38 : Permintaan

913 125 27
                                    

Eric datang di malam harinya, dengan membawakan susu formula dan pakaian bayi yang terlihat sangat menggemaskan. Ia meletakkan barang bawaannya di lantai, lalu tubuhnya didudukan pada satu kursi yang ada di dekat bangsal Felix.

Lelaki itu terus memandangi sosok manis didepannya yang tengah tertidur pulas. Wajahnya pucat dan matanya bengkak, pasti Felix sudah menangis berjam-jam batin Eric.

Tangannya terulur, menggenggam tangan lemah itu, ia mengusap pelan tangan yang tertancap oleh selang infus itu. Sangat menyakitkan rasanya ketika melihat orang yang kita sayangi tengah menderita seperti ini.

Ia ingin sekali membahagiakan lelaki manis didepannya ini, namun ia sadar diri. Cinta dan hati Felix sudah tak lagi padanya.

Kening Felix tiba-tiba berkerut, lalu matanya perlahan terbuka indah, membuat Eric yang melihatnya tersenyum bahagia.

"Eric?"

"Udah gapapa tidur aja" ucap Eric ketika Felix ingin bangkit dari tidurnya.

"Sorry ya, gue ga ada disaat lo butuh" lanjutnya dan langsung dibantah keras oleh Felix.

"Enggak Eric. Ini bukan salah lo kok. Salah gue sendiri yang kurang hati-hati"

"Anak lo... gimana?" tanya nya hati-hati.

"Dia ada di ruang NICU. Belum boleh gue peluk. Kata dokter, paru-paru dia belum bisa bekerja sebagai organ pernafasan karena kelahirannya yang terlalu cepat. Makanya sekarang dia harus di inkubator dulu" jelas Felix dengan nada yang sendu.

Eric mengelus lembut rambut Felix. Tak ingin berada di situasi yang akan membuat Felix sedih lagi, Eric kini mengalihkan topik dengan mengangkat barang bawaannya.

"Apa itu?" tanya Felix bingung, pasalnya yang Eric bawa ini terlampau banyak.

"Hadiah buat bayi. Tapi Lix, sorry, ini bajunya bekas ponakan gue. Tapi masih bagus-bagus kok Lix bajunya"

"Iya Eric, makasih ya udah bawain baju. Selama hamil, gue ga sempet beli soalnya"

Eric tersenyum lega, ia hanya takut kalau Felix tersinggung sengan pemberiannya.

"Namanya siapa deh kalo boleh tau?"

"Sunoo, namanya Seo Sunoo" jawab Felix dengan wajah yang tersenyum.

"Bagus namanya"

"Hehe iya, gue terinspirasi dari kartun doraemon aja sih. Tadinya mau gue namain Suneo. Tapi gue ga mau anak gue jadi kayak Suneo di doraemon. Makanya gue pilih nama Sunoo"

"Gemes banget sih lo Lix" ucap Eric seraya mencubit gemas pipi Felix.

"Ih apaansih? Gue ga gemes! Anak gue noh yang gemes" jawabnya lalu terkekeh pelan.

"Tapi Ric, ini banyak banget" lanjut Felix begitu ia melihat kembali kantung plastik yang Eric bawa

"Gapapa, untuk Suneo dari uncle Eric"

"SUNOO ERIC! BUKAN SUNEO!!"

◻◼◻◼◻◼◻

"Kak Chan" panggil Felix yang tengah terbaring di bangsalnya. Lelaki yang dipanggil hanya berdengung singkat karena matanya harus fokus pada buah ditangan.

"Gue mau pindah ke luar kota" ucap Felix membuat Chan yang tengah memotongkan buah mangga itu terkejut mendengarnya.

Chan meletakkan kembali mangga dan pisau itu di piring, lalu menatap Felix dengan tatapan serius.

"Kenapa harus luar kota? Nanti siapa yang bakal jagain lo sama Sunoo?"

"Kak Chan, gue ini udah bukan anak kecil lagi. Gue udah jadi orang tua sekarang. Gue ga mau, kalo gue menetap di rumah itu, Sunoo denger banyaknya omongan jahat orang-orang tentang statusnya yang lahir tanpa seorang ayah. Gue.. gue gabisa" ujarnya, diiringi oleh isak tangis setelahnya.

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang