Part 43

544 62 3
                                    

Empat sekawan The ZeroBase sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu bersama. Setelah berliku liku menghadapi sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kini keempatnya sudah resmi menjadi pegawai tetap di salah satu perusahaan yang ada di ibukota.

Mereka juga tak menyangka jika dua orang dari mereka berempat bisa satu kantor yaitu Jendral dan Rama. Sedangkan, Naka diterima di perusahaan yang sedari dulu memang sudah ia incar. Gian sendiri sudah tidak lagi menjadi pegawai magang dikantor Ayah Jordy. Gian punya prinsip untuk bisa mandiri, sehingga Ayah Jordy mengizinkan Gian untuk keluar dari kantornya. Ayah Jordy mengizinkan kemauan Gian karena ia pikir setidaknya Gian masih berada di Jakarta.

Kemaren malem melalui grup chat, Rama mengajak ketiga sahabatnya untuk berkumpul di rumahnya sepulang mereka kerja. Rama bilang ada hal penting yang ingin ia sampaikan pada ketiga sahabatnya itu.

"Si Naka belum nyampe juga Gi?" tanya Jendral yang tengah tiduran di sofa di ruang keluarga di rumah Rama.

"Macet katanya" jawab Gian tanpa melihat Jendral. Gian masih sibuk dengan ponselnya untuk pushrank menghilangkan rasa penatnya setelah bekerja seharian.

Rama yang baru selesai mandi, turun dari lantai atas dan bergabung dengan Jendral dan Gian.

"Tuh si Mbok udah masak, lo pada kalo mau makan, makan dulu aja. Sambil nunggu Naka" ucap Rama

"Kok lo baru ngomong sekarang sih Nyet, gue udah gofood makanan" ucap Jendral sedikit kesal

"Ya sorry gue lupa"

"Btw lo mau ngomong apa sih Ram, sampe ngumpulin kita bertiga segala. Di grup chat kan bisa" celetuk Gian yang sudah berhenti bermain dengan ponselnya

"Gue mau lihat reaksi kalian langsung" ujar Rama sambil memainkan alisnya dan tersenyum miring

Gian dan Jendral heran saling menatap satu sama lain melihat sikap Rama.

Akhirnya keempat sekawan itu kini sudah berkumpul di kamar Rama setelah makan malam.

"Nih buat lo semua" ucap Rama sambil melempar undangan

"Kamprettt, lo mau lamar Shasha?" ujar Naka seusai membaca cepat undangan itu

"Nyet, lo gak bercanda kan?" tanya Jendral yang masih tak percaya

"Ini beneran nama lo sama nama Shasha ?" imbuh Gian yang melebarkan pupilnya membaca nama sahabatnya itu
ada pada undangan

"Ahahah, ya ini alasan gue ngumpulin kalian bertiga gue pengen lihat reaksi langsung lo pada"
"Iya, gue mau ngelamar Shasha" balas Rama enteng

"K-kok bisa?" ucap Naka yang masih heran

"Yee, Nyet selama ini lo kira gue diem aja? Enggaklah. Gue juga berjuang tau. Ngeyakinin Shasha gak mudah"

"Kok lo gak cerita sama kita sih Nyet?" tanya Gian dengan nada sedikit kesal

"Bukannya gak mau cerita. Tapi gue belum mau aja. Gue cuma gak mau lo semua terbebani sama cerita gue. Ya gue gak enak waktu itu kalian juga lagi gak baik sama hubungan kalian kan" ujar Rama

"Oh, ceritanya gerakan bawah tanah nih" celetuk Jendral

"Ahaha, yang penting kan berhasil Jen" balas Rama

"Syukur deh, kita ikut senang Nyet. Akhirnya Shasha udah nerima lo" ucap Gian

"Thanks Bro"
"Oh iya, itu satu undangan buat dua orang jadi lo semua bisa ajak pacar dan calon pacar" Rama menegaskan kata terakhirnya untuk menyindir Jendral

"Tuh Jen, kita kita udah ada gandengan resmi. Lo kapan?" sindir Gian

"Bacot Gi"
"Kok tumben acaranya di Jakarta Ram, gak di Solo. Biasanya kan eyang lo ribet" imbuh Jendral

OUR LAST SCENE [HAERYU FANFIC] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang