30 : Eric dan Perasaannya (2)

926 122 4
                                    


"Makasih ya Ric" ucap Felix begitu motor yang Eric yang ditumpanginya telah sampai didepan sebuah rumah kecil yang sekarang menjadi rumahnya.

Eric tersenyum mendengarnya, lalu menyodorkan sekantong plastik belanjaannya pada Felix. Si manis mengeryitkan dahi, bingung dengan apa maksud Eric yang memberikan kantong belanjaan itu kepadanya.

"Eh?"

"Gemesnya! Ini untuk lo Lix?"

"Kok untuk gue?" dengan ragu Felix mengambil pemberian itu, ia mengintip sedikit apa isi didalamnya.

Beberapa bungkus es krim dan cemilan.

"Ya gapapa, emang gue mau ngasih aja. Ga boleh ya?"

"Eh boleh kok"

"Bener? Gue takut Changbin marah. Nanti gue tiba-tiba di bogem lagi sama dia"

Ah Changbin ya.. Felix jadi kembali rindu dengannya, tak terasa sudah dua minggu ia memutus hubungan dengan Changbin, yang artinya ia tak lagi bertatap muka ataupun bertukar pesan. Ia rindu..

"Lix? Felix?" panggil Eric dengan tangan yang melambai-lambai dihadapan Felix karena lelaki manis itu melamun sedari tadi.

"Eh iya Ric?"

"Kayaknya lo kecapekan deh. Gih masuk. Jangan lupa lusa kita sekolah! Mau bareng ga? Sekarang kan rumah kita deketan, eh tapi pasti lo sama Changbin ya?"

"Eh nggak kok Ric" sanggah Felix cepat. "Gue.. udah putus sama Changbin" lanjutnya dengan suara yang memelan

"Hah? Lo putus sama Changbin?" tanya Eric dengan nada tinggi.

Ia sangat terkejut begitu mengetahui fakta bahwa lelaki manis yang ada didepannya ini putus dengan kekasihnya. Disatu sisi, ia senang, karena dengan putusnya Felix, itu tandanya ia ada kesempatan untuk kembali mendekatinya.

Disatu sisi, ia marah pada Changbin, lelaki yang sekarang ini statusnya adalah mantan Felix.

"Kenapa lo putus sama Changbin?" tanya Eric masih dengan nada tingginya. Kedua tangan kekar itu bertengger dikedua pundak Felix. Matanya yang saat ini berkilap tajam menatap wajah Felix yang menunduk dalam, sepertinya si manis tidak berani menatapnya.

"Changbin nyakitin lo? Changbin nyelingkuhin lo? Jawab Lix!"

Felix menggelengkan kepalanya, lalu menepis pelan tangan Eric yang ada dipundaknya. Berat soalnya.

"Enggak Eric, Changbin baik kok, dia ga pernah nyakitin gue, dia juga ga pernah selingkuh dari gue. Mungkin ini udah takdir kita buat berpisah" jawab Felix dengan senyuman yang kembali menghiasi wajahnya.

Walaupun Eric tau, kalau senyuman itu adalah palsu.

Tanpa aba-aba, Eric menarik tangan Felix untuk masuk kedalam rengkuhannya. Felix yang diperlakukan seperti itu sontak terkejut kaget dan bingung.

"Eric.."

"Jangan senyum kalo lo ga mau, jangan terlalu dipaksa kalo lo lagi ga baik-baik aja. Gue ada disini Lix, lo bisa cerita sama gue kalo ada masalah. Gue bakal selalu ada buat lo"

Felix tersenyum dalam pelukan Eric, lalu membalas pelukannya, menepuk pelan punggung kekar itu dan mengucapkan kalimat yang meyakinkan Eric kalau ia baik-baik saja.

"Gue sekarang udah gapapa kok Ric, ya walaupun gue masih di tahap move on dan kadang masih kangen.. tapi namanua juga proses"

"Kalo butuh apa-apa, bilang ke gue ya? Gue bakal bantu lo selagi gue bisa"

"Ih gue takut ngerepotin"

"Enggak Felix, lo nggak ngerepotin gue. Kita kan temen, harus saling bantu membantu!"

"Eh? Te-temen ya?"

"Lo ga suka ya? Kalo lebih dari temen aja gimana?"

◼◻◼◻◼◻◼◻

Setelah dua minggu lebih libur, akhirnya Felix dan murid JYP High School lainnya kembali masuk sekolah. Semua murid berbondong-bondong menuju mading sekolah, dimana surat pengumuman pembagian kelas sudah ditempel disana.

Begitupun Felix dan Eric yang saat ini tengah berjalan menuju mading. Ya, mereka datang bersama karena Eric yang datang kerumah Felix saat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.

Bersemangat sekali lelaki ini.

Keduanya sudah berada didepan mading, dan mulai mencari nama masing-masing. Berkali-kali Eric merapalkan kalimat agar ia bisa satu kelas dengan Eric dalam hatinya. Sedangkan si manis, ia hanya ingin satu kelas kembali dengan ketiga sahabatnya.

"ERIC!!!!" teriak Felix heboh begitu melihat namanya tertera di kelas 12-1 bersama dengan ketiga sahabatnya.

"YEAYY!! GUE SEKELAS LAGI SAMA SEUNGMIN JISUNG JEONGIN!!" teriaknya yang begitu semangat, sampai-sampai ia tak sadar kalau saat ini ia jadi tontonan murid lainnya karena tengah memeluk Eric erat.

"Lix.. Diliatin" bisik Eric, Felix yang tersadar pun melepas pelukannya, ia menatap ke sekitar dan langsung menutup wajahnya malu.

Eric dibuat gemas karena tingkah Felix, ia pun mencubit pipi Felix sampai empunya mengadu kesakitan. Aksi itupun menjadi tontonan lagi dan kali ini banyak murid-murid yang berbisik.

"Lo gimana Ric? Udah ketemu?" Eric menggeleng.

"Belum nih"

"Gue bantu cari ya?" Eric mengangguk.

Lima menit berlalu, tapi dari mereka tak ada yang menemui nama dari Eric itu.

"Kok gaada ya? Lo naek kelas ga sih?" tanya Felix

"Ck! Sembarangan lo kalo ngomong, ya naek lah"

"Kalo naek masa ga ada disini? Coba lo cari di kelas sebelas, siapa tau lo beneran tinggal kelas"

"Lix! Nama gue ada Lix! Kita sekelas"

◻◼◻◼◻◼◻

"Lee Felix? Pacarnya Changbin bukan sih?"

"Iya, tapi masa tadi peluk-peluk cowok lain?"

"Cih! Kegatelan banget sih jadi orang?"

"Mentang-mentang cakep malah jadi murahan!"

"Siapa yang lo pada bilang murahan?" tanya Seungmin pada sekumpulan cewek yang tengah bergosip.

"Dih? Apasih lo nimbrung aja?"

"Tau, lagian, kita bukan ngomongin lo juga"

"Emang lo bukan ngomongin gue, tapi yang lo omongin itu sahabat gue bangsat! Tau apa lo sama hidupnya Felix? Emaknya lo? Lagian, Felix udah putus kok sama Changbin, jadi suka-suka dia dong mau deket sama siapa aja"

"Oh udah putus? Pasti si Felix cuma mau duitnya Changbin tuh, secara, Changbin kan anak orang kaya"

"Jaga ya mulut lo bangsat!"

"Udah yuk guys! Mending kita pergi" ucap salah satu gadis itu.

Seungmin memandang sinis kepada sekumpulan gadis-gadis tadi, bisa-bisanya mereka mengatakan hal yang tudak-tidak tentang sahabatnya.

"Liat aja, kalo sampe gue denger lo gosipin temen-temen gue lagi. Idup lo gabakalan tenang!" gumam Seungmin.

• t b c •

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang