Part 5

798 105 3
                                    

Chapter ini akan sedikit panjang yaa, tapi di chapter ini awal mula Gian-Rara ketemu hehe...semoga gak membosankan.. selamat membaca..
——///

Setelah bertemu dengan bu Tari, Rara merasa bimbang dengan permintaan dosen killer itu. Terlebih permintaan bu Tari yang menyuruhnya untuk menjadi salah satu delegasi mahasiswa jurusannya yang ditunjuk untuk datang ke seminar yang diadakan di hotel daerah Bandung.

Bukan masalah tidak mau, Rara malah sangat antusias, karna baginya ini sebuah kesempatan yang tak datang dua kali. Tapi dia juga sadar, pergi sendiri jauh dari jangkauan orang terdekat akan beresiko bagi dirinya sendiri. Apalagi seminar ini akan diadakan tiga hari dua malam. Keresahan Rara datang ketika dia harus berusaha mendapatkan izin dari kedua orangtuanya. Bagi Rara, ditunjuk sebagai delegasi mahasiswa merupakan sebuah kesempatan untuk membuat bangga kedua orangtuanya. Karena,selama ini dia merasa belum bisa membuat bangga Mama dan Papa nya.

Sesampainya dirumah Rara langsung duduk di ruang keluarga. Kebetulan Papa dan Mama nya sudah berada di rumah sedang menonton acara TV bersama adik kesayangannya.

"Tumben, mau duduk di depan TV, pasti ada mau nya nih" ucap sang adik menyindir

"Ssstt, anak kecil diem " jawab sang kakak

"Kenapa sayang? Ada yang pengen kamu omongin?" Kata Papa

"Emm, gini Ma Pa, Rara dapet tugas buat jadi delegasi mahasiswa buat seminar..."

"Ya, bagus dong, " potong Papa Jay

"Iih ..Bentar Pa, belum selesai, e-hmm tapi seminarnya nya itu tempatnya di Bandung Pa.." ucap Rara memelas

"Gak boleh" jawab telak Mama

"Tapi Ma, ini langsung dosen Rara yang minta, dan ini kesempatan baik buat Rara" sanggah Rara

"Sayang, kamu tau sendiri kan kondisi kamu gimana, kamu gak boleh kecapekan sayang apalagi ini jauh dari jangkauan Mama sama Papa, Mama gak mau kamu kenapa kenapa sayang" ucap Mama

"Berapa hari seminarnya?" Tanya Papa

"E-ehmm tiga hari Pa "ucap Rara lirih

"Lama Ra, kamu disana sendirian, Mama sama Papa gak bisa nganterin kamu sayang" kata Mama dengan nada khawatir

Saat itu, Rara sepertinya sudah kecewa dengan jawaban sang Mama. Apa boleh buat dia harus menerima kenyataan kalau seandainya Papa nya juga tidak mengizinkannya untuk ke Bandung. Tapi, tiba-tiba....

"Yaudah, Papa izinin" ucap Papa

"Pa, gak bisa gitu dong, Rara disana sendirian lo" sanggah Mama dengan nada kesal

"Sekali kali gak papa Ma, kan nanti kita bisa awasin Rara lewat videocall" ucap Papa pada istrinya

" tapi tetap ada syaratnya saynag " ucap Papa kepada Rara

"Apa apa Pa, syaratnya? Rara pasti lakuin" ucap Rara dengn semangat

"Besok kontrol dulu sebelum pergi ke Bandung" perintah Papa

"Loh Pa, kan baru kemaren Rara kontrol, kok besok kontrol lagi" ucap Rara

"Ya, kamu mau enggak, kalo enggak mau berarti ...." ucap Papa terpotong dengan ucapan Rara

"Iyadehh besok ke Rumah Sakit lagi" dengan nada mendengus kesal

"Makasii Papa udah izinin Rara, Mama juga gausah khawatir sama Rara pokoknya besok kita videocall teruss selama aku di Bandung" ucap Rara

"Yaudah Rara mau ke kamar dulu ya Ma Pa dan adik kecilkuuuu" ucap Rara sambil mengecup singkat pipi Mama, Papa dan adiknya

"Ihh, kalo lagi seneng aja cium ciumm.." ucap sang adik yang merasa gelii

OUR LAST SCENE [HAERYU FANFIC] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang