"Apa hadiah terbaik yang pernah kamu terima?"
"Hadiah terbaik? Memiliki seorang sahabat seperti seungmo"
| Until We Meet Again |Pagi hari yang cerah namun awan sudah sibuk berkumpul bekerja sama menutup sinarnya cahaya matahari.
Jeongin terbangun dari tidur nyenyaknya dengan mata yang membengkak. Ia menyium wangi masakan dari arah dapurnya.
Jeongin beranjak dari tempat tidur menghampiri asal wangi masakan itu. Ia dapat melihat Seungmin yang sedang memasak sarapan.
Jeongin menepuk kedua bahu Seungmin. Memberikan jempol nya karena Seungmin selalu rajin membuatkan makanan untuknya.
"Kerja bagus seungmo. Padahal kau tidak usah repot-repot memasak. Aku bisa makan diluar."
"Makan diluar terlalu sering tidak bagus untukmu. Kau harus belajar berhemat Jeongin."
Jeongin hanya diam menghela nafas mendengar ocehan sahabatnya. Ia tidak terpikirkan untuk berhemat. Bukan berarti ia boros.
Menunggu beberapa menit hingga semua sarapan sederhana sudah tersajikan diatas meja makan. Ketika keduanya akan mulai sarapan, suara ketukan pintu membuat keduanya saling melirik.
"Biar aku saja yang membukanya. Makanlah duluan." kata Seungmin tersenyum.
Jeongin tidak mendengarkan kata Seungmin. Ia akan menunggunya hingga kembali.
"Padahal ini rumahku, tapi aku malah merepotkan Seungmin disini." ucap jeongin dalam hati.
Seungmin kembali dengan sebuah kotak berpita merah di tangannya. Ia menyerahkannya pada jeongin. Jeongin hanya menatap kotak itu dengan tidak berminat."Apakah kamu tidak ingin membukanya?" tanya Seungmin.
"Tidak. Aku akan menyimpannya dengan tumpukan kotak lainnya." jawab jeongin cuek.
"Kamu harus membuka yang satu ini. Kamu harus menghargainya yang sudah mengirimkan hadiah ini setiap tahun." kata Seungmin mengingatkan.
"Sudah kubilang bahwa semuanya percuma saja. Ayah sudah cukup memberikan aku rumah ini. Apa aku harus bekerja diluar sana agar bisa keluar dari sini?"
"Bukan begitu Jeong. Ia menyayangimu. Inilah caranya ia menunjukkan kasih sayangnya. Kali ini saja buka ya.." kata Seungmin memohon.
Jeongin menghela nafas. Baiklah, ia akan membukanya. Jeongin membuka setiap lembaran yang membungkus kotak itu. Dengan pelan ia mengeluarkan isi dari si kotak. Sebuah boneka.
"Waaah.. ini lucu sekali bonekanya." Kata Seungmin terpukau.
Sebuah boneka berbentuk rubah namun ukurannya sangat besar. Meskipun Jeongin sudah berusia 16 tahun. Ayahnya tetap menganggapnya sebagai seorang anak kecil.
"Aku menyukainya." Gumam Jeongin dengan suara kecil dan tanpa sadar membuat Seungmin tersenyum.
| Until We Meet Again |
KAMU SEDANG MEMBACA
Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ]
FanfictionKurasa kehidupanku adalah kehidupan yang paling membosankan diantara lautan manusia diluar sana. Aku menyukai diriku apa adanya, aku yang tidak memiliki banyak teman, dan aku yang sudah terbiasa dengan kesendirian ini. Namun tuhan mempertemukanku d...