🍁
Dika yang juga bangun kesiangan, mendadak heboh, meracau tak jelas sambil bersiap.
“Bibi kebiasaan nggak bangunin, udah tau sekarang hari senin,” gerutu Dika sambil menata buku di dalam tas.
“Bibi terus yang disalahin! Sudah tau hari senin harusnya pasang alarm!” sahut Lia dari dapur. Jarak kamar Dika dengan dapur cukup dekat, hingga terdengar jelas jika saling bercakap.
Dika tak menjawab. Setelah semua siap, ia segera keluar tanpa sarapan meski Lia terus memanggilnya.
Dika mengeluarkan motornya dan segera menyalakan mesin. Ketika ia memutar gas, seseorang memanggilnya, “Dika! Tunggu!”
Dika menoleh, melihat Melia berlari ke arahnya sambil membawa sebuah kotak makan. Dika tertegun beberapa detik menatap Melia dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Bahkan saat Melia berdiri di hadapannya saat ini. Harus Dika akui, gadis itu cukup cantik.
“Lo udah tahu, kan? Kalau lo dapat tugas buat jagain gue? Jadi mulai sekarang, kita berangkat dan pulang sekolah bareng, oke?” ujar Melia terengah-engah.
Dika beralih menatap kotak makan yang dipegang oleh Melia.
Dika berkata, “Itu--"
“Berangkat sekarang, Dika! Udah telat!" potong Melia yang langsung naik ke motor Dika tanpa aba-aba.
Jujur, Dika agak bingung dengan situasi ini. Ia belum pernah berangkat ke sekolah bersama perempuan. Ini akan menjadi hal aneh yang dialaminya, dan orang-orang yang melihatnya nanti.
'Plak!'
Sebuah pukulan pelan mendarat di punggung kanan Dika, menyadarkan cowok itu dari lamunannya.
“Oke-oke,” jawab Dika yang langsung menjalankan motornya.
**MLB**
Sekolah sudah sangat sepi, tempat parkir pun sudah penuh. Untung saja gerbang sekolah belum ditutup. Yang pasti upacara sudah selesai, dan perasaan Dika mulai tidak enak.
“Yah, auto dihukum gue!” gerutu Dika saat menghentikan motornya dekat tempat parkir.
Melia pun turun, menatap gedung sekolah yang sangat indah. Tidak terlalu mewah, dan tidak terlalu kecil. Penuh tanaman di sekelilingnya, sangat cocok untuk menyegarkan mata. Tanpa sadar, Melia tersenyum, mengabaikan Dika yang menggerutu sejak tadi.
“Kenapa baru datang?”
Keduanya menoleh ke asal suara. Datanglah pria paruh baya menggunakan seragam almamater guru berwarna cokelat. Ia membawa pentungan satpam sekolah yang ia pukul-pukulkan ke telapak tangannya pelan. Tatapannya pun menajam ke arah Dika, membuat nyali cowok itu menciut seketika.
“Tahu sekarang hari senin, kan? Atau kamu sengaja, kangen sama ruang BK?” tambah pak Rian, selaku guru BK.
“Saya beneran lupa, Pak, kalau sekarang hari senin, saya bangunnya kesiangan tadi,” balas Dika memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BODYGUARD (Tamat)
Teen Fiction"Kamu kembali, dengan memulai hal yang tak sama lagi." - Dika. ** Ini kisah Dika yang bertemu lagi dengan Melia, teman masa kecilnya. Kembalinya Melia di perumahan Oranye, membuat Dika harus menjaga Melia selagi Mamanya kerja di Malaysia. Kebersama...