Part 7

625 83 3
                                    

Skenario Tuhan dituliskan tentang bagaimana kita harus menjalani sebuah kehidupan. Diantaranya tentang kisah asmara bagi kedua insan manusia. Salah satu yang terkadang tak bisa kita hendaki yaitu cara kita menaruh hati kepada seseorang. Sebagian orang akan jatuh cinta pada pandangan pertama dan ada sebagian orang yang menumbuhkan rasa cinta akibat terlalu sering bersama.

Seperti kedua insan ini, yang dari kecil sudah terbiasa menjalani kehidupan bersama yang katanya garis perjodohhan sudah ditentukan sejak mereka lahir. Di sore hari disebuah taman dekat Fakultas Kedokteran Gigi, Rama menunggu seorang gadis yang sudah jadi sahabat semasa kecilnya.

"Ihhh, sebel dehh, tau gak Ram..masak gue dapet asdos yang pelit nilai" ucap Shasa sambil mendengus sebal

"Minum dulu Sha, lo pasti capek lari larian kek tadi " jawab Rama sambil menyerahkan sebotol minuman

"Gue lari lari an keinget Lo juga, pasti lo udah nunggu lama ya?" Tanya Shasa

"Gak, ini gue baru mau nge chat lo kalo gue baru sampe" ucap Rama

"Tau gak Ram, gue hari ini badmood parah, tadi pagi Eyang nelpon gue lagi kalo gue udah disuruh milih kebaya buat tunangan kita" kata Shasa kesal

"Terus?" Jawab Rama

"Ih..kok lo malah santai sih, pokoknya lo harus bisa ngomong sama Eyang Dharma, kalo tunangan kita harus di undur, gue belum siap Ramaa, Lo tau kan gue gak mau nerima perjodohan ini, please Ram, gue pengen hidup bebas sesuai apa yang gue mau" kata Shasa menyakinkan Rama

"Shaa, kenapa sih lo gak bisa nerima aja, toh ini udah jadi tradisi di keluarga kita kan?" ucap Rama

"Ram, please deh, gue mutusin ke Jakarta buat kuliah jauh jauh biar gue bisa bebas sama hal hal yang bikin gue terkekang sejak kecil, ayolah Ram, lo gak mau juga kan kalo lo jatuh cinta sama gue karna terpaksa.. ya begitu juga gue, gue punya impian sendiri tanpa harus ada kekangan dari siapapun " ucap Shasa

"Yaudah..coba nanti gue bujuk Eyang" jawab Rama

"Gitu dongg, kita kan udah sahabat sejati dari kecil, yuk ah Ram, udah sore juga" ajak Shasa

"Andaikan lo tau Sha, gue jatuh cinta ke lo bukan dasar perjodohan ini, tapi memamg hati gue milih lo saat pertama dan tetap milih lo untuk seterusnya, gue harap suatu saat lo ngerti Sha" ucap Rama lirih sambil melihat punggung Shasa yang menjauh..

—//—
Sudah dua hari ini Rara mengikuti seminar ini dengan tanpa kendala, sepertinya kondisi jantungnya tertutupi dengan rasa semangat Rara. Tetapi, sepertinya tidak pada hari terakhir ini. Pagi ini acaranya akan diadakan jalan santai sekitar hotel. Karna, rasa ketidakenakan pada peserta lain, Rara memutuskan untuk tetap ikut walau dia tau kondisinya tidak memungkinkan. Sesampainya di hotel setelah jalan santai, Rara tiba-tiba merasakan detak jantung nya tidak baik baik saja. Rara meremat dada sebelah kiri nya demi menyalurkan rasa sakitnya.

Tiba-tiba ada seorang gadis, sepertinya peserta seminar lainnya yang menghampiri Rara
"Eh, lo gak papa?" tanya gadis itu

"Emm, b-bisa t-tolong bantuin gue ke kamar? Dada gue sakit.." ucap Rara kesakitan

"Kamar lo nomor berapa, biar gue anter, tapi beneran gak papa kalo langsung ke kamar, gak mau ke ruang kesehatan dulu?"tanya gadis itu

"Gak usah, kamar gue nomor 167, obat gue di kamar, kalo udah minum obat udah gak papa.." ucap Rara

"Oke, gue tuntun yaa" ucap gadis itu sembari memegang lengan Rara dan menuntunnya

OUR LAST SCENE [HAERYU FANFIC] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang