9 | Seung & Mo

12 6 0
                                    

"Dimana kamu? Apakah kamu meninggalkanku?"

| Until We Meet Again |

Ia menatap pintu yang menjulang tinggi dihadapannya. Ia duduk sembari melirik ke kiri-kanan. Setiap mendengar suara dari arah luar, ekornya bergoyang kesana kemari, namun akhirnya kembali diturunkan.

"Umoo!"

Ia membulatkan matanya senang menggerakan ekornya kencang mendengar suara yang dirindukan. Dirindukan? memangnya apa yang terjadi?

Jeongin masuk ke dalam rumahnya dan langsung mendekap tubuh umo. Jeongin ikut merindukan umo. Baiklah, keduanya menjadi sangat dramatis padahal hanya berpisah sebentar. Jeongin harus pergi membuang sampah di depan komplek perumahannya, namun secara bersamaan ia juga melihat paman petugas kebersihan melewatinya. Jadi, ia harus mengejarnya hingga ujung komplek.

"Apakah kamu merindukanku? hm? hahaha. Padahal aku hanya tinggal sebentar, bagaimana jika aku pergi dalam waktu yang lama?" goda Jeongin mengusap umo.

"grr.. guk! guk! jangan pergi meninggalkan aku! aku butuh kamu."

Jeongin menjadi lebih bersemangat dan tidak tega jika meninggalkan umo. Tidak lama lagi dia akan tamat sekolah, kemudian kerja, ia harus menitipkan umo pada siapa? apakah umo akan baik-baik saja jika dititipkan? Ia tidak rela juga.

Kembali lagi keduanya bermain bersama dalam waktu yang lama. Bermain, makan, dan tidur.

Setengah hari ini ia hanya menghabiskan waktunya dengan umo. Jeongin biasanya akan menyempatkan waktu untuk membaca buku, tapi sekarang ia lebih memilih bersenang-senang dengan umo.

Jeongin memperhatikan wajah kecil umo yang sedang tidur siang. Seperti anak-anak umumnya, umo yang masih kecil sangat suka tidur.

"Tidurlah.. umo.. anak anjing kecil yang menyebalkan.."

Mata umo membuka menatap Jeongin tajam karena disebut menyebalkan.

"Ahahaha. Bukankah kamu tidur? Atau kamu pura-pura tidur."

Ekor umo berdiri tegak menatap pintu rumah. Ia menegakkan tubuhnya dengan telinga terlipat ke belakang.

"Ada apa umo?" tanya Jeongin penasaran.

Suara siulan di depan pintu rumahnya membuat umo menggonggong hebat. Jeongin berdecak dan pergi kearah pintu.

Seorang petugas pengantar paket tersenyum ketika pintu rumahnya dibuka. Ia memberikan sebuah surat pada Jeongin kemudian berlari ketika melihat umo menatapnya tajam.

"Umo.. kan sudah kubilang jangan marah begitu. Mereka bukan ancaman. Mereka hanya bekerja."

Umo merasa bersalah karena ia baru ingat Omelan tuannya kemarin. Ia berpaling dan pergi bersembunyi di bawah meja makan.

Jeongin membuka surat di tangannya. Matanya bergerak menggunakan setiap kata yang tertera disana.

"Untuk Jeongin, anak ayah."
Bagaimana kabarmu? Ayah harap kamu baik-baik saja. Apakah kamu makan dengan baik? Ayah harap demikian.
Ayah kembali memberikanmu sebuah boneka rubah sebagai hadiah Natal.

Maaf ayah tidak bisa di sisimu. Ayah harap ayah bisa pergi kesana untuk merayakan ulang tahunmu. Ayah usahakan ya. Ayah menyayangimu.

"Dari ayahmu"

Jeongin melipat suratnya dan meletakkannya di sebuah laci. Di dalam laci rupanya banyak sekali kertas yang serupa dengan yang ia baca tadi.

"Setiap tahun ayah selalu mengatakan yang sama. Ayah harap.. ayah harap.. ayah minta maaf. Tapi sampai sekarang, semua itu memang sebatas harapan, bukan diwujudkan." ucap Jeongin kecewa.

Entah sejak kapan umo sudah duduk manis dibawah kaki Jeongin. Ia menjilat kaki Jeongin. Seakan umo mengerti suasana hati Jeongin sedang tidak baik-baik saja.

"Tidak apa umo. Aku baik-baik saja." kata Jeongin mengusap puncak kepala umo.

"Guk! Jangan bersedih tuan. Kamu jelek jika sedang sedih."

"Aku tidak akan sedih lagi. Karena sekarang ada umo disini."

"Hhh... Wough! Wough!"

Jeongin kembali dibuat tertawa. Ia memeluk umo dengan tulus. Ia semakin yakin kehadiran umo disini bukanlah tanpa alasan.

Jeongin kembali menggoda umo membuat umo marah padanya. Keduanya bermain berlarian kesana-kemari membuat seisi rumah bak kapal pecah. Berlari hingga ke halaman belakang rumah tak menyadari kehadiran sosok lain disana.

Umo berhenti berlari dan terduduk melihat ke dalam rumah. Jeongin ikut melirik kearah samping dan terkejut sesaat sebelum terkekeh.

"Jeongin! Kenapa rumahmu jadi seperti ini?!"


| Until We Meet Again |

Seungmin melipat kedua tangannya menatap umo dihadapannya. Jeongin masih asik tersenyum sembari membawa secangkir teh hangat dan susu untuk umo.

"Tidak perlu kaget. Memangnya kenapa kalau tiba-tiba ada anak anjing disini?"

Seungmin, rencananya akan memberikan kejutan pada Jeongin. Ia ingin mengajak Jeongin menonton film bersama dan akan menginap. Tapi sekarang malah ia yang mendapatkan kejutan.

"Siapa yang tidak terkejut melihat sahabatmu sendiri memelihara seekor anak anjing di rumahnya?? Padahal aku hanya beberapa hari tidak main kemari, tapi sekarang aku malah melihat sosok lain disini."

"Ceritanya panjang. Tapi, dia lucu bukan?"

Seungmin tidak bisa berbohong, ia akui anjing dihadapannya sangat menggemaskan. Seungmin sangat menyukai anjing.

"Ekhem.. iya tentu saja. Dimana kamu membelinya?"

Jeongin menjitak kening Seungmin. Umo ikut menatap Seungmin tajam.

"Jangan menyebut kata itu. Aku menemukannya di antara semak-semak, aku melihatnya terluka, jadi aku membawanya. Jadilah dia tinggal disini." kata Jeongin singkat.

"Apa?! Kamu mengizinkannya tinggal disini?" teriak Seungmin terkejut.

Jeongin menggangukkan kepalanya semangat. Ia mengusap umo. Seungmin semakin dibuat heran dengan perubahan sikap Jeongin.

Umo perlahan turun dari atas kaki Jeongin dan pergi mendekati kaki Seungmin. Ia menatap Seungmin dengan puppy eyes nya dan menjilat tangan Seungmin.

Seungmin berteriak gemas.

"Sepertinya dia menyukaimu. Sejak awal ia melihatmu, ia tidak menggonggong seperti yang lain." kata jeongin tersenyum.

Seungmin ikut tersenyum.

"Aku terkejut karena aku cukup mengenalmu. Kamu memiliki trauma pada mereka, tapi tiba-tiba saja rasa takutmu itu hilang sejak ia disini. Aku percaya kehadirannya disini bukan tanpa alasan."

"Aku senang melihat Jeongin yang sekarang." ucap Seungmin dengan lembut.

Jeongin ikut senang karena Seungmin yang mendukungnya. Mereka bertiga sibuk bermain sembari memakan cemilan di ruang tamu.

"Oh iya, apakah kamu sudah memberikannya nama?" tanya Seungmin penasaran.

"Tentu saja. Namanya Umo.." jawab jeongin ringan.

"Apa?!"

| Until We Meet Again |

Puppy meet Lil Puppies

🐶🐶

Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang