Part 1

3.6K 363 33
                                    

Cahaya lampu sorot menyilaukan mata Anin, beberapa kali ia telah berganti pakaian untuk photoshoot ini. Anin menghembuskan nafas lelahnya setelah selesai tersenyum didepan kamera.

"Ponsel lo" ucap Ratih manager Anin

"Habis ini udah kan ka"

"Udah, mau langsung pulang?"

Anin tak langsung menjawab, ia tersenyum tipis mengingat seseorang.

"Besok aku mau istirahat seharian, siangnya ada jadwal lagi gak ka?"

"Sore baru lo ada jadwal"

Anin menganggung paham, ia meneguk air mineral yang sedari tadi ada dalam genggamannya.

"Nin"

"Hmm"

"Lo udah liat berita gak?"

Anin mengkerutkan keningnya, ia tak paham maksud dari managernya itu. Anin diperlihatkan sebuah berita dimana tertera namanya.

"Lagi?" kesal Anin

"Ini pas kapan? kenapa gue gak tau?"

"Itu pas ka Ratih sakit, cuma diantarin pulang sama Aldo aja udah dipikir cinlok lagi"

Anin menscroll dan membaca beberapa komentar diportal berita itu.

"Udah gue duga sih pasti cinlok lagi"
"Gila sih belum selesai yang kemaren udah deket sama yang ini"
"Sok cantik banget"
"Bisa dipake nih, dibayar berapa semalam"

"Udah stop gak usah dibaca" Ratih merampas Ipad itu dari tangan Anin

Anin berdiri dari duduknya, berjalan menuju ruang ganti. Nafasnya naik turun tak beraturan. Kekesalannya semakin menjadi mengingat semua komentar jahat yang ditujukan padanya.

Anin memejamkan matanya beberapa saat untuk menenangkan diri namun bayangan seseorang yang ia rindukan malah muncul dibenaknya. Anin membuka Hpnya dan terlihat wajah seseorang yang hadir dalam benaknya tadi.

"Maaf"

Selama perjalanan pulang Anin hanya diam memandangi langit yang mulai berubah warna menjadi orange.

"Nin, kemaren gue udah transferin mama kamu uang"

"Hmm"

Anin memejamkan matanya seakan tak ingin membahas hal itu.

Mereka melewati lapangan basket, disana tengah ada beberapa anak anak yang bermain basket.

"Ka stop bentar"

Anin menurunkan kaca mobilnya, ia tengah memandangi seseorang yang sedang tersenyum lebar, Anin ikut tertular senyuman itu.

"Kalau kangen hubungin kali, bukan jadi pengagum rahasia"

Anin kembali menutup kaca mobilnya.

"Masih marahan?"

"Kapan sih kami pernah baikkan?" Anin tersenyum miris mengingat kejadian beberapa minggu lalu

Flashback on

"Ran gak usah ngedrama, aku cape"

"Salah ya kalau aku cemburu tha?"

"Aran kamu tau aku kerja buat apa dan kamu tau kerja aku apa, bisa gak sih kamu ngerti aku, bisa gak sekali aja kamu pahamin aku" Anin meluapkan semua amarahnya

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang