"Stay. Come. Good"
| Until We Meet Again |
Jeongin melipat kedua kakinya duduk diatas dinginnya lantai sembari bertatapan dengan umo. Hari ini jeongin membuat sebuah jadwal tentang apa saja yang harus dipelajari umo hari ini. Seperti anak kecil, ia ingin umo tumbuh menjadi anak anjing yang pintar dan baik pada orang lain.
"Umo! lihat ini." panggil Jeongin menunjukkan cemilannya.
Umo berdiri dengan kedua kaki dan membuka mulutnya senang. gigi putihnya terlihat rapi disana tanda ia tidak sabar ingin memakan cemilannya.
"Umo! sit!"
Umo awalnya tidak mengerti arti perintah jeongin. ia dengan setia menunggu jeongin memberikan cemilannya.
"guk! guk! berikan cemilannya! aku mau."
"umo, kamu duduk dulu."
Umo yang tidak sabaran menggigit lengan jeongin dan berlari meninggalkannya.
"Umo!!" teriaknya.
Umo berlari kedalam kamar jeongin yang memiliki celah. ia bersembunyi dibawah tempat tidur. Jeongin mengusap bekas gigitan umo yang tercetak jelas disana.
"baiklah jeong. bersabarlah, ini sama dengan mengajari anak kecil."
jeongin dengan lembut mendekati umo yang masih bersembunyi. ia tersenyum dan menatap umo dengan hangat.
"umo. ayo keluar sini, kamu ingin cemilannya kan. ayo ikut aku."
Butuh waktu cukup lama hingga umo memberanikan dirinya keluar mendekati jeongin. wajah umo yang merasa bersalah dapat dilihat jeongin dan itu sangat menggemaskan. umo takut jika jeongin akan mengomelinya atau menghukumnya. namun reaksi jeongin yang tidak terduga membuat umo semakin merasa bersalah. jeongin mengusap lembut umo.
"tidak apa. lain kali jangan menggigit lagi oke? umo duduk dulu yang cantik. aku akan memberikan cemilannya."
Seperti dalam film-film, lantunan musik lembut terdengar di antara keduanya. Setiap nada musik mengiringi bersamaan dengan senyuman terukir di bibir pink itu.
"Good boy! Umo anak pintar."
Umo tidak mengerti apa artinya. tapi ia mulai mengenal kata itu, artinya adalah ia melakukan perintah tuannya dengan baik.
| Until We Meet Again |Lambat laun umo dapat mempelajari kemampuan utama seperti anjing pada umumnya. Kepahaman dan kepandaian umo membuatnya lebih cepat belajar dan menghafal. akan ada saatnya dimana umo enggan belajar, ia tidak mendengarkan, bahkan marah. Namun semua proses jatuh bangun itu membuahkan hasil.
"Umo, kamu pintar sekali karena sudah belajar banyak hal baru. aku janji, akhir pekan nanti kita jalan-jalan dan aku akan memberikanmu hadiah. apakah kamu mau?" tanya jeongin dengan semangat.
"GUK! GUK!" jawab umo dengan tidak kalah semangat.
"ahahaha. baiklah, aku anggap itu sebagai iya! sekarang, ayo temani aku di teras."
Jeongin membawa umo didekapannya duduk diatas teras. langit kini sudah menggelap tanpa bintang dan hanya ditemani sang cahaya bulan. Jeongin berbaring terlentang diatas lantai teras rumahnya. Satu tangannya menjadi sandaran untuk kepala. Umo ikut duduk tepat disamping jeongin sembari meminum susu hangatnya.
"rasanya.. melelahkan ya. waktu berjalan begitu cepat, awal tahun ini rasanya aku sangat kecewa dengan orang tua ku. namun itu tidak berlangsung lama karenamu umo. Sudah sejauh ini sejak aku menceritakan kehidupanku dan isinya. kini aku merasakan yang namanya cukup. Terima kasih ya umo. aku sedang ingin bercerita denganmu, lagipula aku tidak tahu harus cerita kepada siapa lagi selain dirimu kan?"
Umo hanya diam menatap wajah tuannya. Susu di hadapannya sudah ia santap habis. Perlahan umo ikut membaringkan tubuhnya. Umo merasakan kantuk menyerangnya membuatnya terlelap terlebih dahulu daripada jeongin.
Jeongin tersenyum menatap atas langit malam. Suasana sekitarnya kembali sunyi, hanya terdengar suara jangkrik dan dengkuran kecil dari si anak anjing.
"aku harap kita akan terus berjuang bersama kedepannya.. suka maupun duka."
Tanpa ia sadari, ada sosok lain dari dalam rumah sedang menatapnya dengan tatapan sendu.
| Until We Meet Again |
< play > short clip about today< resume > learn with umo !
< title > Good boy
🐶🐶
KAMU SEDANG MEMBACA
Until we meet again | Yang Jeongin [ √ ]
FanfictionKurasa kehidupanku adalah kehidupan yang paling membosankan diantara lautan manusia diluar sana. Aku menyukai diriku apa adanya, aku yang tidak memiliki banyak teman, dan aku yang sudah terbiasa dengan kesendirian ini. Namun tuhan mempertemukanku d...