🍁
Dika dan Melia duduk berhadapan di meja kantin sejak beberapa menit yang lalu. Dika sibuk menatap Melia yang makan jeruk yang dibelikannya dengan lahap. Terlihat seperti orang yang kelaparan sebulan.
"Kalau ada lomba makan jeruk terbanyak pasti juara satu nih bocah," gumam Dika heran. Melia terus melahap kurang lebih setengah kilo jeruk dalam waktu cepat. Bagi Melia, itulah cara dia melampiaskan emosi dan rasa frustasinya.
Dika melihat ponselnya yang baru saja menerima notifikasi. Pesan dari Herman.
"Lo dimana? Bisa bicara bentar?"
Dika segera membalas, "Gue sibuk, nanti aja gue hubungin lagi."
Dika langsung mematikan ponselnya dan kembali menatap Melia. Ia jadi merasa bersalah dengan gadis itu. Bagaimana pun juga dia adalah sumber dari apa yang dialami Melia barusan.
Melia tiba-tiba menghentikan makannya, menatap Dika lekat dan bertanya, "Tuh cewek keturunan mafia?"
"Kayaknya bukan," jawab Dika seadanya.
"Apa dulunya dia alumni rumah sakit jiwa?"
"Mana ada?"
"Mungkinkah dia sering kesurupan?"
"Nggak ada setan yang sudi masuk ke tubuhnya."
"Tapi marahnya kok kayak setan? Serem banget," gidik Melia ketika kejadian tadi melintas di otaknya.
"Lagian lo kenapa berani banget sih? Lo sadar kalau lo baru masuk ke sekolah ini, nggak seharusnya lo bersikap kayak gitu ke siapapun," tutur Dika.
"Kok lo nyalahin gue sih? Semuanya salah lo, lo yang mulai semua ini!" bantah Melia tak terima.
"Oke, salah gue, dan seharusnya lo melampiaskan kemarahan ke gue, bukan ke orang lain," balas Dika tak mau kalah.
"Gue emang mau mau melampiaskan ke lo, tapi gue cari lo kemana-mana nggak ada, gue tanya ke orang-orang pun mereka malah nanya balik ke gue dan bikin gue kesel!" Gerutu Melia. "Lo beneran pacaran sama Dika? Sejak kapan lo kenal Dika? Lo anak baru kok bisa sih ambil hatinya Dika?"
Dika hanya diam, ia benar-benar tak menyangka perbuatan sederhananya tadi pagi berdampak cukup besar pada Melia.
"Padahal menurut gue di sekolah ini yang lebih ganteng dari lo banyak, tapi kenapa mereka semua ngefans sama lo?" tambah Melia heran.
"Itu karena cuma gue yang masih jomblo di antara mereka," jelas Dika yang diangguki Melia.
Melia lanjut memakan sisa jeruknya dengan santai. Hingga Melia menyadari jika saat ini pula dirinya menjadi pusat perhatian seluruh isi kantin.
"Mimpi apa gue semalam sampai terus jadi pusat perhatian dan jadi topik utama di sekolah baru," geram Melia.
"Lo harus sabar punya teman ganteng kayak gue," balas Dika bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BODYGUARD (Tamat)
Teen Fiction"Kamu kembali, dengan memulai hal yang tak sama lagi." - Dika. ** Ini kisah Dika yang bertemu lagi dengan Melia, teman masa kecilnya. Kembalinya Melia di perumahan Oranye, membuat Dika harus menjaga Melia selagi Mamanya kerja di Malaysia. Kebersama...