Part 9

932 208 23
                                    

Ponsel Anin sudah berbunyi beberapa kali namun tak juga Anin mengangkatnya. Anin tahu siapa yang sejak tadi menelponnya, ia hanya sedang tak ingin bicara dengan orang yang menelponnya.

"Siapa sih kok gak diangkat?" Ratih menyita ponsel Anin, ia lelah mendenger suara ponsel Anin sejak tadi

"Aran loh nelpon Nin"

"Biarin" Jawab Anin cuek

Ratih hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Anin yang tak biasa sejak mengenal Aran.

"Lagi marahan ya?

"Masa dia gak cerita ka tentang kehidupannya dia, gue kesal banget"

Helaan nafas keluar dari mulut Ratih. Anin terdengar kekanak kanakan tapi ia tahu Anin begitu menyukai laki laki yang bernama Aran.

"Gue paham Nin, penting banget emang saling berbagi cerita kehidupan masing masing biar kalian sama sama tahu digimana keadaan masing masing tapi..." Ratih memberi jeda

"Lo sama Aran kan gak ada apa apa, ingat status lo sama Aran sekarang hanya seorang TEMAN"

Anin terlihat berpikir dengan ucapan Ratih.

"Tapi ka, kita sama sama udah tau perasaan masing masing"

"Nin, Aran mungkin belum terbuka ke lo bukan karna dia gak percaya sama lo tapi mungkin dia butuh waktu yang tepat untuk kasih liat sisi lain dari dirinya"

Kepala Anin menunduk sambil mencerna ucapan Ratih yang memang ada benarnya.

"Angkat, kasian anak orang"

Akhirnya Anin menjawab panggilan dari Aran.

"Tha, dimana?" tanya Aran

"Waalaikumsalam"

"Hehehe Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, aku dirumah ka Ratih tadi habis dari kantor"

"Mau aku jemput?"

"Gak, males sama kamu"

Terdengar suara tawa Aran

"Maaf cantik, aku jemput ya sekalian mau jelasin semuanya"

"Hmm" jawab Anin

Tak berapa lama suara motor Aran terdengar didepan rumah Ratih.

"Udah dijemput aja Nin"

"Iya ka, gue pulang ya"

Ratih mengantar Anin keluar, ia sempat berbincang bincang singkat dengan Aran sebelum Aran membawa Anin pergi.

"Dikantor tadi ngapain?"

"Bahas jadwal syuting"

"Bakal syuting dalam waktu dekat?"

"Hmm" Terdengar nada suara Anin yang masih bete

"Syuting apa?"

"Film, jangan tanya lagi film apa ya Ran"

"Galak banget sih mbaknya" ucap Aran sambil tertawa

Aran memberhentikan motornya disebuah taman bermain. Ia menarik tangan Anin menuju ayunan disana.

"Bentar ya" Aran berlari ketempat pedagang yang sedang menjual es krim

"Nih" Aran memberikan es krim coklat pada Anin

"Mau ngomong apa?"

Aran tersenyum mendengarnya. Ia mengela nafasnya pelan sebelum bicara.

"Aku sama Freya bukan saudara kandung"

Di Tengah Badai Hujan TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang