Chapter 22 : Afraid

229 22 10
                                    

Su Ryeon merasakan sakit kepala hebat seperti ditusuk-tusuk, tubuhnya sangat lemas dan begitu dingin hingga terus menggigil hebat, nafasnya tersengal-sengal. Su Ryeon berpikir buruk, apakah ini adalah hari terakhirnya Dia hidup.

Namun jika memang ini hari terakhirnya Dia hidup, Dia bersyukur jika harus meninggal dipelukan orang yang dicintainya.

"Kepalaku sakit sekali. Dingin sekali. Aku tidak tahan lagi, apa Aku akan mati dipelukanmu?" Su Ryeon menanyakan apa yang ada dibenaknya saat itu.

"Su Ryeon-ssi,bertahanlah Kau pasti selamat." Jawaban Logan yang terlihat panik membuatnya lega, setidaknya Logan mencemaskan dirinya, entah karena cinta atau hal lain namun itu cukup membuatnya lega.

Su Ryeon tidak ingin ada penyesalan. Beberapa waktu lalu Su Ryeon pernah mengungkapkan perasaannya dalam kondisi tertekan saat Dia ketahuan menjadi Bear. Namun kali ini Dia ingin mengungkapkan perasaannya dengan benar sebelum meninggal, tidak peduli jawaban dan respon apa yang akan diterimanya. Dia hanya ingin Logan mengetahui perasaan cintanya yang begitu dalam.

"Mungkin ini untuk terakhir kalinya. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Su Ryeon meletakkan satu tangannya pada pipi Logan. "Saranghae Logan-ssi." Su Ryeon lalu terdiam sejenak.

Ungkapan perasaan Su Ryeon justru membawa Logan kembali ke peristiwa 5 tahun lalu. Dalam situasi dan suasana yang berbeda, apa yang diucapkan Su Ryeon mirip dengan yang dikatakan Hye Rin saat dalam keadaan sekarat dan berada dalam pelukan Logan "Saranghae Oppa, Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik." Saat itu Hye Rin juga menyentuh pipinya lembut meski tangannya berlumuran darah.

Su Ryeon melanjutkan ucapannya meski tampaknya Logan sudah tidak lagi mendengar ucapannya karena terhanyut dalam ingatan peristiwa 5 tahun lalu. Namun kini ucapan Su Ryeon semakin tidak jelas dan lirih.

"Aku tertarik padamu saat pertama melihatmu. Kau begitu mirip sosok pria yang sering hadir dimimpiku. Posturmu, warna kulitmu, rambutmu semuanya mirip. Saat itu Aku benar-benar meyakini Kau pria yang ada di mimpiku dan Kau jodohku." Su Ryeon tersenyum. "Itu sebabnya Aku mulai mengejarmu. Namun Kau begitu menyebalkan. Kau begitu sombong, acuh. Karena itu Aku mencoba menjadi Bear dan rupanya Kau menyukai Bear."

Sementara itu Logan ingat bagaimana perasaannya ketika memeluk Hye Rin dalam keadaan sekarat. Saat itu Dia sangat takut kehilangan Hye Rin. Hal yang sama kembali dirasakannya saat ini. Dia memeluk Su Ryeon dalam kondisi yang sangat lemah. Dia menyadari dirinya telah jatuh cinta pada Su Ryeon. Dia menjadi sangat takut kehilangan Su Ryeon. Dia tidak ingin kehilangan wanita yang dicintainya untuk kedua kali.

Logan menangis & berteriak histeris.
"Tidak, tidak, bertahanlah Su Ryeon-ssi...jangan tinggalkan Aku....Su Ryeon-ssi......." Logan terus menangis sambil memeluk Su Ryeon, kemudian menunduk.

"Logan ssi, Logan s-ssi." Panggil Su Ryeon lirih namun Logan tidak menengok hingga akhirnya tangannya menyentuh tangan Logan, membuat Logan menegakkan kepala dan menengok kearah Su Ryeon.

"Maukah Kau mengabulkan permintaan terakhirku? " tanya Su Ryeon lirih hingga Logan mendekatkan telinganya ke wajah Su Ryeon. Su Ryeon benar-benar berpikir akan meninggal beberapa saat lagi.

"Tentu saja, katakanlah." Jawab Logan.

"Maukah Kau menciumku?" Tanya Su Ryeon lirih namun mengagetkan Logan. Dia yang semula mendekatkan telinga ke Su Ryeon lalu melihat wajah Su Ryeon. "Maafkan, Aku tahu mungkin Kau tidak mencintaiku. Aku juga tak ingin merusak hubunganmu dengan Hye In. Aku hanya ingin berciuman dengan orang yang kucintai sebelum meninggal." Ucap Su Ryeon lirih.

Sejenak Logan tampak ragu, namun kemudian Dia sedikit menegakkan tubuh Su Ryeon. Tangan kiri Logan melingkar di punggung dekat leher Su Ryeon, sementara tangan kanannya masih memeluk tubuh Su Ryeon dari depan. Tangan kanannya lalu membelai pipi dan wajah Su Ryeon lembut kemudian kembali memeluk tubuh Su Ryeon dari depan.

You are My Dream (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang