39 : Hari Valentine

869 148 29
                                    

Sesuai dengan permintaan sang buah hati beberapa hari yang lalu. Saat ini, Felix dan Sunoo tengah berada di sebuah super market untuk membeli ayam dan bahan masakan lainnya.

Felix menghentikan keranjang trolinya dan memilah-milah ayam potong ada. Sedangkan Sunoo, anak itu asik duduk di dalam keranjang troli sambil melihat-lihat ke setiap sudut super market.

Rasanya, jarang sekali ia bisa berada disini. Biasanya, sang Pipi hanya membeli bahan masakan di mini market atau toko sembako terdekat. Untuk menghemat, ucap sang Pipi.

Sedang asik memandangi pengunjung yang berlalu lalang, matanya tak sengaja menatap sebuah bandrol harga ayam yang sedang dipilih oleh sang Pipi. Sontak, rasa bersalah itu muncul dalam hatinya.

"Pipi" panggil Sunoo dengan wajah yang tertunduk.

"Iya sayang. Nunu mau apa?"

Anak itu menggeleng pelan, lalu menatap wajah sang Pipi yang masih asik memilih ayam.

"Pipi, kita ga uthah beli ayam yah" mendengar itu, Felix terdiam, lalu menatap sang anak bingung.

"Loh kenapa? Nunu ga mau mam ayam?" Lagi-lagi bocah manis itu menggeleng.

"Nggak Pipi, kita beli cayul thama teyul aja ya?"

"Iya, kita beli sayur sama telur. Tapi kita beli ayam juga" ujar Felix seraya memasukkan satu bungkus ayam ke dalam keranjangnya.

"Iiiih Pipi ga uthah!"

"Emang kenapa?" Tanya Felix lembut.

"Ayam mahal. Kita ayus hemat" jawabnya dan langsung menundukkan kepala.

Felix menangkup wajah Sunoo dengan kedua tangannya, lalu mengecup dahi Sunoo singkat.

"Makasih ya anak baik udah pengertian sama Pipi? Tapi, untuk kali ini, Pipi mau masakin makanan enak buat Nunu. Nunu mau kan makan masakannya Pipi?"

Sunoo mendongak, lalu mengangguk singkat.

"Makasih Pipi"

Cup!

Satu kecupan berhasil mendarat di pipi kanan Felix. Felix pun membalas dengan mengecup dahi Sunoo lama.

◼◻◼◻◼◻◼

Saat ini keduanya tengah makan disebuah restoran kecil. Setelah menghabiskan waktu selama dua jam berbelanja, mereka memilih untuk istirahat sejenak di restoran itu.

"Nunu, ayo makan" ucap Felix yang sedari tadi memperhatikan anaknya yang menatap keseluruh sudut ruangan.

"Nunu ga suka ya sama makanannya?" Tanyanya lagi

"Nunu cuka kok Pi" jawabnya lalu tersenyum manis, seperti Pipinya.

"Terus, kok ga dimakan?"

"Pipi! Ayah Nunu mana?" Tanya Sunoo tiba-tiba, mampu membuat Felix membeku. Ia terlalu bingung harus menjawab apa.

"Themua oyang, kecini cama dua oyang tua na, tapi Nunu cuma thama Pipi. Kakak Icung juga punya Papa cama Mama, tapi kenapa Nunu cuma punya Pipi?"

Felix langsung memeluk tubuh sang Putra erat, menyembunyikan air mata yang turun membasahi wajahnya. Hari ini telah tiba, hari yang selalu ia takutkan karena sang anak akan menanyakan keberadaan ayahnya.

"Nunu.. Pipi minta maaf ya? Maaf belum bisa jadi Pipi sekaligus ayah buat Nunu. Nunu juga punya ayah kok"

Dengan cepat Felix menghapus air matanya begitu Sunoo melepaskan pelukannya.

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang