6 | Misi penyelamatan

14 6 0
                                    

"It's our first meet"

-UntilWeMeetAgain6


Jeongin melangkahkan kakinya dengan cepat sesekali melirik kardus yang ia bawa. Langit yang awalnya cerah kini berubah menjadi gelap pertanda hujan akan turun.

Sesampainya di rumah, Jeongin meletakkan kardusnya di teras depan rumah. Ia berjalan kesana kemari dan kembali dengan sebuah kain bersih, makanan, dan minuman.

Jeongin menarik nafas panjang sebelum mengangkat tubuh kecil itu diatas kain yang ia bawa.

"Ngghh.."

suara anak anjing yang terlihat kesakitan membuat hati Jeongin sesak.

"Maafkan aku. aku tidak sengaja menendang batu itu kearahmu." ucap Jeongin sembari membersihkan tubuh ringkih itu.

Seekor anak anjing, tubuhnya sangat kecil, bulunya kotor, dan ada bekas luka ditubuhnya. Entah kenapa hati Jeongin bergerak untuk menolong anak anjing itu.

Setelah membersihkan tubuhnya, Jeongin kembali kedalam rumah untuk memasak makanan untuknya. Namun ia lupa jika langit diluar sana sudah gelap. Setetes demi setetes air hujan turun ke bumi.

"Hujan ya? Ini pertama kalinya hujan sejak musim dingin kemarin. Apa?! Hujan...!"

Jeongin kembali ke teras rumahnya dan tidak melihat anak anjingnya disana. Udara diluar rumah sangat kencang. Jeongin segera kembali kedalam rumah dengan khawatir.

"Apakah Anak anjing itu sudah pergi? Tapi kan ia belum makan sama sekali." kata jeongin menatap rintik hujan.

"Hurghh... Hiufff.."

Jeongin melihat ke asal suaranya, pintu kamarnya terbuka menyisakan celah kecil disana. Ia melangkah masuk ke dalam kamarnya dan hatinya menghangat.

Anak anjing yang baru saja ia bersihkan sedang tertidur di lantai kamarnya. Boneka rubahnya tergeletak tepat disampingnya. Ia tersenyum.

Perlu diingatkan, rasa takut Jeongin hilang begitu saja digantikan oleh senyuman tulus di wajahnya.

| Until We Meet Again |


"Bagaimana bisa kamu masuk ke kamarku dan tidur bersama si rubah?"

Jeongin bertanya pada si anak anjing yang sedang memakan makanannya dengan lahap di dapur. Jeongin setia berjongkok disana menunggu si anak anjing selesai makan.

Setelah makanannya habis, ekor si anak anjing bergoyang kesana kemari. Ia mendekati Jeongin dan menjilat tangannya. Jeongin terkekeh melihatnya.

"Kamu sudah kenyang kan? Syukurlah, kamu terlihat lebih baik setelah tidur tadi."

"Hnghh.. aku senang kamu memberikan aku makanan.. aku menyukaimu! Wough! Wough!"

"Ahaha. Kamu kecil sekali ya."

"Kamu bilang aku kecil? Kamu saja yang terlalu tinggi.. aku sudah besar tahu! Grrrh.. woufffh!"

"Ow maaf. Kamu tidak suka aku bilang kecil ternyata."

Jeongin melangkahkan kakinya pergi ke kamar dan kembali dengan sebuah boneka di tangannya. Ia dibuat khawatir ketika tidak melihat anak anjing itu di dapur.

Namun rasa khawatirnya hanya sesaat ketika melihat anak anjing itu duduk di depannya dengan wajah imut.

"Hueh.. gukk! Gukk! Kamu mencariku ya.. padahal aku ada disini sejak tadi. Kamu membawakan aku boneka!"

"Apakah kamu suka ini? Nih boneka untukmu. Dijaga baik-baik ya, ini dari ayahku."

Boneka rubah itu diterima dengan baik oleh si anak anjing. Ia jadi sibuk menjilati hingga menggigiti tangan si boneka.

Jeongin tersenyum memperhatikan.

"Dimana ibumu? Apakah kamu hanya sendirian? Kasihan sekali padahal kamu masih sangat kecil." katanya sembari mengusap tubuh anak anjing.

"Hu.. heuf.. guk! Aku tidak tahu dimana ibuku. Sudah kubilang jangan panggil aku kecil."

"Tunggu sebentar. Jangan-jangan.. ibumu itu yang kulihat tadi pagi?"

"Gukk! Wough! Kamu melihat ibuku? Dimana dia? Dimana dia?"

Si anak anjing dengan semangat melompat-lompat kearah Jeongin. Jeongin menatapnya sedih, ia tahu dihadapannya ini adalah seekor hewan. Tapi kenapa keduanya seperti saling memahami apa yang dibicarakan.

"Maaf ya. Aku tidak bisa memberitahumu."

Raut wajah si anak anjing berubah menjadi sedih. Tatapannya yang Melayu kini berjalan menjauhi Jeongin.

Hari itu berakhir dengan suasana yang tidak mengenakkan. Jeongin melihat induk anjing yang mati karena ulah manusia, tapi di hari itu juga ia bertemu dengan anak dari induknya.

Hari hari berlalu setelah misi penyelamatannya pada si anak anjing. Untuk sementara waktu ia membiarkan si anak anjing tinggal bersama dengannya.

Namun sejak hari pertama kedatangannya, dan karena obrolan keduanya waktu itu, si anak anjing jadi lebih sering murung dan sedih.

Ia duduk di depan teras rumah memandangi pekarangan rumah dalam diam.

"Sepertinya ia bosan disini. Ia pasti merindukan ibunya dan saudaranya."

Jeongin memutar otak apa yang harus ia lakukan. Membeli anjing agar ia memiliki teman? Tidak, terlalu repot jika mengurus dua anjing. Mencari ibu baru baginya? Memangnya ia manusia sampai harus memiliki ibu tiri.

Setelah berpikir cukup lama, ia tahu apa yang ia harus lakukan.


"Mungkin ini pertemuan tersingkat kita. Maaf aku tidak bisa membantumu, aku yakin kamu akan lebih senang disini karena ada banyak temanmu disini." ucap Jeongin sembari mengusap puncak kepala anjingnya.

Jeongin memutuskan untuk membawanya pergi ke tempat penampungan anjing terlantar. Ia yakin kalau anak anjing ini bosan dan membutuhkan teman.

"Sehat selalu ya. Bermainlah yang banyak dengan teman temanmu. Setiap Minggu aku pasti datang kemari untuk mengunjungimu. Sampai jumpa anak anjing~"

Jeongin tersenyum sebelum ia melangkah pergi dari sana. Ia merasa sangat sedih karena harus berpisah. Pertemuan yang singkat dan sudah harus berpisah.

Tapi baru setengah jalan ia melangkah, dari belakang ia mendengar petugas penjaga tempat penampungan berteriak.

Jeongin membulatkan matanya dan kembali tersenyum melihat anak anjingnya berlari mengejar dia.

"Gukk gukk! Huff.. guk! Guk! Jangan meninggalkan aku. Aku hanya sedih karena tidak bisa bertemu ibuku."

Jeongin tertawa ketika wajahnya dijilati oleh si anak anjing. Ia mendekapnya memberikan kenyamanan bagi si anjing. Sepertinya ia akan merubah keputusannya.

"Baiklah, jadi kamu ingin tinggal bersamaku? Ayo kita pulang, pulang ke rumah kita."

"Gukk! Gukkk! Jangan membuang ku seperti tadi. Aku menyayangimu manusia."

"Berjanjilah untuk tidak berlari seperti tadi. Aku khawatir jika nanti ada yang menabrakmu."

"Guk! Guk!"

| Until We Meet Again |

selamat datang anggota baru
"little puppies"
name - unknown

🦁

Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang