Part 22

781 190 10
                                    

Aran fokus pada rangkumannya untuk ia jadikan acuan laporan praktek kerja lapangannya (PKL). Aran merenggangkan badannya yang terasa sakit karna terlalu lama duduk.

"Minum dulu bang" Freya meletakkan coklat hangat diatas meja Aran

Aran menoleh kearah pintu dan melihat ibunya berdiri diambang pintu. Senyuman Aran merekah melihat Adiknya dan ibunya.

"Istirahat Ran, kasian badan kamu juga dari sore udah nugas terus"

"Bentar lagi bu, dikit lagi selesai"

Freya duduk dikasur Aran, ia melihat bingkai foto Anin dan Aran yang tampak bahagia dalam foto itu.

"Ka Ditha kapan datang main kesini?"

Aran menoleh kearah Freya, sebelah alisnya terangkat mendengar pertanyaan Freya yang tak biasa ditelinga Aran. Freya bukan adik yang ikut campur urusan pribadi Aran tapi Aran tahu adiknya itu begitu perduli padanya.

"Masih sibuk" Jawab Aran sambil tersenyum

"Udah mau setahun dari pas pertama ka Ditha kesini"

Ucapan Freya benar, Anin tak pernah lagi mengunjungi rumahnya bahkan setelah mereka resmi berpacaran.

"Ya mau gimana lagi, ka Ditha bener bener sibuk"

"Kamu kan juga liat di instagram kalau ka Dithanya sibuk" Ibu Aran duduk disamping Freya

Beberapa kali Aran sudah mencoba untuk membawa Anin kerumahnya namun tetap saja waktu belum membolehkannya. Aran tak bisa membohongi dirinya sendiri ia pun kecewa setiap kali gagal membawa Anin bertemu orang tuanya.

"Jalan sama yang lain bisa, kenapa kesini gak bisa aku liat distorynya?"

"Frey, hubungan abang kamu sama ka Ditha kan gak dipublikasikan jadi wajar kalau ka Ditha gak nunjukkin ke sosial media"

"Nanti pasti abang bawa kesini ya, sebelum abang wisuda. Lagian abang belum buat janji lagi karna baru selesai PKL"

"Habis itu abang sibuk penelitian skripsi dan gak bakal ketemu lagi, gitukan?"

"Abang janji" Aran memberikan kelingkingnya pada Freya sebagai wujud ikatan janji mereka.

.
.
.
.

Senyuman Aran mengembang sempurna, siapapun yang melihat senyuman Aran bisa terpanah padanya. Hari ini ia akan bertemu Anin dilokasi syuting dan memberikan Anin kejutan.

"Ka, Ditha didalam?"

"Iya Ran masuk aja"

Aran membuka pintu itu dan terlihat Anin sedang dimake up sambil menghapalkan dialognya.

"Aran" Anin kaget ketika melihat bayangan Aran dicermin

Anin meminta  orang yang sedang mendandaninya itu untuk keluar dahulu.

"Aku bawain donat kentang"

Bukannya menerima plastik yang berisi donat kentang Anin malah memeluk erat Aran.

"Kangen"

Aran membalas pelukkan Anin, melepaskan rindu mereka yang tak saling bertemu selama beberapa minggu.

"Tugasnya udah selesai?" Anin masih enggan melepaskan Aran darinya

"Udah, tadi barusan kekampus buat ngumpul tugas"

"Aku juga udah revisi yang kemarin seminar proposal"

"Pinter, ada yang mau dibantuin lagi?" Aran mengelus rambut belakang Anin sambil menatap wajah Anin yang begitu ia rindukan

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang