29 : Haruskah?

873 115 15
                                    

Malam keberangkatan Changbin telah tiba, Tuan dan Nyonya Seo sudah berada di bandara untuk mengantar putra semata wayangnya itu ditemani oleh si cantik Yoora yang juga diminta untuk ikut mengantar Changbin.

Changbin bergerak dengan gelisah dalam duduknya, lantaran pesannya belum dibaca oleh sang kekasih. Seharusnya ia tadi tidak menuruti permintaan sang Papa untuk datang ke bandara langsung. Seharusnya ia pergi ke rumah Felix dulu, menjemput si manis untuk ikut mengantarnya.

Beberapa orang suruhan Changbin untuk menjemput Felix dirumahnya pun tak kunjung tak memberi kabar. Sebenarnya ada apa dengan orang-orang hari ini? Mereka semua sangat menyebalkan. Kecuali Felix.

"Selamat malam. Boarding untuk Maskapai Airplane dengan nomor penerbangan 15CLX08 tujuan New York akan segera dimulai. Para penumpang dimohon untuk menuju di gerbang C2 dan persiapkan pas naik dan identifikasi Anda. Terima kasih" suara Boarding announcement sudah menginterupsi, membuat jantung Changbin berdetak semakin tak karuan.

"Bin" panggil sang Papa "Ayo!"

"Nanti Pa"

Changbin semakin gelisah, keberangkatannya sebentar lagi, tapi kekasihnya itu belum juga datang. Ia sudah menelfon Felix beberapa kali, namun suara operator lah yang menjawabnya.

"Aish bangsat!"

"Changbin, kamu nunggu apa? Ayo sana, nanti terlambat!" ujar sang Mama yang menyulut emosi Changbin.

"Lo bisa diem ga sih anjing!"

"CHANGBIN! Ini Mama kamu, sopan dikit dong. Lagi pun, kamu nunggu apa?"

"Felix. Gue nunggu Felix!"

"Udahlah gausah nungguin anak miskin itu" sahut sang Mama

"Lo bener-bener ya bangsat! Siapa yang lo bilang anak miskin?" tanya Changbin yang sekarang berada tepat didepan Mama Seo

"Changbin" panggil seseorang, yang mengalihkan atensi semuanya.

Changbin sangat mengharapkan Felix yang datang, tapi kenapa malah jadi Chan? Lagi pun keduanya tak cukup dekat, kalau Chan ingin ikut mengantar Changbin.

"Malam Om, Tante" ucap Chan sopan. "Saya ada perlu dengan Changbin  sebentar aja, boleh?"

"Ya, tolong jangan lama-lama karena pesawatnya akan berangkat sebentar lagi" pinta Tuan Seo yang langsunh diangguki oleh Chan.

Keduanya berjalan menjauhi Keluarga Seo dan Yoora.

"Apa?"

"Nih" Chan menyodorkan sebuah paper bag ke hadapan Changbin. Paper bag yang sama, yang sempat Felix bawa ke apartemennya.

"Dari Felix. Dia ga bisa dateng, makanya minta gue buat ngasihin ini ke lo"

Changbin menerima paper bag itu ketika mengetahui pemberinya adalah Felix. Ia sedikit mengintip isinya, sebuah cookies yang ia sukai karena yang membuatnya adalah Felix.

"Kenapa? Kenapa dia ga bisa dateng?"

"Sakit"

"Sakit apa? Kenapa dia ga bilang gue? Gue kan pacarnya. Seharusnya--"

"Berisik lo anjir. Dia cuma demam, dan ga mau ngerepotin lo"

"Ya tapi kan--"

"Mohon perhatian. Ini adalah panggilan boarding terakhir untuk para penumpang Maskapai Airplane penerbangan 15CLX08 tujuan New York, boarding di gerbang C2 Pemeriksaan terakhir akan selesai dan pintu pesawat akan ditutup dalam waktu sekitar lima menit. Terima kasih"

"Dah, sana berangkat" pinta Chan, lalu segera pergi.

Changbin menelan salivanya dengan susah payah. Ingin sekali ia meninggalkan bandara ini dan segera pergi ke rumah kekasihnya. Namun, ini demi dirinya, dan juga cintanya.

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang