Part 12

897 200 18
                                    

Sebuah artikel membahas hubungan Anin yang kandas bersama Aldo, ia tersenyum bahagia. Rasanya saat ini Anin bisa bernafas lega dengan hubungannya yang usai dengan Aldo.

"Seneng banget neng" ucap Ratih yang sedari tadi memperhatikan Anin dari kaca spion

"Akhirnya putus juga sama Aldo" ucap Anin

"Orang putus biasanya sedih, ini malah seneng ya"

Anin tak bisa menahan senyumannya lagi, ia bukan membenci Aldo tapi ia benci hubungan mereka yang hanya sandiwara itu. Sekarang waktunya Anin menunggu Aran menyatakan perasaannya kembali.

Mereka tiba dilokasi syuting cukup pagi. Anin mengecek ponselnya lebih dulu memastikan chat balasan dari Aran.

"Aku udah dikampus, semangat syutingnya" balasan dari Aran membuat Anin tersenyum lebar

Hari ini Aran ada kelas pagi dan bukan Aran namanya jika ia tak datang awal menyiapkan dirinya untuk belajar. Anin paham betul aktivitas Aran namun ia hanya ingin mengetahui keadaan Aran langsung dari orangnya.

Syuting pun dimulai, Anin bersiap untuk pengambilan gambar. Rasanya ia ingin syuting hari ini berjalan lebih cepat agar ia bisa menemui Aran.

Semangat Anin terlihat menggebu gebu, lelahnya semalam seakan hilang setelah membaca artikel itu.

"Wah orang putus sedih tapi ini malah bahagia banget" Ratih tersenyum memperhatikan Anin dari jauh

.
.
.
.

Oniel memetik gitarnya untuk cek sound, ia akan tampil di acara kampus. Oniel memang sudah biasa tampil dimana mana meskipun ia sekarang mengurangi jadwal manggungnya.

Suara petikan gitar Oniel membuat Sisca tersenyum tipis. Akhir akhir ini Oniel entah bagaimana memenuhi pikiran Sisca.

"Depan pintu aja nih" Goda Cindy

"Temuin lah" tambah Cindy

"Ariel mana?"

"Mengalihkan pembicaraan"  Cindy mendorong pelan tubuh Sisca

Oniel yang melihat Sisca langsung berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan Sisca.

"Dari tadi? katanya tadi masih ada kelas?"

"Nanyanya bisa satu satu gak?"

"Hehe maaf, bisa gak" Oniel mengulurkan tangannya membantu Sisca naik ke panggung

Oniel mempersilahkan Sisca untuk duduk. Ia kembali mengambil gitarnya.

"Mau nyanyi apa?" entah mengapa tatapan Oniel pada Sisca begitu dalam

"Lagu duet gimana?"

Oniel terlihat berpikir lagu yang pas untuk mereka berdua. Oniel harus menyesuaikan suaranya dengan Sisca.

"Janji kita?" Oniel menunggu jawaban

"Boleh"

"Oke"

Cindy dari bawah panggung tersenyum melihat Sisca yang tak bisa berhenti menatap Oniel.

"Liatin apa sih sayang?"

"Hah oh itu Sisca, Nan"

Jenan duduk disamping Cindy sambil memperhatikan Sisca dan Oniel

"Oh itu cowok yang lagi deket sama Sisca"

"Iyaa, sweet ya mereka"

"Emang kita gak?" Tanya Jenan

"Hah, sweet kok ki kita buktinya udah mau dua tahun"

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang