"Apakah kamu baik baik saja?"
"Aku.."
"Jujur saja. Tidak perlu disimpan sendirian."
"Iya."
"Kamu punya aku disini untuk mendengarkanmu."
"Aku tidak baik baik saja."
| Until We Meet Again |
Perjalanan Jeongin akan ditulis selesai dalam waktu kurang dari satu minggu.
Jeongin memeluk tubuh umo. Umo menatap tuannya dengan tatapan puppy eyes. Umo masih bisa bertingkah manis meskipun ia merasakan sakit pada tubuhnya.
"Maaf.. maafkan aku umo. Aku gagal menjagamu. Aku membuatmu terluka karena masalah ini." ucapnya semakin mengeratkan dekapannya pada tubuh umo.
"Hghh.. ngg.. guk! Tuan jangan bersedih."
Jeongin diam dengan posisi duduk menyenderkan punggungnya pada dinding. Ia terlalu lemas dan tubuhnya sakit sekali hanya untuk bergerak.
Tangannya dengan pelan dan lembut mengusap tubuh umo, membuat sang anak anjing memejamkan kedua matanya.
"Sekali lagi aku minta maaf ya. Seharusnya kamu bisa bertemu dengan tuan yang lebih baik dari aku. Tapi.. sebutan tuan itu terlalu berlebihan kan." kata Jeongin tersenyum sendu dengan pandangan kosong.
Dengan pelan ia memindahkan tubuh umo keatas karpet. Umo kembali membuka kedua matanya namun ia tidak bergerak. Tubuhnya terlentang diatas karpet. Umo melihat tuannya yang susah payah berdiri dengan memegang ujung lemari.
"Agh."
Jeongin menyentuh keningnya yang masih basah karena darah. Ia kembali meneteskan air matanya. Menarik rambutnya, memukul kepalanya, bahkan melempar barang yang ada disekitarnya.
"Kenapa?! Hiks.. tuhan! Kenapa aku dilahirkan jika itu membuat hidup ibu jadi susah? Kenapa?!" teriak Jeongin.
PRANGG!!
Vas bunga yang sejak tadi berada diatas lantai, ia lempar kearah dinding dan membuat pecahannya menyebar ke lantai.
Jeongin dengan terpincang-pincang berjalan cepat kearah pintu rumahnya. Ia menahan ringisannya saat tak sengaja menginjak pecahan kaca. Namun ia tidak peduli, ia harus pergi menemui seseorang.
Langit mulai gelap. Jam pun sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sudah jam makan malam namun jeongin masih berjalan dengan susah payah diatas trotoar.
Beberapa orang yang sedang berjalan melihat jeongin dengan iba. Ada yang membicarakannya, ada yang ingin menghampirinya, bahkan menatapnya tidak suka.
Langkah jeongin perlahan melambat. Rasa sakit pada kaki dan tubuhnya mulai ia rasakan. Rasanya ia akan pingsan saat itu juga. Ia terjatuh diatas tanah yang kotor.
Tangannya kotor begitupula dengan keringat yang membasahi dahinya.
"Ayo jeongin. Sedikit lagi.."
Langkahnya ia kembali percepat hingga sampai ditempat tujuannya. Sebuah rumah dengan ukuran sedang. Dari halaman depan terdapat banyak sekali pot tanaman yang cantik. Semuanya terawat.
Jeongin berjalan masuk melewati gerbang depan. Ia mendekati pintu rumah itu, namun ia dapat mendengar suara tawa beberapa orang didalamnya.
Jeongin memandang jendela rumah itu. Tirainya sedikit terbuka dan jeongin melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ]
FanfictionKurasa kehidupanku adalah kehidupan yang paling membosankan diantara lautan manusia diluar sana. Aku menyukai diriku apa adanya, aku yang tidak memiliki banyak teman, dan aku yang sudah terbiasa dengan kesendirian ini. Namun tuhan mempertemukanku d...