2 | Kehadirannya dalam si rubah

53 8 2
                                    

Desember 2017.

Udara yang dingin mulai menyerang setiap kulit manusia yang sedang berjalan di tengah kota. Udara yang dingin tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bekerja demi menafkahi keluarganya.

Lantas bagaimana dengan Jeongin yang sedang bermalas-malasan di dalam kamarnya?

"Hanya tinggal menghitung hari hingga tahun berganti, apakah tahun depan ia akan mengirimkan hadiah yang sama seperti kemarin?"

Jeongin menatap beberapa kotak berbungkus pita yang tersusun rapi di ujung kamarnya.

Jeongin mendengus kesal setiap melihatnya. Jeongin yang sedang mengambek tapi tidak tahu kepada siapa karena sekarang ia sedang sendirian.

Sejak kelulusannya di tingkat dasar, ia harus mengurus dirinya sendiri. Dari memasak makanan, mencuci pakaian, belajar untuk ujiannya.

Tahun ke tahun berganti dan kegiatan yang ia lakukan selalu sama. Teman-temannya sibuk berlibur dengan keluarga. Tapi ia selalu berada di rumah, tak ada pekerjaan untuk dikerjakan.

Jeongin menatap jam di layar handphonenya. Ia bergumam kecil menghitung detik ke detik jamnya yang berubah.

"Lima.. empat.. tiga.. du-"

"Jojo!!"

Pintu kamarnya terbuka lebar dengan suara keras membuat figur foto di sampingnya terjatuh di lantai.

"Tumben sekali kau lebih awal datang."

"Bukankah aku memang selalu datang jam segini?"

"Berbeda 1 detik saja."

Sang empu yang berdiri di depan pintu langsung menerjang jeongin. Ia menimpa tubuh jeongin membuatnya berteriak geli.

"Berhenti seungmo! Kamu menyebalkan sekali, kamu berat!"

Seungmo, atau Kim Seungmin tepatnya hanya terkekeh gemas dengan jeongin.

"Kutunggu di meja makan. Aku membawakan makanan kesukaanmu. Aku menyayangimu jojo-ku.."

Bantal terlempar tepat setelah Seungmin menutup pintu kamarnya. Jeongin bangkit berdiri dan mengambil figur foto yang terjatuh di lantai.

Potret masa kecilnya tidak lupa dengan sebuah boneka rubah didekapannya.

"Aku masih menyimpan hadiahmu hingga saat ini."

Jeongin meletakkan potret foto itu kearah bawah. Enggan melihat lebih lama potret masa kecilnya.

| Until We Meet Again |

Wangi makanan kesukaan jeongin tercium membuatnya jadi merasa lapar. Jeongin sempat menjahili Seungmin dengan merebut kursi yang hendak ia duduki.

"Perlu kuingatkan lagi kah untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu." oceh jeongin.

"Itu terdengar manis untukmu." ucap Seungmin santai.

"Tidak ada manisnya sama sekali. Di dunia ini tidak ada yang manis kecuali anjing yang ada di pinggir jalan." kata jeongin ketus.

"Aku setuju. Mereka kasihan sekali ada diluar sana. Apalagi sudah memasuki musim salju. Mereka akan tinggal dimana ya."

Jeongin menatap jendela rumahnya. Beberapa kali ia melihat butiran salju perlahan turun meskipun hanya sedikit. Ia jadi ikut memikirkannya.

"Makanlah yang banyak jeongin. Tubuhmu semakin kurus saja."

Seungmin mengambilkan sepotong paha ayam kesukaan jeongin. Jeongin hanya diam memakan makanannya.

Keduanya terdiam cukup lama karena sibuk dengan makanannya masing-masing.

"Apakah ada kabar terbaru dari ayahmu?" Tanya Seungmin membuka topik obrolan.

"Tidak ada. Sudah biasa bukan, ia sibuk." Jawab jeongin santai.

"Ia sibuk karena mencari uang untukmu. Kamu harus bersyukur karena masih bisa memakan makanan kesukaanmu. Kamu tinggal di dalam rumah yang hangat. Diluar sana ada banyak..."

"Aku tahu. Aku mengerti seungmin. Tapi semua itu tidak ada artinya jika ia saja tidak ada disini menemaniku."

Suasana yang awalnya tenang menjadi panas karena jawaban ketus dari Jeongin.

"Asalkan kamu tahu, semua harta, kekayaan, dan kebutuhan ini tidak ada nilainya jika ia tidak ada disini menemaniku. Aku membutuhkan dia. Hanya dia, ayahku."

Seungmin hanya diam enggan melanjutkan perdebatan ini. Seungmin perlahan berdiri dan menggeser kursinya di samping jeongin.

Seungmin merangkul jeongin membuatnya merasa lebih tenang.

Kim Seungmin, sahabat jeongin sejak mereka masih di tingkat dasar. Seungmin yang mengerti keadaan keluarga jeongin. Ia tidak akan ikut campur dalam keluarga jeongin, tapi ia ada disana untuk menemani kesendirian Jeongin.


| Until We Meet Again |


"Aku ingin membantumu dengan mendengarkan segala keluh kesahmu. Tapi sepertinya kamu lebih membutuhkan sesuatu yang lebih dari ini semua." ucap Seungmin dalam hatinya.

Seungmin menatap Jeongin yang sedang mencuci piring kotor. Tangan itu dengan telaten membersihkan setiap detail kotoran disana. Jeongin harus memastikan semuanya bersih dengan sempurna. Jeongin ingin mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Jeongin, sahabatnya yang dewasa karena keadaan dan keluarganya.

Sebagai seorang sahabat jeongin, ia merasa bangga.

Karena terlalu fokus dengan pikirannya, ia merasa rasa kantuk menyerangnya. Seungmin tertidur diatas meja makan dengan tangan melipat. Jeongin melihatnya. Ia mendekati Seungmin dan dengan tenaganya ia menggendong Seungmin dan menidurkannya ke kursi ruang tamu.

Mengambil sebuah selimut untuk menutupi tubuh sang sahabat. Ia menyentuh pipi Seungmin dengan sangat lembut dan hati-hati.


Jeongin yang terkesan cuek dan sombong sebenarnya adalah jeongin yang polos dan tulus.

"Maaf jika aku tidak pandai berbicara denganmu. Kamu begitu baik karena mau menemaniku disini. Aku bersyukur memiliki sahabat sepertimu seungmo."

| Until We Meet Again |

Kim Seungmin Straykids
as Jeongin bestfriend


| aku ingin kehadiranmu |

🦁

Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang