10 : Eric dan Perasaannya

1.4K 159 21
                                    

"Kak, jangan ngebut-ngebut plis!" pekik Felix pada Changbin yang sedang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Bukannya mendengarkan, Changbin malah makin mempercepat laju motornya, membuat Felix semakin memeluk erat pinggang Changbin.

Lima menit kemudian, keduanya sampai didepan rumah Felix.

"Turun!" pinta Changbin dan langsung dilakukan oleh Felix.

Felix turun dari motornya seraya memberikan helm pada Changbin.

"Kakak marah ya?"

"Pikir sendiri lah anjing!" ketusnya, lalu mengambil dengan kasar helm yang di sodorkan Felix

"Ih jangan marah, aku sama Eric cuma temenan kok, nggak lebih"

"Terserah!"

"Ish! Kakak jangan marah" bujuk Felix seraya menggelayuti lengan Changbin.

"Besok gue anter, sekalian kalo mau kemana-mana gue yang anter!" ucap Changbin membuat Felix kembali menegakkan tubuhnya.

"Kalo sampe gue liat lo make ojol apalagi dibonceng Eric, gue berentiin dijalan. Kalo bisa gue tabrak, gue bakar kendaraannya sekalian!"

"Hush! Kakak ga boleh gituu, ga baik tauu"

"Biarin! Biar gue puas! Biar lo liat kalo lo ga dengerin omongan gue, akibatnya gimana"

Felix menghela nafas pasrah, jika sudah berdebat dengan Changbin, ia pasti selalu kalah.

***

Seperti yang di ucapkan Changbin tadi malam, kalau kemana-mana Felix harus bersama dengannya. Dan saat ini Felix tengah duduk termenung didepan rumahnya, menunggu sang kekasih yang tak kunjung datang.

Waktu menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit, yang artinya lima belas menit yang akan mendatang, bel sekolah akan berbunyi dan gerbang akan tertutup.

Felix mendecak kesal, rasa gelisah kini menghantuinya.

"Aish, mana sih si Changbin? Tau gini gue naek ojol aja" pekiknya, lalu berdiri, hendak berangkat ke sekolah sendiri karena kesal menunggu Changbin yang terlalu lama.

Baru beberapa Felix melangkah, tubuhnya langsung di hadang oleh mobil berwarna hitam milik Changbin.

"Mau kemana?" tanya Changbin.

"Mau sekolah lah, kakak lama!"

"Masuk" Felix menurut, dan langsung masuk ke mobil Changbin, duduk tepat di samping kemudi.

Tak lama, mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang cukup ramai pagi ini.

"Kok kakak jemputnya pake mobil sih? Kenapa nggak pake motor aja kayak semalem?"

"Ribet banget sih lo jadi orang!"

"Ya maaf" lirih Felix dan terdiam, tak ingin berbicara lagi karena takut kalau Changbin marah.

Changbin yang melihat perubahan sikap Felix pun menghela nafas lirih.

"Gue cuma ga mau lo kena debu sama asap kendaraan. Puas lo?"

Felix menatap Changbin dengan tatapan tak percaya, mengulum senyumnya karena demi apapun ia jadi salah tingkah sekarang.

***

Good Kitten | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang