33 : Keluar

1K 117 15
                                    

Felix mengerjap pelan, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah atap dan ruangan yang serba putih. Ia mengeryit heran, ia tak ingat apa yang sebenarnya terjadi. Dan ia pun bingung, mengapa ia bisa ada disini.

Apakah ini ruang rumah sakit? Ataukah..

"Felix" panggil seseorang yang langsung memeluk tubuhnya, lalu isakan mulai terdengar.

Seungmin, lelaki yang memeluk Felix kini menangis, tubuhnya bergetar hebat karena isakan yang semakin kuat. Melihat sahabatnya yang menangis, Felix semakin dibuat bingung. Ada apa ini sebenarnya?

"Seungmin.. Lo- lo udah ga marah sama gue?" tanya Felix ragu.

"Gue ga marah sama lo Lix"

"Terus lo kenapa diemin gue? Dan juga, lo kenapa nangis?"

Seungmin melepas pelukannya dan membantu Felix untuk duduk.

"Felix, lo gak papa? Ada yang sakit ga? Atau.. Lo lagi kepengen sesuatu gitu?" tanya Jisung

"Nggak, gue gapapa kok, dan gue ga pengen apapun. Tapi, gue kenapa bisa ada di sini?"

"Lo tadi pingsan Lix"

"Pingsan?" Seungmin, Jisung dan Jeongin mengangguk pelan.

"Iya Eric yang bawa lo kesini"

"Ericnya mana?"

"Woi tolong-- eh anaknya udah sadar. Lo di panggil ke ruang guru noh!" ucap salah satu murid yang tiba-tiba saja masuk ke ruang UKS. Membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh kearahnya

"Eh? Mau apa emangnya?" tanya Felix bingung.

"Udah Lix, biar gue aja yang kesana" sahut Seungmin yang sudah beranjak dari duduknya, namun terhenti ketika murid itu kembali berucap.

"Yang disuruh ke ruang guru itu Felix, Lee Felix. Emang nama lo Lee Felix?" tanya nya ketus. "Udah sana cepet! Gausah lelet jadi orang!" setelah mengatakan itu, murid tadi berlalu pergi.

"Cih, kenapa sih dia ngomongnya ketus banget? Ngomong baik-baikkan bisa!" gumam Felix.

Felix beranjak dari bangsal, hendak pergi menuju ruang guru untuk memenuhi panggilannya.

"Pelan-pelan Lix" ucap Seungmin berusaha membantu Felix berdiri.

"Gue gapapa Min, serius" ucap Felix seraya tersenyum manis, seolah meyakinkan sahabatnya itu kalau ia baik-baik saja dan akan baik-baik saja.

"Gue ke ruang guru dulu ya?" lanjutnya.

"Gue temenin ya?" usul Jeongin.

"Gausah, kalian tunggu gue dikelas aja ya? Gue gak papa kok" setelah mengatakan itu, Felix segera berjalan menuju ruang guru.

Sebenarnya, kepalanya masih terasa pusing dan perutnya masih sedikit nyeri. Tapi, ia tak ingin merepotkan dan membuat sahabat-sahabatnya itu khawatir.

Di sepanjang perjalanan menuju kantor, entah mengapa Felix merasa semua murid mencuri-curi pandang ke arahnya. Bukan tatapan yang senang, melainkan tatapan sinis yang sangat membuatnya risih.

Ada apa sebenarnya?

Lagi-lagi kalimat itu yang muncul di otaknya.

"Ada yang aneh kah dengan penampilan gue?" batin Felix.

Ia pun mempercepat langkahnya hingga sampai di depan ruang guru. Tangannya mengetuk pelan pintu didepannya. Dengan gugup yang melanda hati, Felix memberanikan diri untuk membuka pintu itu ketika mendapat izin masuk.

Hal yang pertama ia lihat ketika pintu berhasil ia buka adalah para guru yang sudah berkumpul, kepala sekolah juga seorang dokter yang Felix kenal sebagai dokter UKS.

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang