MLB 7 - Pangeran

69 14 0
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Melia sedang sibuk di dapur membuat es jeruk untuknya dan Dika. Dalam hati ia terus menggerutu tak jelas, ia mengaduk es jeruknya dengan kasar.

“Kayaknya sengaja tuh bocah makan makanan gue, lihat aja sekarang, dia bakal bikin ulah yang bikin gue kesel!” gerutu Melia sambil melihat Dika yang duduk di ruang tamu sambil makan snacknya dan membuang bungkusnya ke lantai. “Untung aja manusia kayak Dika cuma satu di sini, coba kalau lebih, bisa mati berdiri gue!” lanjutnya.

Melia sengaja mengaduk es jeruknya dengan kasar hingga dentingan antara sendok dan gelas terdengar keras hingga ke ruang tamu, namun Dika sangat fokus pada lamunannya hingga mengabaikan kebisingan yang ia buat.

“Sial banget sih gue! Kenapa coba mama suruh gue buat bersikap baik sama keledai macam dia!” gerutu Melia semakin kesal.

Memang benar, saat pulang sekolah tadi, Dona menelepon, mengingatkan Melia untuk bersikap sebaik mungkin dengan Dika atau uang jajannya dipotong. Melia lebih setuju bersikap baik dengan Dika walau sulit daripada harus uang jajannya dipotong. Namun, ternyata itu tidak semudah yang ia kira.

**

Melia beranjak ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi dua gelas es  jeruk. Saat ia sampai di dekat tempat Dika duduk, ia mengurungkan niatnya untuk memanggilnya saat ia mendengar Dika bergumam. Sepertinya pria itu tak menyadari akan kehadirannya.

“Nggak bisa gini, gue harus bikin si jeruk lebih marah lagi, sebisa mungkin gue harus cegah dia suka sama gue.”

Melia tertegun beberapa saat. 'Apa gue nggak salah dengar?' pikirnya.

“Waaa!!” teriak Dika histeris saat menyadari kehadirannya. Melia coba untuk tetap tersenyum dan menahan untuk tidak emosi.

*

Dika meminum es jeruknya dengan cara yang Melia ajarkan. Pria itu terlihat menahan dingin di mulutnya mati-matian. Melia sengaja membuat Dika melakukannya untuk memberikan sedikit pelajaran karena bertingkah menyebalkan.

“Gimana? Merasa lebih baik?” tanya Melia.

“Lo bikin es batunya pakai air zam-zam?” tanya Dika balik.

“Air zam-zam? Di sini nggak ada yang jual air zam-zam,” jawab Melia santai.

“Kok bisa? Gue jadi agak lebih tenang sekarang.”

Melia menghela napas, memijat kepalanya yang terasa berat. “Harusnya gue suruh makan gelasnya sekalian,” gumamnya pelan.

Melia bingung melihat Dika melamun sambil menatap gelas kosong di tangannya. Hening, Melia tak mengalihkan pandangannya dari Dika yang tak berkutik sedikitpun.

“Kalau dilihat-lihat, bener kata bibi Lia, Dika agak mirip sama Hrithik Roshan,” gumam Melia pelan.

“NGGAK!” teriak Dika tiba-tiba histeris. Sontak membuat Melia tersentak.

MY LITTLE BODYGUARD (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang