Bab 4

995 213 18
                                    

"Aku dibawah Tha"

Anin tersenyum membaca chat dari Aran. Ia bergegas untuk segera keluar dari apartemannya.

"Dooor"

"Ditha, bisa gak, gak usil sehari aja"

"Gak bisa, soalnya jahilin lo tuh passion"

"Ngeselin, cepetan aku ada tugas laporan nih"

Aran memberikan helm pada Anin.

"Sabar, jangan ngebut ngebut loh ya"

"Iya" ucap Aran dengan wajah kesalnya

Sepanjang perjalanan, Anin tampak begitu senang hari ini dijemput oleh Aran walaupun harus membujuk Aran setengah mati.

"Kenapa gak minta jemput pacar kamu sih Tha?"

"Pacar, mana punya gue" Anin memberikan helm pada Aran

Tangan Aran secara otomatis merapikan poni Anin. Jantung Anin berdetak cepat dengan perlakuan kecil dari Aran.

"Ya makanya cari"

"Lo aja gimana Ran? mau gak?"

"Selain aku, aku gak mau kamu ganggu waktu tidur aku"

"Oh jadi gak Ikhlas nganterin gue nih?"

"Pikir aja Tha sendiri"

Aran masih terlihat sangat kesal tapi bagi Anin itu hal yang membahagiakan jika melihat kekesalan Aran.

"Yaudah nanti gue pikir deh, Thanks ya sayang" ucap Anin menggoda Aran

"Gak usah sayang sayang, dijemput jam berapa?"

"Mau jemput lagi?" tanya Anin senang

"Iya"

Senyuman Anin tercetak jelas diwajahnya, membuka hati untuk orang lain tak begitu buruk, pikir Anin.

"Kayanya agak malem deh"

"Telpon ya jangan chat, aku matiin notif chat soalnya"

"Siap kapten" Anin memberi hormat pada Aran

"Yaudah bye"

Anin melambaikan tangannya pada Aran. Anin masih setia berdiri dipinggir jalan sampai Aran tak terlihat lagi dari jangkauan matanya.

"Kok kangen sih aneh banget" monolog Anin

Hari ini kegiatan Anin hanya menyeselsaikan photoshootnya yang ditunda beberapa hari lalu dan kebetulan sekali sang manager tak bisa menemani Anin hari ini.

Anin mengecek ponselnya mencari kontak Aran. Senyuman itu kembali terlihat, ada perasaan aneh dalam diri Anin dan ingin selalu berada didekat Aran. Anin menutup kembali ponselnya.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, beberapa kru juga telah pulang. Anin masih menunggu Aran.

"Bareng aja Nin"

"Gak ka, ini bentar lagi dijemput"

"Gue duluan gak papa?"

"Iya ka gak papa"

Anin beberapa kali mengusap lengan bajunya, hawa dingin menusuk hingga kekulitnya. Aran pun akhirnya sampai.

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang