28 : Lift

884 136 17
                                    

"Lix, dimana?" tanya seseorang disebrang sana.

"Di rumah"

"Gue udah dapet, pulang kantor nanti, gue kesana ya?" tanya nya lagi yang mendapat dengungan pelan dari Felix.

"Hm"

Setelahnya, sambungan itu terputus dan Felix kembali memfokuskan diri untuk mengemasi barang-barangnya kedalam koper.

Yang di telfonnya tadi adalah Chan, orang yang paling Felix percaya dan Felix andalkan. Setelah kepulangan Mama Seo, Felix segera meminta bantuan kepada Chan untuk dicarikan sebuah tempat tinggal yang jauh dari keramaian.

Dan selang beberapa jam setelahnya, Chan sudah mendapatkan apa yang dipinta oleh Felix.

Si manis menghela napas berat, begitu melihat lemarinya yang telah kosong karena pakaiannya yang telah berpindah jadi di koper. Hingga tanpa disadari, air mata kembali membasahi pipinya.

Banyak kenangan yang sudah tercipta di rumah ini, kenangannya dengan kedua orang tua, dan kenangannya bersama Changbin.

Felix seketika menghentikan aktivitasnya, ia menyembunyikan wajahnya di atas kedua lutut, ia tidak bisa meninggalkan rumah ini, banyak sekali kenangan disini, tapi ia tak mau menghalangi pertunangan Changbin.

Semua yang dikatakan oleh Mama Seo benar, Changbin sangat pantas bersanding dengan tunangannya itu dibandingkan dengan dirinya. Status Changbin juga setara dengan tunangannya.

Sebuah notifikasi mengalihkan atensinya,  ia melirik sekilas layar ponsel yang menyala itu. Sebuah notifikasi chat dari Changbin.

Kak Changbin♡

Sorry, belum bisa ke rumah
Gue lagi packing.
Besok malem lo ikut anter
gue ke bandara.
Ga butuh penolakan.

KAK CHANGBIN(♥ω♥*)
iyaa gapapa, semangat ya
packingnya!!

Jangan sampe ada yang
ketinggalan!!!
Aku sibuk, ga bisa anter
kakak heheheh

Ck, sok sibuk
Gue bisa beli waktu lo.
Udah, gue mau lanjut packing.

Okedeh👌👌
Semangat kakak sayang!!
Aku sayang kakak♡♡♡

Felix tak bisa menahan tangisnya ketika mengetikkan rentetan pesan itu. Rasanya sangat menyakitkan. Sungguh. Dadanya terasa sesak begitu mengingat kalau dirinya akan segera berpisah dengan orang yang tersayang.

◼◻◼◻◼◻◼◻

Felix berhenti mengemasi barangnya ketika mendengar suara pintu di ketuk, dengan cepat ia berjalan menuju pintu. Seperti yang telah dijanjikan Chan pada sambungan telfon pada siang tadi, dirinya datang untuk memberikan Felix kabar kalau ia sudah mendapatkan tempat tinggal yang baru untuk Felix tempati.

"Hei Lix, you okay?" tanya Chan begutu mendapati mata Felix yang sangat sembab dan hidungnya yang memerah karena terlalu lama menangis.

"Yes--"

"No, you not okay" potong Chan dan langsung menarik Felix kedalam pelukannya.

Begitu tubuhnya direngkuh oleh tubuh besar Chan, Felix kembali menangis, menumpahkan semua air matanya. Dan Chan hanya bisa menenangkan Felix dengan mengelus punggung itu pelan.

Tubuh mungil Felix ia bawa masuk ke dalam, karena tak enak bila dilihat oleh warga sekitar. Didudukkannya tubuh itu di sofa, masih dalam posisi berpelukan.

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang