"Gamenya gimana Bang?" tanya Kak Yura.
"truth or dare"
Truth or Dare, permainan kejujuran katanya. Karena kita harus memilih antara jujur tentang suatu hal yang ada di kehidupan kita untuk pemilih truth atau melakukan sesuatu yang diminta oleh pemain lainnya untuk pemilih dare. Sangat simpel, tapi menurut ku dampaknya besar.
"Oke! Tapi ga boleh milih dare ya" usul Bang Haikal.
"Ya terus buat apa ego" balas Bayu dengan satu tamparan pelan.
Rani memandang pacarnya dengan menggeleng.
"Kenapa Ran?" tanya ku.
"Susah.. pacar ku susah..."
"Yeuh, ini teh neng geulis lagi jaga kesopanannya disini. Kalau sama aku mah beda Tri" ucap Bang Haikal, sekali lagi Ia mendapatkan tamparan dari orang yang berbeda. Kali ini Rani yang melakukannya.
"Woke! Berarti aku milih nih ya! Truth!"
"Apaan, gak seru! Masalah lo udah kebongkar semua Kal" ucap Bang Kaivan.
Bang Haikal terdiam sebentar dengan mulut terbuka.
"Apa? Rahasia lo apa sih yang belum diketahui banyak orang? Mantan lo, pacar lo sekarang, kenapa lo ada di Jogja padahal kuliah lo di Bandung, keluarga lo dimana, siapa keluarga lo. Semua udah tahu kali" kali ini Bang Chandra bekomentar. Betul, pengecualian untuk ku saja.
Kasihan Bang Haikal, menerima banyak hantaman dari teman-temannya sendiri. Tapi kalau diperhatikan Bang Haikal punya potensi untuk menjadi sasaran terbaik, karena hatinya sudah seperti baja. Kalau pacarnya saja sudah bersikap biasa ketika Bang Haikal "dikeroyok" akan mustahil semua ini membuatnya sakit hati.
Aku menghadap ke Rani.
"Memang siapa orang tuanya Bang Haikal?"
"Dosen, di kampus sini Tri" balasnya, aku tersontak kaget. Lantas bagaimana bisa anaknya justru diminta kuliah di Bandung alih-alih berkuliah disini? Tempat Bapaknya bekerja.
"Kal... Kal, orang tua kamu aja dosen di kampus ku. Memang ndak pernah diajar sih, tapi aku ngerti dia siapa" ucap Mas Nara.
"Siapa? Sebutin!" tanya Bang Haikal.
"Sir John, siapa yang ndak tahu Kal? Sejauh pengamatan ku hanya dia yang sering pakai kaos ke kampus"
"Wow" ucap ku reflek.
Aku menggeleng dengan cerita Mas Nara, menurut pendapat ku dari pejelasan perawakannya saja sudah kelihatan Sir John ini orang yang bebas. Aku tahu keadaan aturan kampus Mas Nara tidak sebebas itu termasuk untuk dosen dan para jajarannya.
"Yodah Dare"
Tiba-tiba Malvin berteriak.
"Yo, yo, yo! I know! Plis, Haikal seminggu jangan ngomong pakai Bahasa Sunda! Puyeng gua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sederhana
General Fiction"Jadi, nanti cerita kita hanya tentang kakak adik aja, Dek?" "Nggak, Mas. Kehidupan manusia kan bukan tentang keluarganya aja. Nanti orang bosan lihat kehidupan keluarga kita." Melihat dunia dari anak pertama, kedua, dan ketiga. Written by Gayatri...