalan kearahnya, waktu seakan akan terhenti saat Aran melihat kearah seniornya itu.

"Kamu" Suara itu bukan membuat Aran takut malah membuat Aran tersenyum

"Kamu gak dengar disuruh apa tadi" Bentak senior yang sedari tadi Aran perhatikan

"Ini ka name tag aku"

"Ya dipake"

Anin semakin kesal melihat Aran yang tersenyum padanya.

"Malah senyum senyum lagi, sana kedepan kamu"

"Baik ka"

Aran bukannya takut ia malah tersenyum senang bergabung dengan anak anak lain yang sebentar lagi mendapat hukuman.

"Astaga teman lo Niel" Ollan menyenggol lengan Oniel

"Gak tau gue Lan, gak paham sama otak tuh anak, syukurnya dia cakep"

Aran masih setia memandangi wajah jutek Anin.

"Nama dia ka Anin, Aninditha, kakak kelas paling populer di SMA gue" ucap seorang gadis disamping Aran

"Aninditha"

"Model cantik"

Aran melihat kearah gadis disampingnya.

"Aran" Aran memperkenalkan dirinya

"kathrina Irene, panggil aja Kathrin"

"Okay, jurusan apa?"

"Seni, lo?"

"Farmasi"

Kathrin mengangguk paham.

"Pinter dong, ka Anin suka cowo pinter"

"Gak juga sih, paksaan orang tua"

"Mantan pacar ka Anin di SMA anak olimpiade matematika, sebelum pacaran sama ka Anin juara 2 se Jakarta eh pas pacaran gak menang"

Aran tertawa kecil mendengar cerita Kathrin.

"Mungkin terlalu fokus pacaran sama ka Anin. Ah mantan ka Anin juga ada anak kedokteran gigi loh awal dia masuk kuliah"

Dalam hati Aran sudah mengutuk dirinya sendiri yang bukan apa apa ini.

"Tapi mantannya itu di DO gak lama setelah putus dari ka Anin"

"Lo tau itu semua dari mana?"

"Ya kan ka Anin biarpun udah gak di SMA lagi tetap banyak stalkernya"

Aran menoleh kearah Anin yang tengah menutupi wajahnya dari cahaya matahari.

"Cantik banget"

.
.
.
.

Aran baru selesai dari laboratorium setelah menyelesaikan tugas praktikumnya. Sambil melepaskan kancing jas labnya Aran berjalan buru buru.

Anin yang berjalan berlawanan arah dengannya terlihat begitu cantik dengan rambut yang diikat.

Waktu terasa berjalan lambat ketika wajah Anin semakin dekat melewati Aran. Entah apa yang gadis itu lakukan difakultasnya.

Anin berjalan melewati Aran tanpa ada sapaan sama sekali. Aran yang tak pernah berani mendekati Anin setelah ia tahu Anin adalah seorang selebritis yang namanya mulai naik.

Anin terlihat keluar dari kantin fakultas Aran, ia melihat Anin membeli beberapa donat yang dibungkus plastik bening. Aran tersenyum tipis melihat Anin yang begitu bahagia memakan donat kentang yang memang hanya dijual dikantin fakultasnya.

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang